Jakarta, Prohealth.id — Ikatan Elektromedis Indonesia (IKATEMI) bersama Mindray Indonesia, juga China Association of Medical Equipment (CAME) mengadakan konferensi ‘International Hybrid Symposium on Clinical and Electromedical Engineering’ pada Sabtu, 21 Mei 2022.
Melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Selasa (24/5/2022), konferensi ini mengangkat tema ‘Frontier Development & Quality Assurance of Medical Equipment’. Adapun para peserta berjumlah sekitar 800 dari negara-negara Asia Pasifik seperti Indonesia, Thailand, Filipina, dan Malaysia.
Dalam konferensi ini, para ahli dari Indonesia, Amerika Serikat, dan China membahas praktek terbaik dan terkini dalam penilaian dan perencanaan teknologi, studi kasus, dan regulasi yang diperlukan untuk memastikan ketahanan alat kesehatan lokal. Selain itu, peserta akan diberikan pelatihan mendalam tentang pemantauan pasien, ventilator, dan perangkat teknologi informasi kesehatan untuk meningkatkan kemampuan teknis mereka dalam memberikan layanan kesehatan yang berkualitas.
Menurut Dr. Dra. Lucia Rizka Andalusia, Direktur Jenderal Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) negara Indonesia, seperti juga berbagai negara di belahan dunia lainnya, sangat terpengaruh oleh Covid-19. Hal ini membuat pemerintah Indonesia harus berhadapan ragam fakta menunjukkan keterbatasan kapasitas pelayanan kesehatan dalam negeri selama ini. Kondisi ini misalnya terbukti saat terjadi kelangkaan alat kesehatan krusial seperti ventilator yang sangat dibutuhkan pada puncak penularan Covid-19 pada pertengahan 2021.
Dalam rangka mewujudkan sistem layanan kesehatan yang tangguh, dia menyebut bahwa Kemenkes menjadikan pengadaan alat kesehatan serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai salah satu prioritas utama. Untuk mendukung misi ini, Simposium Clinical and Electromedical Engineering yang diadakan bertujuan mempertemukan para pakar dari sektor pemerintah, organisasi profesi, dan akademisi dalam sebuah diskusi mengenai pengembangan dan penjaminan kualitas alat kesehatan modern di Indonesia.
“Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan secara aktif meningkatkan kualitas layanan kesehatan dalam negeri. Ini tidak hanya termasuk pengadaan barang dan jasa, tetapi juga memastikan bahwa kita memiliki tenaga elektromedis berkualitas dan regulasi yang memadai untuk meningkatkan ketahanan alat kesehatan dalam negeri,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP IKATEMI Winda Wirasa, S.T., M.T. mengatakan, saat ini dunia medis banyak berubah berkat bantuan teknologi. Diagnosis menjadi lebih akurat, deteksi penyakit menjadi lebih cepat, dan proses penyembuhan dapat lebih termonitor berkat penggunaan alat kesehatan modern. Namun teknologi ini terus berubah, dan penting bagi tenaga elektromedis untuk terus memperbaharui ilmunya guna menghadirkan layanan kesehatan yang andal.
“Kami harap seluruh peserta dapat merasakan kebermanfaatan dari simposium hari ini, dan secara giat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi elektromedik di mana pun mereka bekerja,” sambungnya.
Secara global, Mindray Indonesia sebagai perusahaan perangkat dan solusi medis secara aktif mengadakan simposium lintas batas guna menjembatani kesenjangan pengetahuan dan menghubungkan para praktisi kesehatan di seluruh dunia. Ini memungkinkan adanya pertukaran ide yang diharapkan akan terus menghadirkan inovasi baru untuk menghadirkan layanan kesehatan yang lebih mudah dijangkau.
Chris Zhang selaku General Manager Mindray Indonesia menambahkan, sebagai pihak swasta, dia siap berkolaborasi dan bertukar pikiran dengan para pakar. Dia pun senang melihat antusiasme para tenaga elektromedis yang secara aktif berpartisipasi dalam diskusi ini.
“Kiranya pengembangan kompetensi SDM elektromedis ini menciptakan ripple effect yang nantinya juga berdampak pada pengembangan teknologi hingga kurikulum di pendidikan tinggi,” ujar Chris.
Penulis: Irsyan Hasyim
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post