Jakarta, Prohealth.id – Hari Kesehatan Sedunia setiap tanggal 7 April membawa makna yang mendalam bagi peningkatan kualitas kesehatan manusia. Tema yang diangkat tahun ini adalah ”healthy beginnings, hopeful futures” atau ”awal yang sehat, masa depan yang penuh harapan”.
Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany mengatakan tema Hari Kesehatan Sedunia tahun ini menggambarkan visi investasi kesehatan yang berlaku untuk semua kalangan. Utamanya untuk anak muda maupun harapan generasi muda seperti ibu hamil. Peringatan tahun ini juga mengajak semua pihak lebih fokus dan lebih peduli terhadap kesehatan ibu hamil dan anak untuk masa depan yang lebih baik.
“Setiap ibu hamil yang sedang mengandung anaknya pasti berharap supaya anaknya bisa sehat, cukup gizi, tidak terkena penyakit menular yang berasal dari ibunya atau pihak lain sehingga bayinya bisa lahir dengan sehat, tidak berpotensi stunting. Karena kalau anak sudah sehat sejak dalam kandungan, lahir sehat, maka di masa depan anak ini bisa menjadi modal bangsa,” ujar Hasbullah melalui sambungan telepon kepada Prohealth.id, Rabu (9/4/2025).
Menurut Hasbullah, kesehatan anak sebelum kelahiran sangat penting. Hal ini mengingat perkembangan otak manusia mulai sejak 1000 hari pertama di dalam kandungan. Apabila terganggu, akibatnya adalah ketidaklengkapan pertumbuhan otak yang sifatnya permanen sehingga sulit untuk dikembangkan di masa depan. Oleh karena itu, menjaga kesehatan anak sejak dalam kandungan sangat penting dan tidak hanya menjadi kewajiban ibu hamil tetapi semua pihak harus terlibat.
Menjaga kesehatan anak sejak sebelum kelahiran sangat hopeful, lanjut dia, mempunyai harapan besar di masa depan. Inilah bagian yang penting di dalam investasi kita. Pepatah China menyebutkan apabila ingin mendapatkan investasi yang menghasilkan dalam ratusan sampai ribuan tahun maka tanamlah manusia.
“Artinya, investasi kepada sumber daya manusia. Itu bagian dari healthy beginnings, hopeful futures maka kita harus belajar betul meningkatkan kesadaran investasi kesehatan dan tentu saja kesehatan yang baik, otak yang baik bisa menerima pendidikan yang baik,” tegas Hasbullah.
Namun kesehatan anak dan ibu hamil sangat rentan terpapar rokok yang berasal dari lingkungan keluarga maupun masyarakat. Padahal banyak penelitian membuktikan bahwa rokok sangat berpengaruh besar terhadap stunting dan tingkat kecerdasan anak. Oleh karena itu, anak dan ibu hamil harus dilindungi dari paparan rokok.
Hasbullah mengungkapkan bahwa pengaruh rokok terhadap kejadian stunting dan menurunkan tingkat kecerdasan sudah terbukti melalui banyak penelitian. Masyarakat harus sadar tentang bahaya rokok. Tidak ada gunanya merokok, mubazir, dan hanya memperkaya orang-orang yang memburu uang, untuk kepentingan mereka.
“Jangan lagi belanjakan uang untuk beli rokok. Belikanlah telur, protein, untuk keluarga kita, untuk tetangga kita, untuk saudara kita yang miskin, tidak mampu. Itu jauh lebih bermanfaat daripada beli rokok yang merusak diri kita, merusak keluarga,” tegas Hasbullah yang juga Ketua Komnas Pengendalian Tembakau.
Hasbullah juga mengingatkan para pejabat di daerah untuk memperkuat kawasan tanpa rokok. Dengan begitu, anak muda terlindungi sehingga generasi emas pada tahun 2045 dapat terwujud. Jangan terkecoh pada iming-iming uang hasil rokok, hasil cukai pada sekarang ini yang dapat merusak masa depan generasi muda.
“Itu bukan konsep healthy beginnings, hopeful futures. Justru itu adalah konsep sick unhealthy beginning, destroying our future,” ujar dia.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengangkat tema “healthy beginnings, hopeful futures” untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Tujuannya untuk mengurangi angka kematian pada kelompok tersebut. Kampanye ini mengajak pemerintah dan organisasi kesehatan di seluruh dunia untuk memberikan dukungan finansial dan sumber daya untuk program-program yang mendukung kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Setiap tahunnya, hampir 300.000 ibu meninggal dunia akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Sementara itu, lebih dari 2 juta bayi meninggal sebelum berusia satu bulan. Jika tren ini terus berlanjut, banyak negara tidak akan mencapai target global untuk memperbaiki kelangsungan hidup ibu pada 2030. Oleh karena itu, penting perawatan berkualitas tinggi yang mendukung kesehatan fisik dan mental ibu, serta kesejahteraan bayi baru lahir.
Kampanye ini tidak hanya berfokus pada komplikasi persalinan, tetapi juga pada kondisi kesehatan mental, penyakit tidak menular, serta akses terhadap keluarga berencana. Ibu dan keluarga membutuhkan dukungan perundang-undangan dan kebijakan yang melindungi hak kesehatan mereka. Oleh karena itu, sistem kesehatan harus mampu menangani berbagai masalah kesehatan yang berdampak pada kesehatan ibu dan bayi.
”Kesehatan kita dimulai sebelum kelahiran. Kesehatan adalah warisan lintas generasi yang diwariskan dari kakek-nenek kepada orangtua kepada kita,” ujar Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia untuk Asia Tenggara Saima Wazed dalam pernyataan resminya dalam laman resmi WHO, Senin (7/4/2025).
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post