Dunia Baru berhasil dijangkau kelompok penjelajah. Masyarakat lokal pun menyambut mereka dan menawarkan tembakau yang dibakar. Kelompok penjelajah kemudian membawa produk itu ke negara asal mereka. Asap tembakau pun mengepul dari kapal. Kisah perkenalan dengan tembakau itu menjadi awal dari popularitas kebiasaan merokok.
Goofy, berperan sebagai George Geef, seorang pecandu nikotin ekstrem di masa modern. Dia mengonsumsi sejumlah produk seperti rokok, cerutu, dan tembakau yang dibakar di pipa pada malam hari dan menjelang pergi tidur.
Produk tembakau tak lepas darinya ketika bangun di pagi hari, bercukur, minum kopi, dan pergi bekerja. Tetapi tenggorokannya terasa geli dan matanya iritasi. Hal ini membuatnya membuang semua produk rokoknya dan memutuskan untuk berhenti.
Ini berjalan baik pada awalnya dan dia merasa mampu melakukannya.
Kemudian bosnya George memberikan selamat. Karena berhasil berhenti merokok. Sambil menyalakan rokok, bosnya mengatakan, “Tidak mudah. Kalau mudah, saya akan berhenti!”
Sementara hampir semua rekan George di kantor masih merokok. Lalu George mengoceh dan berlari demi memenuhi adiksinya.
Demikian kisah kartun “No Smoking“ bikinan Walt Disney Productions pada 1951. Kartun ini merupakan salah satu seri pendek dari “Goofy The Everyman”.

Histeris Akibat Kecanduan
Sepanjang film menggambarkan upaya George yang histeris. Dia berlarian mencari sebatang rokok sambil berteriak-teriak. Setiap kali hampir mendapatkannya entah bagaimana tidak berhasil menghisapnya.
Dia pergi ke toko hendak membeli rokok. Tetapi toko itu tutup untuk makan siang. Kemudian ia mengambil cerutu dari patung kayu Indian di dekat pintu. Dia hendak menyalakannya tetapi sebuah suara yang mungkin dari patung itu) berteriak “Ugh!” dan kapak melayang membelah cerutu itu menjadi dua.
Dia menemukan tembakau dari seorang pria yang sedang mengisi pipanya dan selembar kertas kecil. Ia mengambil tembakau di kertas dan mencoba menggulungnya tetapi gagal dan tembakaunya berceceran di mana-mana.
Dia mencoba mengambil cerutu yang terbuang tetapi sebuah kaki menginjaknya. George berteriak kesakitan.
Dia mengambil cerutu lain di dekat pintu lift. Tetapi sebuah suara berteriak. ”Naik!” Pintu menutup cerutu itu. Saat lift naik, cerutunya pun terbawa.
George masuk ke ruang merokok tetapi diusir. Sebab ruang itu khusus untuk perempuan.
Dia mencoba mengambil rokok yang terbuang. Tetapi seorang gelandangan merebutnya di saat yang sama. Gelandangan itu meninju hidungnya.
Dia mencoba mengambil cerutu yang menggelinding di jalan dan berhasil meraihnya. Tetapi cerutu itu tersangkut di saluran pembuangan air. Jari-jarinya tanpa sengaja melepaskan cerutu sehingga jatuh.
Dia mengambil sesuatu yang dikiranya cerutu dari seorang pria yang membawa banyak cerutu di sakunya. Saat menggigitnya ternyata itu pulpen yang tintanya bocor.
Dia mengambil benda putih seperti pipa di taman hiburan. Tetapi benda itu hancur berkeping-keping karena sebenarnya benda itu adalah sasaran di arena tembak.
Dia mendongak dan melihat seorang petugas kebersihan di Gedung Empire State menjatuhkan sebatang rokok. dengan bersemangat mengulurkan tangannya untuk mengambilnya. Bahkan mencoba menggunakan tangga untuk mengambilnya ketika rokok itu mendarat di bagian tengah gedung. Ketika mau meraihnya hanya tersisa abu.
Akhirnya George bertemu seorang bankir tua. Dia memohon untuk diberikan produk tembakau apa pun yang dia bawa. Orang itu memberinya cerutu yang kemudian meledak. Tetapi masih saja dihisap George. Pencerita dalam pesan penutup di film kartun tersebut melontarkan peribahasa.
“Beri perokok cukup kesempatan maka dia akan tetap berpegang pada kebiasaannya.”
Meski ada adegan penutup yang diubah menurut situs penyedia ulasan hiburan Internet Movie Database. Adegan penutup cerutu yang meledak direvisi dengan menampilkan George yang bersumpah berhenti merokok selamanya sambil melempar cerutu yang meledak ke tanah dengan jijik.
Di Balik “No Smoking”
No Smoking juga memparodikan dua perusahaan dan merek terkenal seperti Phillip Morris dan Lucky Strike.
Di balik kisah No Smoking, komedian Pinto Colvig yang menjadi pengisi suara Goofy atau George Geef, lama menjadi perokok. Dia mengalami penyakit paru-paru ketika film ini dibuat. Demikian trivia yang dikutip dari Internet Movie Database.
Dia merupakan pelopor dalam upaya mewajibkan label peringatan pada kemasan rokok. Pinto Colvig meninggal karena kanker paru-paru pada 1967, hampir setahun setelah Walt Disney meninggal akibat penyebab yang sama.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post