Jakarta, Prohealth.id – Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mendorong para perokok dan pengguna produk tembakau di seluruh dunia untuk mengurangi konsumsi atau bahkan berhenti merokok demi mengurangi penularan Covid-19.
Dilansir dari situs WHO, Sabtu (7/8/2021), Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan penghargaan khusus pada Menteri Kesehatan India dan Universitas Bath dalam upaya pengendalian tembakau. Hal ini mengingat para perokok memiliki kerentanan tertular Covid-19 antara 40 persen sampai 50 persen. Kelompok ini bahkan termasuk yang paling rentan sampai mengalami kematian akibat Covid-19.
WHO pun bekerja sama dengan Viber, WhatsApp, FB Messenger, WeChat dan AI company Soul Machines melakukan kampanye digital untuk menjangkau miliaran perokok dunia agar mau berhenti merokok.
Melalui jargonnya “Commit to Quit”, WHO juga mengampanyekan cara-cara berhenti merokok bagi miliaran perokok di seluruh dunia. Kampanye ini rencananya akan dilakukan dalam jangka panjang. Kampanye ini diluncurkan untuk mendukung para perokok di dunia untuk mengambil langkah menyelamatkan hidup mereka, sekali pun sulit dan masih membutuhkan bantuan orang lain untuk mewujudukan hal itu.
Kampanye ini difokuskan pada 29 negara, salah satunya adalah Indonesia. Setiap negara ini telah sepakat bersama WHO menyelenggarakan kampanye sosial, meluncurkan platform digital, merevisi regulasi, memperkuat jaringan anak muda, melakukan pelatihan bagi tenaga kesehatan, membuka klinik konsultasi, menekan candu nikotin melalui terapi, selain itu juga meluncurkan memperluas penyebaran kawasan bebas rokok, serta menghadirkan pendampingan atau rehabilitasi bagi perokok yang ingin berhenti.
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan para perokok memiliki resiko 50 persen lebih tinggi tertular dan mengalami kematian akibat Covid-19.
“Jadi memutuskan untuk berhenti adalah hal terbaik yang bisa dilakukan para perokok, sehingga mereka bisa menurunkan resiko tertular Covid-19, selain itu juga menurunkan risiko kanker hati dan penyakit pernapasan lain,” terangnya.
Dia melanjutkan, “Kami mengimbau kepada semua negara ini untuk mengambil peran dalam kampanye WHO dan mengendalikan tembakau, caranya dengan memberikan informasi, dukungan, dan sarana bagi pecandu untuk bisa berhenti merokok.”
Direktur Promosi Kesehatan WHO, Dr Rüdiger Krech menyatakan untuk menolong konsumen tembakau untuk memotivasi pada perokok berhenti merokok, maka digunakan sarana digital untuk membantu mereka berhenti merokok. Selain itu juga menggunakan artificial intelligence (AI) bagi tenaga kesehatan, dan membuat dokumen advokasi yang tersedia dalam 30 bahasa.
Adapun kampanye digital ini akan berlangsung bertahap lebih dari 6 bulan untuk mendampingi perokok melepas rokoknya. Kampanye ini diakses melalui platform WhatsApp, Viber, Facebook Messenger, dan WeChat.
Secara global sekitar 39 persen dari laki-laki dan 9 persen dari perempuan terdata sudah menjadi konsumen rokok. Angka tertinggi penggunaan tembakau laki-laki ditemukan di Pasifik Barat sebanyak 40 persen, sedangkan untuk perempuan ada di Eropa sebanyak 19 persen.
AWARD PENGENDALIAN TEMBAKAU DARI DIREKTUR JENDERAL
Untuk mendorong kegiatan ini WHO juga menggelar Director-General’s Tobacco Control Awards. Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus memang memberikan perhatian khusus pada pengendalian tembakau. Dia memberikan apresiasi tersebut secara khusus kepada Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga di India yaitu Dr Harsha Vardhan. Apresiasi ini juga diberikan kepada Lembaga Riset Pengendalian Tembakau di Universitas Bath, Inggris.
Asal tahu saja, Dr Harsha Vardhan pada 2019 telah mendorong regulasi larangan rokok elektrik dan produk tembakau dipanaskan di India. Sementara itu, Lembaga Riset Pengendalian Tembakau di Inggris, tanpa lelah telah bekerja untuk mengintervensi taktik industry rokok yang selama ini menghambat upaya pengendalian rokok. Mereka juga mendorong kebijakan nasional dan global untuk pengendalian tembakau.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post