Dalam beberapa bulan terakhir ada peningkatan kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit di kalangan anak-anak di sekolah dan asrama. Anak-anak lebih rentan terkena penyakit menular karena kontak erat sslama hampir 24 jam bersama dengan teman-teman di sekolah atau di asrama sehingga potensi penularan penyakit menular lebih tinggi.
Beberapa penyakit infeksi yang rentan menular di lingkungan sekolah yaitu Mumps, Varicella, Hepatitis A, dan Hand Foot Mouth Disease. Penyebaran penyakit ini dapat berdampak serius pada kesehatan anak dan proses belajar mengajar.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), mengingatkan anak-anak yang terinfeksi tidak hanya berisiko mengalami komplikasi kesehatan. anak-anak bahkan juga dapat menularkan penyakit kepada teman-teman dan lingkungan sekitarnya. Akibatnya, ada beberapa sekolah dan asrama yang harus tutup karena Kejadian Luar Biasa. Hal ini tentu mengganggu proses belajar anak.
Anak-anak yang sakit seperti Hepatitis A dengan gangguan fungsi hati berat perlu beristirahat lama hingga beberapa minggu. Kondisi ini amat mengganggu proses belajar anak.
Untuk itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan pentingnya langkah pencegahan yang efektif mengatasi masalah penyebaran wabah penyakit infeksi di lingkungan anak sekolah. Cara yang paling mumpuni yakni melalui vaksinasi.
Kata dr. Piprim, vaksinasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit di kalangan anak-anak. Dengan vaksinasi, anak-anak dapat membangun kekebalan tubuh yang kuat terhadap berbagai penyakit menular dan berbahaya.
“Program imunisasi yang lengkap dan tepat waktu dapat membantu menciptakan kekebalan kelompok, sehingga melindungi mereka yang tidak dapat divaksinasi,” kata dr. Piprim, melalui siaran pers, 19 November 2024.
IDAI juga meminta pemerintah dan lembaga kesehatan terus meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya vaksinasi dan Perilaku Hudup Bersih Sehat (PHBS). Perlu penguatan program vaksinasi di sekolah-sekolah. Tak terkecuali penyuluhan tentang manfaat vaksinasi dan penerapan PHBS.
Selain itu, kerjasama dan kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan tenaga kesehatan sangat penting untuk memastikan cakupan vaksinasi yang tinggi. Lalu menerapkan PHBS, menjaga kebersihan lingkungan sekolah agar kesehatan anak tetap terjaga.
Ia menegaskan, pencegahan wabah penyakit di sekolah dan asrama sangat bergantung pada upaya vaksinasi yang efektif. Dengan meningkatkan cakupan vaksinasi dan kesadaran masyarakat ini bisa melindungi anak-anak dari penyakit menular. Selain itu menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman.
“Mari bersama-sama berkomitmen untuk kesehatan anak-anak kita melalui vaksinasi,” tutup dr. Piprim.
Editor: Gloria Fransisca Katharin Lawi
Discussion about this post