Jakarta, Prohealth.id – Hari Anak Perempuan Sedunia yang jatuh pada bulan Oktober yang juga diperangati sebagai Bulan Peduli Kanker Payudara memberikan pemahaman kepada para perempuan bahwa mengalami kanker payudara bukan akhir segalanya
Menurut dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM, selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam Hemato Onkologi Medik dalam presentasinya berjudul ‘Mengungkap Fakta tentang Terapi Kanker Payudara HER2’ dia menyampaikan penting sekali untuk diketahui bahwa terapi sistemik pada kanker payudara tidak hanya kemoterapi, melainkan juga ada terapi hormonal, terapi target, dan imunoterapi yang diberikan sesuai dengan diagnosis masing-masing pasien.
Sebagai contoh, pasien kerap mengenal pengobatan dengan operasi yang mana proses ini mengangkat sebagian atau seluruh jaringan payudara dan kelenjar getah bening yang terkena kanker. Sementara itu, radioterapi adalah dengan menggunakan sinar atau partikel berenergi tinggi untuk menghancurkan sel kanker, dan kemoterapi adalah pemberian obat-obat sitotoksik (obat yang dapat mematikan sel kanker) untuk menekan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
Sementara itu, terapi hormonal adalah pemberian terapi yang menghambat
produksi atau kerja hormon yang berperan pada pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Adapun terapi target adalah pemberian obat-obatan yang secara spesifik menargetkan protein yang berperan penting pada pertumbuhan kanker.
Misalnya pada kanker payudara jenis HER2 positif yang merupakan jenis yang agresif, selain kemoterapi ada terapi target. Terapi target ini cara kerjanya spesifik menyerang protein HER2 di sel kanker. Pada jenis kanker payudara HER2 positif ini, obat terapi target dapat diberikan secara neoadjuvan (sebelum operasi) dan juga secara adjuvan (setelah operasi), umumnya dikombinasikan dengan obat kemoterapi agar lebih efektif untuk mematikan sel kanker.
Pada stadium dini, dia menyebut, para dokter umumnya memberikan obat untuk meminimalkan kemungkinan kanker kembali lagi, dan panduan klinis saat ini menunjukkan bahwa dengan terapi neoadjuvan dan adjuvan yang
efektif, akan memperbesar kemungkinan pasien untuk tetap bebas penyakit. Begitu pula di stadium lanjut, bukan berarti menyerah, tetapi tetap dapat diterapi dengan prinsip mengontrol kanker.
“Hal ini juga memperpanjang kesintasan, dan mengoptimalkan kualitas hidup sehingga tetap perlu memilih terapi yang efektif dan jangan ditunda-tunda,” dr. Jeffry menambahkan.
Sri Suharti selaku Ketua Harian Cancer Information and Support Center (CISC) mengatakan sebagai penyintas kanker payudara, dia sangat memahami kesulitan yang dirasakan para pasien kanker payudara untuk memahami penyakit dan pilihan-pilihan pengobatan yang ada.
“Terkadang kita terjebak pada mitos dan kekhawatiran yang membuat kita kesulitan untuk mengambil kendali terhadap penyakit kita,” kata Sri Suharti.
Oleh karena itu, berada dalam komunitas, mempelajari pengetahuan dan fakta medis tentang kanker payudara serta terus berdiskusi dengan dokter merupakan cara kita bisa terus melangkah dan meraih harapan.
Dalam peringatan Bulan Peduli Kanker Payudara ini, CISC, yang juga merupakan anggota Union for International Cancer Control (UICC), ingin turut berperan serta untuk memberikan dukungan serta layanan informasi pada masyarakat kanker dan awam menuju Indonesia Peduli Kanker.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post