Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyakit rabies ditemukan di lebih dari 150 negara di dunia. Infeksi penyakit ini menyebabkan puluhan ribu kematian di dunia setiap tahunnya, utamanya di Asia dan Afrika.
Penyakit ini sudah dikenal sejak tahun 2300 Sebelum Masehi (SM) yaitu sejak zaman pemerintahan Babilonia dan Yunani Kuno. Walaupun merupakan penyakit tertua di dunia, penyakit ini masih saja didapati di berbagai negara sampai dengan saat ini, salah satunya di Indonesia.
Setidaknya, 26 provinsi di Indonsia ada dalam situasi endemis rabies dan 8 provinsi lainnya adalah bebas rabies. Sekitar 60 persen wilayah Indonesia masih merupakan daerah endemis rabies. Adapun Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi dengan kasus dan kematian akibat rabies, termasuk pada tahun 2022 ini, yang tentu perlu jadim perhatian sehubungan pertemuan puncak G20 akan diselenggarakan dalam waktu tidak lama lagi.
Dalam pesan singkat yang diterima Prohealth.id, Prof. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini menjelaskan, penyakit rabies disebabkan oleh virus rabies dari family Rhabdoviridae yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan. Virus rabies ditularkan melalui air liur hewan penderita rabies pada gigitan hewan penular rabies (HPR) atau luka terbuka. Penularan rabies pada manusia utamanya melalui gigitan anjing dengan persentase mencapai 98 persen, atau bahkan sampai 99 persen, dan binatang lain seperti kucing dan kera sekitar 2 persen.
Sebenarnya penyakit ini dapat dicegah dengan penanganan kasus gigitan hewan penular rabies sedini mungkin. WHO menyebutkan bahwa pemutusan penularan dapat dilakukan dengan vaksinasi pada anjing dan juga mencegah terjadinya gigitan anjing.
Baca Juga: LAPI Mulai Pasarkan Obat Anti-Alergi
Lebih lanjut, Prof. Tjandra menjelaskan bahwa rabies punya dua aspek, pertama ini adalah penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia, dan ke dua bahwa rabies adalah salah satu penyakit tropik terabaikan neglected tropical diseases (NTD).
Mengingat rabies adalah penyakit zoonosis maka pendekatan “One Health” alias Kesehatan Satu Bersama yang selama setahun terakhir digaungkan di seluruh dunia merupakan cara penanggulangan yang amat tepat.
“Kita ketahui bahwa One Health merupakan pendekatan untuk mengkolaborasi dan mengkoordinasikan program dan kegiatan kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan,” tutur Prof. Tjandra.
Dari kacamata kesehatan manusia maka strategi penanganan kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) pada dasarnya dilakukan melalui tiga aspek.
Pertama meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan melalui dua cara, ke satu meningkatkan jumlah “rabies center” sebagai pusat pelayanan kasus GHPR dan pusat promosi kesehatan rabies dan ke dua melakukan pelatihan tenaga kesehatan dalam tatalaksana kasus GHPR.
Baca Juga: Gak Percaya? Ini Fakta Industri Rokok Rusak Ekosistem
Sementara itu, aspek ke dua strategi ini adalah meningkatkan ketersediaan dan distribusi logistik vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR). Aspek strategi ke tiga adalah penguatan jejaring lintas program dan lintas sektor untuk penanganan kasus GHPR terpadu.
Prof. Tjandra yang juga mantan Dirjen P2P serta Kepala Balitbangkes Kementerian Kesehatan menambahkan, rabies adalah masalah kesehatan penting yang perlu ditangani bersama. Oleh karenanya pada peringatan hari Rabies Sedunia perlu diikuti dengan kegiatan nyata di lapangan. Di Indonesia misalnya, ada kegiatan penyuntikan massal pada anjing di Bali, dan ada seminar ilmiah di RS Pusat Infeksi Sulianti Suroso (RSPI-SS), juga di Universitas Udayana.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto bersama Kepala Bidang Penyakit Tidak Menular Kemenko PMK Rama Prima Syahti Fauzi mengatakan melalui Instagram mengingatkan beberapa tips untuk mencegah penyakit rabies.
Pertama, jika memelihara anjing jangan diliarkan. Kedua, kalau punya peliharaan sebaiknya segera divaksinasi rabies. Ketiga, jika tergigit peliharaan yang terinfeksi rabies maka segeralah mencuci luka dengan sabun dan lapor ke puskesmas untuk divaksinasi.
Selanjutnya: Punya Alergi? Kenali 4 Gejalanya
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Cek artikel lain di Google News
Discussion about this post