Tiga batang rokok terbungkus rapi dalam plastik es lilin. Dewi cukup merogoh uang Rp5.000 untuk menebusnya di warung. Dia mengapit ujung plastik dengan jari tengah dan telunjuk kiri. Sedang telapak tangan kanannya menggenggam uang kembalian Rp500 dari si pemilik warung.
Sejak usia 12 tahun, Dewi mengisap rokok bersama teman-teman sebaya. Teman-teman putih birunya juga tak segan menggilir sebatang rokok. Kadang, dia meminta uang sekolah lebih kepada orang tua mengisap candu rokoknya.
“Saya merokok sejak SMP. Ketahuannya, ketika saya sudah kerja dan langsung diomelin orang tua. Kalau kerja bisa hisap 3 bungkus rokok sehari, tetapi sekarang jadi ibu rumah tangga hanya sebungkus sehari, belinya eceran saja,” ungkapnya.
Selengkapnya baca: Indonesia Lahan Subur Industri Rokok
Sumber: Bisnis Indonesia
Penulis: Novita Sari Simamora
Discussion about this post