HARI KASIH SAYANG: Manfaat Jatuh Cinta untuk Kesehatan

Jakarta, Prohealth.id – Jatuh cinta ternyata punya banyak manfaat bagi kesehatan, baik fisik maupun mental.

Berikut beberapa di antaranya dari berbagai sumber yang dihimpun oleh Prohealth.id.

1. Meningkatkan Kesehatan Jantung

Jatuh cinta dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung. Perasaan bahagia yang muncul saat jatuh cinta membantu tubuh melepaskan hormon seperti oksitosin, yang bisa meredakan stres dan menstabilkan detak jantung.

2. Mengurangi Stres dan Depresi

Ketika jatuh cinta, tubuh memproduksi lebih banyak hormon dopamin dan serotonin, yang bisa meningkatkan suasana hati dan mengurangi kecemasan. Ini membuat seseorang lebih rileks dan bahagia.

3. Meningkatkan Sistem Imun

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang menjalin hubungan romantis yang sehat cenderung memiliki sistem imun yang lebih kuat. Ini berarti tubuh lebih tahan terhadap penyakit seperti flu dan infeksi lainnya.

4. Memperpanjang Umur

Hubungan yang harmonis dan penuh cinta dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang umur. Studi menunjukkan bahwa pasangan yang bahagia cenderung hidup lebih lama dibandingkan mereka yang sering merasa kesepian.

5. Membantu Mengurangi Nyeri

Hormon oksitosin dan endorfin yang meningkat saat jatuh cinta berfungsi sebagai pereda nyeri alami, sehingga dapat membantu mengurangi sakit kepala atau nyeri kronis seperti migrain dan arthritis.

6. Membantu Tidur Lebih Nyenyak

Rasa nyaman dan aman yang muncul saat mencintai dan dicintai dapat mengurangi kecemasan, sehingga seseorang bisa tidur lebih nyenyak dan berkualitas.

7. Meningkatkan Motivasi dan Produktivitas

Jatuh cinta bisa menjadi dorongan besar untuk seseorang lebih semangat dalam bekerja atau menjalani aktivitas sehari-hari, karena adanya perasaan bahagia dan termotivasi.

Jadi, selain membuat hati berbunga-bunga, jatuh cinta juga memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, tentu hubungan yang sehat dan penuh kasih sayang lebih berpengaruh dibandingkan hubungan yang toksik.

Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi