Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Profil
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Opini
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Profil
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Opini
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Profil
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Opini
  • Infografis

HARI ANAK NASIONAL: Urgensi Memenuhi Hak Bermain

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi membuka kegiatan Car Free Day (CFD) dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (20/7/2025).

by Admin
Monday, 21 July 2025
A A
HARI ANAK NASIONAL: Urgensi Memenuhi Hak Bermain

Car Free Day, Hari Anak Nasional. (Sumber foto: Biro Humas dan Umum Kementerian PPPA/2025)

Jakarta, Prohealth.id – Menteri PPPA Arifah Fauzi mengatakan peringatan Hari Anak Nasional akan terselenggara secara desentralistik di seluruh sekolah di Indonesia.

Tujuannya adalah agar lebih banyak anak dapat terlibat langsung tanpa harus datang ke satu lokasi pusat. Adapun puncak peringatan Hari Anak Nasional mulai serentak pada 23 Juli 2025 di seluruh sekolah di Indonesia. Dengan mengusung tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045” dan tagline “Anak Indonesia, Kita Bersaudara”. Untuk itu, kegiatan CFD ini menjadi ruang inklusif yang menghadirkan 1.099 anak dari 82 satuan pendidikan.

BacaJuga

Kelaparan di Gaza, WHO Kecam Tindakan Pemiskinan

Lepas dari Rokok Bisa Lewat Permainan

“Mereka berasal dari beragam jenjang dan lembaga. Seperti; PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK, MTs, PKBM, SLB, dan pesantren di wilayah DKI Jakarta,” ujar Arifah.

Ia menyampaikan lima kegiatan utama dalam perayaan HAN 2025. Antara lain; senam anak hebat, permainan tradisional, kesenian daerah, dongeng pahlawan lokal, dan pemeriksaan kesehatan gratis. Ia mengatakan kegiatan tersebut bertujuan membangun kebersamaan, menumbuhkan cinta budaya, serta menjauhkan anak dari ketergantungan terhadap gadget.

Pendekatan ini sebagai respons atas meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak akibat pola asuh tidak tepat, penyalahgunaan gadget, dan minim interaksi sosial. Ia berharap HAN tahun ini membawa dampak nyata dalam kehidupan anak-anak sehari-hari tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya lokal.

“CFD bukan hanya sebagai ajang rekreasi, tetapi juga sebagai simbol kebebasan anak untuk bermain, berekspresi, dan tumbuh dalam suasana gembira,” katanya.

Kegiatan ini juga mengenalkan kembali berbagai permainan tradisional kepada generasi Z dan Alpha. Permainan seperti congklak, gangsing, damdaman, galasin, hingga lompat tali karet diperagakan anak-anak sebagai alternatif hiburan sehat yang mengurangi ketergantungan pada gadget.

Arifah menyerukan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam perlindungan anak. Ia mengingatkan tanggung jawab melindungi anak tidak hanya milik negara, tetapi juga tanggung jawab orang tua, guru, komunitas, dan masyarakat luas.

Dengan begitu, HAN 2025 ini menjadi penting untuk memperkuat komitmen seluruh elemen masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat, aman, dan ramah bagi anak-anak. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya HAN 2025.

Pembina Solidaritas Perempuan untuk Indonesia Kabinet Merah Putih (SERUNI KMP), Selvi Gibran Rakabuming yang turut hadir. Ia mengatakan pentingnya perayaan HAN tidak hanya terpusat di satu kota, tetapi dapat dirayakan secara merata di seluruh Indonesia. Tagline “Anak Indonesia, Kita Bersaudara” mengajak semua pihak untuk merayakan semangat kebersamaan ini di setiap sekolah dan daerah. Tujuannya agar anak-anak dari berbagai wilayah merasakan makna perayaan ini secara langsung.

Selvi menyerukan untuk menghidupkan kembali permainan tradisional yang sarat akan nilai-nilai kebersamaan dan kreativitas. Permainan tradisional seperti bola bekel, petak umpat, dan gobak sodor sebagai bagian dari kekayaan budaya yang mulai dilupakan oleh generasi muda. Permainan ini bukan hanya hiburan, tapi juga membentuk karakter anak-anak Indonesia.

“Kami berharap kegiatan seperti ini menjadi momentum untuk mengenalkan kembali budaya lokal kepada anak-anak sejak dini,” ujar Selvi.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri PPPA, Selvi Gibran Rakabuming, dan Istri Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Tri Suwasti turut bermain berbagai permainan tradisional bersama anak-anak. Misalnya; ular naga, gangsing, tapak gunung, congklak, catur, damdaman, balap jajar, damdas, galasin, dampu/demorak, lompat tali karet, hingga tapak gunung.

 

 

Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Bagikan:
Source: hari anak nasional
Tags: anak berhadapan dengan hukumanak berkebutuhan khusushak bermainhari anak nasionalKementerian PPPA

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Profil
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Opini
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.