Seseorang dikatakan anemia bila kadar hemoglobin pada darahnya rendah. Perempuan, terutama remaja putri, rentan mengalami anemia karena pengeluaran zat besi melalui menstruasi sehingga mengakibatkan kehilangan zat besi secara cepat sesuai dengan jumlah darah yang keluar.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan Kementerian Kesehatan menunjukkan proporsi anemia pada ibu hamil sebesar 48,9 persen. Ibu hamil berusia 15 tahun hingga 24 tahun memiliki persentase tertinggi yaitu 84,6 persen, dikuti usia 25 tahun hingga 34 tahun 33,7 persen, usia 35 tahun hingga 44 tahun 33,6 persen, dan usia 45 tahun hingga 54 tahun 24 persen.
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (PDIB FKUI) dr. Andi Khomeini Takdir, Sp.PD-Kpsi menjelaskan, apabila status gizi ibu hamil baik, kecukupan nutrisinya terpenuhi, maka hemoglobinnya akan lebih optimal. Hemoglobin merupakan gambaran kecukupan sel darah merah yang bertugas mengantar nutrisi kepada janin yang sedang mengalami tumbuh kembang.
“Dengan perbaikan gizi, diharapkan hemoglobin ibu hamil baik dan tidak mengalami anemia sehingga kemungkinan stunting lebih rendah dan anak bisa bertumbuh lebih optimal,” kata dr. Andi Khomeini Takdir, Sp.PD-Kpsi melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id di Jakarta, Rabu (30/8/2023).
Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang penyakit kelainan darah dan stunting, PDIB FKUI mengadakan kegiatan pengabdian kepada Masyarakat di SMK Negeri 2 Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Lombok Barat dipilih sebagai lokasi pengabdian karena berdasarkan data Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) 2022 termasuk tiga kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi, yaitu 18,98 persen, di Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan tersebut diikuti 100 orang peserta yang terdiri atas ibu hamil dan siswi SMK Negeri 2 Lingsar. Selain penyuluhan, kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut juga meliputi pengukuran tekanan darahh, pemeriksaan golongan darah dan hemoglobin, diskusi, serta layanan konsultasi dokter yang dilakukan tim dosen dan mahasiswa PDIB FKUI.
“Kami berharap program pengabdian kepada Masyarakat ini dapat mengedukasi Masyarakat terkkait darah, penyakit anemia, thalasemia, transfusi darah, dan stunting terutama bagi ibu hamil dan remaja putri,” kata Ketua Program Studi dan Koordinator Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat PDIB FKUI, Prof. Dr.rer.nat. Asmarinah, M.S.
Kegiatan penyuluhan menghadirkan dua narasumber. Selain mahasiswa PDIB FKUI, dr. Andi Khomeini Takdir, Sp.PD-Kpsi., yang menyampaikan materi terkait darah, penyakit kelainan darah, dan stunting; narasumber lainnya adalah dosen PDIB FKUI, Prof. Dr. dr. Erni Hernawati Purwaningsih, M.S, yang memberikan penyuluhan tentang manfaat dari daun kelor dan bunga telang bagi kesehatan. Kedua tanaman tersebut sangat akrab di kalangan masyarakat Lombok Barat dan merupakan konsumsi sehari-hari.
Selain Ketua Program Studi dan narasumber, tim pengabdian kepada Masyarakat PDIB FKUI yang turut serta dalam kegiatan ini antara lain Dr. dr. Ani Retno, M.S; dr. Dewi Sukmawati, Ph.D; Prof. dr. Wawaimuli Arozal, Sp.FK, Ph.D.; Dr. Fadilah, M.Si; dr. Radiana D. Antarianto, M.Biomed, Ph.D; Dr. Drs. Heri Wibowo, M.S; Dr. Drs. Kusmardi, M.S; Prof. dr. Jeanne Adiwinata Pawitan, M.S, Ph.D; dr. Rahimi Syaidah, Ph.D; Dwi Ari Pujianto, M.S, Ph.D; Dr. Melva Louisa, Apt, MSi; dan sejumlah mahasiswa PDIB FKUI.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post