Jakarta, Prohealth.id – Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menggelar diskusi publik dengan tema “The Hidden Crisis of Obesity” di Perpustakaan Taman Literasi Martha Tiahahu, Jakarta, 4 Maret 2023, untuk memperingati Hari Obesitas Sedunia.
Hari Obesitas Dunia 2023 mengusung tema global “Changing Perspectives: Let’s Talk about Obesity” dan tema nasional “Kenali, Cegah, dan Atasi Obesitas untuk Hidup Lebih Sehat dan Produktif.” Peringatan Hari Obesitas Sedunia menjadi relevan sesuai dengan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menemukan kasus diabetes pada anak di tahun 2023 naik tajam hingga 70 kali lipat dengan angka 2 per 100.000. Saat ini IDAI mencatat sekitar 1.645 total kasus diabetes pada anak. Padahal pada tahun 2010, kasus diabetes pada anak hanya 0,028 per 100.000. Adapun data kasus ini berasal dari 15 kota yakni; Jakarta, Surabaya, Palembang, hingga Medan. Kota Jakarta dan Surabaya merupakan dua kota dengan kontribusi angka kasus terbesar dibandingkan kota-kota lain.
Berkaca dari kondisi ini, pemerintah sedang mengkaji instrumen aturan untuk menekan konsumsi makanan dan minuman manis yang memicu diabetes pada anak, agar bisa diaplikasikan per tahun 2024. Salah satu opsinya adalah melalui cukai. Berdasarkan informasi yang dihimpun Prohealth.id, Kementerian Kesehatan memang sudah menyurati Kementerian Keuangan untuk mempercepat aturan cukai minuman berpemanis.
Chief of Policy and Research CISDI, Olivia Herlinda, memaparkan peran penting cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) sebagai salah satu regulasi menciptakan lingkungan yang tidak obesogenik. Lingkungan obesogenik adalah lingkungan yang mendukung terjadinya obesitas atau kenaikan berat badan berlebih.
Olivia menegaskan besarnya peran masyarakat sebagai faktor eksternal untuk mencegah obesitas dan diabetes. Ia menilai pola pandang masyarakat melihat obesitas harus diubah sebab awalnya, obesitas dianggap kondisi yang disebabkan individu sendiri. Padahal, obesitas didorong faktor lingkungan.
“Karena itu, dibutuhkan koordinasi lintas sektor dan dukungan berbagai regulasi mengubah sistem yang ada, termasuk mengimplementasikan cukai MBDK untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat,” ujar Olivia.
Ia mengutip hasil studi elastisitas harga MBDK yang dilakukan CISDI yang menemukan bahwa permintaan MBDK akan turun 1,38 persen setiap kenaikan harga 1 persen.
“Artinya, masyarakat akan kurangi konsumsi MBDK, yang merupakan salah satu penyebab obesitas, bila cukai jadi dikenakan. Penerimaan cukai MBDK pun bisa dimanfaatkan untuk program-program peningkatan kesehatan masyarakat,” sambung Olivia.
Astrid C. Padmita, selaku Staf Gizi UNV UNICEF spesialis obesitas menjelaskan kenaikan prevalensi obesitas di Indonesia tidak terlepas dari faktor makanan dan lingkungan yang semakin mendukung peningkatan resiko obesitas.
Beberapa faktornya antara lain pertumbuhan eksponensial gerai makanan cepat saji, rendahnya akses ke air layak minum, minimnya dan buruknya kualitas infrastruktur olahraga publik, serta paparan yang tinggi terhadap iklan makanan dan minuman tinggi gula, garam, dan lemak menyebabkan masyarakat sulit menerapkan pola makan sehat dan gaya hidup aktif.
Astrid menegaskan, isu oobesitas ini harus menjadi perhatian masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan, karena berdasarkan hasil survei nasional beberapa tahun yang lalu yang disajikan pada Studi Analisis Lanskap Kelebihan Berat Badan dan Obesitas di Indonesia yang diluncurkan UNICEF Indonesia, satu dari lima anak usia sekolah, satu dari tujuh remaja dan satu dari tiga orang dewasa di Indonesia hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
Ahli Gizi, DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum, menambahkan obesitas yang merupakan “gerbang masuk” dari berbagai penyakit tidak menular bisa dicegah sejak dini dengan pemahaman tentang tata laksana pengolahan makanan bergizi serta penerapan pola hidup sehat. Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting dalam menyediakan lingkungan yang sehat terutama untuk anaknya.
Selain diskusi publik, terdapat pula pameran yang menunjukkan kandungan gula dalam berbagai MBDK di Taman Literasi. Rangkaian kegiatan peringatan Hari Obesitas Dunia juga dilanjutkan pada Minggu, 5 Maret 2023, di acara Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day/CFD) Jalan Sudirman – Jalan MH Thamrin, dengan zumba bersama dan pengecekan kesehatan dasar yang dilakukan bekerja sama dengan P2PTM, Kemenkes RI, dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Momentum ini digunakan untuk mengkampanyekan cara mengubah pola pandang terhadap obesitas, mencegah stigma yang dihadapi orang-orang yang hidup dengan obesitas, serta memperbaiki sistem yang berkontribusi terhadap obesitas.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post