Jakarta, Prohealth.id – Berdasarkan Pusdatin Kemenkes (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan) tahun 2022, jumlah lansia di Indonesia terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2016, terdapat sekitar 22 juta populasi lansia di Indonesia, sedangkan tahun 2022 meningkat menjadi 31 juta lansia. Laju pertumbuhan populasi lansia tersebut perlu diseimbangkan dengan kualitas hidup yang baik, agar para lansia dapat tetap sehat, kuat, dan produktif.
Untuk itu Kalbe menggelar kegiatan bertema Healthy Geriatric, Good Quality of Life ini diselenggarakan di Galea Ethimo, Rumah Perubahan.
Tahun 2023, acara rutin tahunan ini dihadiri oleh sekitar 300 lansia dari berbagai komunitas di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Di antaranya, Forum Komunikasi Lanjut Usia (FKLU), Ikatan Keluarga Pensiunan Listrik Negara (IKPLN), Komunitas Lansia Bugar Ceria, dan sejumlah komunitas senam.
Presiden Direktur PT Finusolprima Farma Internasional, a Kalbe Company, dr. Selvinna, M.Biomed menyatakan perayaan ini merupakan bentuk kepedulian Kalbe terhadap kaum lanjut usia (lansia), agar tetap menjaga kualitas hidup. Lansia sendiri merupakan kelompok usia yang perlu perhatian khusus, apalagi lansia sering kali mengalami penurunan fungsi tubuh.
“Penurunan kondisi fisik berpengaruh terhadap produktivitas lansia, sehingga keseimbangan nutrisi perlu dijaga melalui asupan bergizi setiap harinya,” ujar dr. Selvinna, melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Rabu (31/5/2023).
Ia menambahkan, Kalbe berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup para lansia melalui rangkaian acara HLUN, berupa edukasi kesehatan dalam seminar atau talk show dan pemeriksaan kesehatan.
“Juga dilakukan pengembangan komunitas lansia yang kreatif dan berkesinambungan seperti pertemuan rutin hingga gathering. Perayaan HLUN juga akan berlangsung pada 11 Juni 2023 di Yogyakarta, Old Shanghai Sedayu City, dan Pantjoran PIK,” tambahnya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri, dr. Ika Fitriana, Sp.PD-K.Ger, lnsia yang sehat artinya sehat secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial.
“Agar kelak tetap menjadi lansia sehat, kita membutuhkan tubuh yang mampu menopang aktivitas sehari-hari, sehingga tetap mandiri dan produktif selama mungkin,” jelasnya.
Ia memaparkan, otot memiliki peran penting bagi tubuh untuk menopang aktivitas sehari-hari. Salah satu kelainan pada otot yang berhubungan dengan proses penuaan adalah sarkopenia. Sarkopenia adalah kehilangan massa dan/atau kekuatan otot yang dapat disertai dengan penurunan performa fisik.
Lansia yang menurun performa fisiknya sudah pasti akan terganggu aktifitasnya, mengalami gangguan kesehatan, seperti cepat lelah dan renta hingga membutuhkan alat bantu untuk beraktivitas, mudah sakit, dan jika sudah sakit sulit untuk kembali aktif, mudah jatuh yang pada akhirnya meningkatkan risiko patah tulang, serta mudah mengalami gangguan depresi.
“Kabar baiknya, sarkopenia bisa dicegah sejak dini. Kesehatan otot dapat dijaga dengan memperhatikan nutrisi dan latihan fisik. Latihan yang saat ini dianjurkan adalah latihan fisik multimodal dengan memperhatikan nutrisi kaya protein dan zat-zat yang khususnya diperlukan untuk kerja otot, di antaranya berbagai elektrolit (yang ada dalam sayur dan buah), omega 3, antioksidan, vitamin D, dan mineral seperti kalsium,” papar dr. Ika.
Lansia juga perlu berhati-hati terhadap ragam penyakit baru yang dapat muncul secara mendadak. Berkaca dari pandemi Covid-19, Center for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa lansia yang berusia diatas 65 tahun lebih rentan dan akan mengalami tingkat keparahan yang lebih tinggi terhadap infeksi Covid-19. Penyebabnya, kata dr. Ika, kondisi tubuh dan sistem imun lansia semakin melemah, terutama jika mengidap penyakit kronis bawaan.
Founder Rumah Perubahan, Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, mengatakan setelah pandemi Covid-19, masyarakat dunia bimbang karena tidak tahu kondisinya akan seperti apa, atau ada penyebaran penyakit apa saja. Hendaknya masyarakat jangan lengah. Perubahan iklim, kepadatan penduduk, dan media sosial, mengakibatkan banyak hal berubah.
“Maka, harus direspons dengan gaya hidup sehat agar kita tetap bisa produktif,” pesan Rhenald.
Ahli Gizi sekaligus Brand Owner Entramix & Entrasoy, Airin Levina, S.Gz. menambahkan, salah satu cara memenuhi asupan lansia adalah dengan menambahkan makanan cair.
“Entramix dan Entrasoy merupakan pilihan makanan cair, karena keduanya memiliki CAKEP (Calsium, Karbohidrat, Energi, dan Protein) yang berguna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi lansia untuk tetap hidup sehat, kuat, dan produktif,” tutur Airin.
Airin mengatakan, Entramix terbuat dari 100 persen protein hewani dari susu whey dan kasein. Sedangkan Entrasoy terbuat dari 100 persen protein nabati (soya atau kedelai).
Entrasoy cocok bagi lansia yang alergi protein hewani, laktosa, dan menganut pola hidup vegan. Entramix atau Entrasoy dapat diminum satu gelas setiap hari untuk memenuhi nutrisi seimbang bagi orang lanjut usia.
Discussion about this post