Jakarta, Prohealth.id – Kebiasaan merokok adalah penyebab utama seseorang mengidap kanker paru.
Menurut dr. Sita Laksmi Andarini, Ph.D, SpP(K), selaku Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Onkologi dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) banyak kasus pasien kanker paru tidak hanya dialami oleh perokok aktif. Ia membeberkan, ada pasien yang tidak merokok selama 11 tahun, namun tetap mengalami kanker paru karena bertahun-tahun menjadi perokok pasif.
“Semua metode pembakaran, bakar sampah, bakar sate, merokok. Itu menjadi polusi yang menghasilkan PM 2.5 memicu karsinogenik dalam tubuh,” ujar dr. Sita dalam konferensi pers online Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Senin, (6/12/2023).
Nasib perokok pasif yang mengalami kanker paru-paru inilah yang memicu angka pasien kanker paru perempuan di Indonesia cukup tinggi. Padahal, tidak banyak perempuan yang merokok di Indonesia. Namun hal ini terjadi karena banyak polusi dalam rumah. Misalnya; suami atau anak yang merokok, atau ibu yang memasak dengan kayu bakar.
“Oleh karena itu, kalau usia di atas 45 tahun sebagai perokok aktif perlu skrining. Berlaku juga untuk perokok pasif di ats 40 tahun, atau orang yang dalam keluarganya ada rekam jejak kanker paru untuk melakukan skrining,” tuturnya.
Selain itu, dr. Sita juga menegaskan pentingnya lingkungan rumah tangga dan perumahan untuk bebas asap rokok. “Merokoklah di tempat yang jauh dari orang lansia, atau anak-anak. Tidak di dalam rumah. Di ruang terbuka, karena yang tidak merokok memiliki hak untuk bernapas dengan udara bersih,” tegas dr. Sita.
Discussion about this post