Jakarta, Prohealth.id – PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) berkomitmen meningkatkan access to healthcare masyarakat Indonesia.
Berdasarkan data dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya diperkirakan 400.000 anak berusia 0-19 tahun mengidap kanker. Jenis kanker yang paling banyak menyerang anak-anak, yaitu leukimia, kanker otak, limfoma, dan tumor solid seperti neuroblastoma atau tumor wilms.
Untuk merespon kondisi ini setiap tahunnya, Kalbe rutin mengadakan kegiatan peringatan Hari Kanker Sedunia. Perayaan World Cancer Day 2024 berfokus pada kanker anak dengan tema Through Your Hand: Finding Good in Bad.
Untuk itu, Kalbe pun memperhatikan permasalahan kanker anak. Kalbe melalui anak usahanya, PT Global Onkolab Farma (GOF), memperingati Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day) 2024.
Tahun ini, Kalbe mengajak anak pejuang kanker mengikuti kegiatan melukis bersama untuk menghasilkan karya. Selanjutnya, para pelukis bisa menikmati karya tersebut.
Sekitar 75 peserta dari Jabodetabek hadir, baik pasien kanker anak maupun orang tua. Selain kegiatan melukis, Kalbe juga mengadakan edukasi kesehatan dan sharing session survivor kanker anak dengan konsep talk show, untuk orangtua dari anak pejuang kanker.
Group Marketing Head dari PT Global Onkolab Farma, Yoppy Hadi Soeyanto menyatakan, perayaan ini merupakan bentuk nyata kepedulian Kalbe terhadap penyakit kanker anak dan orang tua yang memiliki anak pejuang kanker.
“Apalagi orangtua dari anak pejuang kanker mengalami berbagai situasi, seperti tantangan menjaga kesehatan fisik, mental, finansial, maupun mereka dalam menjaga anak pejuang kanker,” ujarnya di Ganara Art Space, Plaza Indonesia, (25/2/2024).
Pendiri, Psikolog, dan Self Growth & Parenting Coach Klinik Piskologi Ruangtumbuh.id, Irma Gustiana menyatakan orang tua dengan lebih dari satu anak biasanya kesulitan. Termausk jika ada salah satu anak terdiagnosis kanker, orang tua cenderung memberikan perhatian lebih kepada anak yang sakit.
“Tak jarang sibling atau saudaranya sering terabaikan yang akan memengaruhi kehidupan sibling, baik fisik maupun mental,” tuturnya.
Irma menjelasakan bahwa mengurus dan membesarkan anak merupakan tantangan tersendiri untuk orangtua, apalagi jika memiliki anak yang berjuang melawan kanker. Orangtua harus memahami bagaimana cara tepat menghadapi anak yang didiagnosis kanker. Umumnya, anak pejuang kanker merasa ketakutan terhadap penyakit dan prosedur pengobatan yang melelahkan.
Tak hanya itu, lamanya pengobatan kanker dan efek samping dari obat kanker dapat menyebabkan trauma dan tekanan pada anak. Setiap respons dari masing-masing kondisi pun menimbulkan reaksi yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada sifat, kepribadian, usia, sikap sosial, dan hubungan antara anak dan orang tua. Reaksi yang biasanya muncul meliputi rasa khawatir, minder, tidak aman, dan kekhawatiran akan masa depan.
Ia mengingatkan, tantangan tambahan bagi orangtua dalam proses parenting adalah ketika harus membesarkan anak yang berjuang, sembari membesarkan anak lain atau saudara (sibling) yang sama-sama membutuhkan perhatian dari orangtua.
“Anak yang memiliki saudara pejuang kanker sangat rentan untuk mengalami perubahan emosi, psikologi, dan perkembangan sosial. Saudara dari anak pejuang kanker juga sering kali kurang mendapatkan perhatian, baik dari keluarga maupun tenaga kesehatan,” tambah Irma.
Respons seorang sudara kadang-kadang tak sama. Beberapa merespons positif dengan lebih perhatian, penuh kasih sayang, dan empati kepada saudaranya yang sakit.
Bungsu Ramadhina, survivor kanker berusia 19 tahun yang terdiagnosis Leukemia Limfoblastik Akut (ALL) pada April 2012 dan remisi pada Agustus 2014 bersaksi ia banyak mendapat perhatian dari saudara.
“Saat aku sakit, Kakakku lebih perhatian bahkan sampai sekarang. Kakakku juga yang mengenalkanku ke dunia dance, terutama K-Pop dan J-Pop. Aku bisa berjuang sejauh ini dan menjadi dancer karena support Kakakku juga,” tambah pelajar sekaligus dancer Invasion Dance Crew (KPOP Dance & Sing Cover Community) itu.
Cerita pengalaman Bungsu diharapkan dapat menjadi penyemangat untuk pejuang kanker anak dan orangtua pasien kanker anak. Hal ini selaras dengan topik talk show yaitu, “The Importance of Fair Parenting” dalam perayaan World Cancer Day tahun 2024 ini. Selain itu, topik tersebut dapat mengedukasi para orang tua ketika membesarkan anak dengan kanker.
Brand Ambassador Nutrican Xential, Shahnaz Haque menyatakan acara ini sebagai wadah komunikasi dari para orangtua dengan kebutuhan yang sama untuk sama-sama berdiskusi sembari belajar kembali terkait dengan parenting.
“Acara ini sangat baik untuk dilakukan secara rutin karena proses parenting merupakan never ending learning bagi orang tua,” ucapnya.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post