Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

IDAI Imbau Agar Orang Tua Tak Serampangan Atasi Batuk Pilek Anak

Selesma, atau yang sering disebut sebagai common cold, menjadi salah satu penyebab umum dari kondisi batuk pilek pada anak. Ini disebabkan oleh paparan virus, terutama Rhinovirus, yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai saluran seperti mata, hidung, atau mulut.

by D.P Sari
Sunday, 25 February 2024
A A
INFOGRAFIS: Imunisasi Menurun, KLB Mengancam

Anak sakit. (Sumber foto: Kemenkes/2023)

Jakarta, Prohealth.id- Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, menekankan pentingnya kesadaran orang tua dalam menangani batuk pilek pada anak-anak tanpa secara sembarangan memberikan obat-obatan.

 

BacaJuga

Semangat Warga Yogyakarta Perangi Rokok

Mau Sehat, Cek Dulu Harga Vaksin dan Booster Vitamin di Rumahsakit

“Sejatinya, batuk pilek adalah hal yang lumrah, yang kita kenal sebagai selesma. Batuk pilek atau common cold sebenarnya tidak memerlukan penggunaan obat-obatan,” katanya dalam Webinar Media dengan tema Batuk Pilek pada Anak, Apa yang Harus Diwaspadai? di Jakarta, Selasa (20/2/2024).

 

Piprim menegaskan bahwa batuk pilek biasa akan sembuh dengan sendirinya tanpa perlu terapi obat tertentu. Pandemi COVID-19 telah memberikan pembelajaran kepada masyarakat tentang pentingnya penanganan yang tepat terhadap batuk pilek yang umum terjadi pada anak-anak, salah satunya adalah dengan menggunakan masker saat terinfeksi penyakit tersebut.

 

“Dengan menggunakan masker, terutama saat anak sedang mengalami batuk pilek, kita dapat mencegah penularan kepada orang lain,” kata dia.

 

Selain penggunaan masker, Piprim menekankan perlunya meningkatkan daya tahan tubuh anak dengan melalui imunisasi rutin dan asupan nutrisi yang seimbang, terutama protein hewani, sebagai upaya lainnya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

 

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI, Dr. Rina Triasih juga menjelaskan bahwa batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang alami, yang membantu melindungi saluran napas bawah dari gangguan. “Batuk berperan dalam membersihkan saluran napas dari benda asing. Jadi, sebaiknya kita tidak melawan batuk yang muncul secara alami,” katanya.

 

Rina menambahkan bahwa penelitian telah menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara penanganan medis dan tidak medis terhadap batuk pilek pada anak-anak. “Oleh karena itu, sebaiknya mengurangi penggunaan obat-obatan yang tidak perlu,” kata dia.

 

Saat anak mengalami selesma, gejalanya umumnya ringan seperti demam ringan, hidung tersumbat, pilek, dan kadang disertai dengan sedikit rasa tidak nyaman saat menelan. “Orang tua tidak perlu khawatir karena selesma dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari,” kata Rina.

 

Rina menekankan bahwa tidak ada obat khusus untuk menyembuhkan batuk pilek karena selesma pada anak-anak. “Namun, tiga hal yang perlu diperhatikan saat anak mengalami batuk pilek adalah istirahat yang cukup, memastikan anak terhidrasi dengan baik, dan memberikan asupan nutrisi yang cukup,” ungkapnya.

 

Selain itu, Rina menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang hangat seperti sup saat batuk pilek untuk meningkatkan kenyamanan. “Hindari konsumsi minuman dingin seperti es karena dapat mempengaruhi saluran napas dan produksi lendir,” ucapnya.

 

Rina mengingatkan orang tua untuk waspada terhadap tanda-tanda tertentu saat anak mengalami batuk pilek yang bisa mengindikasikan kondisi yang lebih serius seperti influenza atau reaksi alergi. “Hal ini penting untuk memastikan penanganan yang tepat dan tepat waktu bagi kesehatan anak,” ujar dia.

 

Rina menyarankan obat alami untuk membantu meredakan batuk, bisa juga dapat mencoba ramuan tradisional yang direkomendasikan oleh WHO, yaitu kecap dicampur dengan perasan jeruk nipis.” Untuk membuat ramuan ini, campurkan satu sendok teh kecap dengan setengah perasan jeruk nipis. Minumlah ramuan herbal ini sebanyak tiga kali sehari untuk hasil optimal,” katanya.

 

Hal yang perlu diingat, kata Rina, bahwa ketika batuk disertai gejala lain seperti sesak napas, batuk berdarah, atau batuk yang tidak kunjung sembuh, segera konsultasikan dengan dokter. “Orang tua harus waspada terhadap gejala-gejala ini pada anak-anak mereka dan tidak ragu untuk mencari bantuan medis jika diperlukan. Kesehatan anak merupakan prioritas utama, dan penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah masalah lebih lanjut,” katanya.

 

Editor: Irsyan Hasyim

Bagikan:
Tags: AnakbatukIDAIkesehatan anak

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.