Magelang, Prohealth.id – Dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) sebagai konferensi nasional di bidang pengendalian tembakau yang diadakan sejak tahun 2014 membuat kegiatan pre-event berupa Youth Forum.
ICTOH memang rutin diselenggarakan setiap tahunnya mengangkat tema yang sama dengan World No Tobacco Day di tingkat global. Rangkaian ICTOH pada tahun ini terdiri dari: pre-event, event, dan post-event berupa; Youth Forum, ICTOH, dan Field Trip. Rangkaian acara pre-event Youth Forum 2023 ini telah memasuki tahun ke-7 dengan menyajikan berbagai kegiatan meliputi talk show, interactive session, workshop, konferensi pers, dan youth declaration (deklarasi anak muda).
Penyelenggaraan Youth Forum yang ke-7 dalam rangkaian ICTOH 2023 tak lepas dari temuan data Global Youth Tobacco Survey Indonesia 2019, ada 19,2 persen siswa, lalu 35,6 persen anak laki-laki, dan 3,5 persen anak perempuan saat ini menggunakan produk tembakau baik elektronik maupun konvensional.
GYTS 2019 juga menemukan 18,8 persen siswa, 35,5 persen anak laki-laki, dan 2,9 persen anak perempuan saat ini merokok; masih ada 19,2 persen siswa, 38,3 persen anak laki-laki, dan 2,4 persen anak perempuan saat ini merokok konvensional. Sisanya ada 1,0 persen siswa, 1,4 persen anak laki-laki, dan 0,7 persen anak perempuan saat ini menggunakan produk tembakau lainnya.
Temuan tersebut menegaskan bahwa gerakan kaum muda memainkan peran penting dalam upaya pengendalian zat adiktif berupa produk tembakau.
Oleh karena itu, Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) ke-8 memulai rangkaian acara hari pertama pada 29 Mei 2023 di Magelang, Jawa Tengah, dengan kegiatan Youth Forum dengan mengangkat tema “We Need Nutrition, Not Addiction”.
Latif Ghozali, Ketua Umum PD Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Magelang selaku Ketua Panitia dan Tuan Rumah Youth Forum 2023 ini mengatakan bahwa antusiasme anak muda terhadap pengendalian tembakau tercermin dari banyaknya komunitas anak muda yang terlibat dalam kegiatan Youth Forum, misalnya; para mahasiswa dan mahasiswi dari fakultas kesehatan masyarakat, serta perwakilan petani milenial di Jawa Tengah.
“Untuk peserta luring saja kami menargetkan ada sekitar 70 peserta dari Kabupaten Magelang. Sisanya yang secara daring melalui Zoom sudah mencapai sekitar 500 peserta dari seluruh Indonesia, maka kami menyediakan kuota peserta daring sekitar 1000 orang,” tutur Latif.
Manik Marganamahendra, Leader of Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) menambahkan, kegiatan Youth Forum akan menjadi wadah produktif bagi anak muda untuk berdiskusi dan merumuskan aksi melalui deklarasi pengendalian tembakau.
“Jadi melalui deklarasi pengendalian tembakau ini akan membantu Gerakan Anak Muda untuk mengantisipasi dan melawan narasi-narasi menyesatkan dari industri rokok,” ujar Manik.
Ia juga menegaskan sebagai penerus bangsa, anak-anak muda harus berperan sebagai subyek bukan lagi obyek dalam perumusan kebijakan. Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia juga mengingatkan pentingnya anak muda menjadi agen dalam keluarga untuk menekan promosi perilaku industri rokok.
“Sebab iklan, promosi, sponsorship, ini semua adalah bentuk promosi perilaku seseorang menjadi perokok. Peran anak muda dengan beraksi adalah cara mengubahnya. Tidak ada perubahan tanpa aksi,” tegas Manik dalam talk show interaktif pada pembukaan Youth Forum ini.
Discussion about this post