Jakarta, Prohealth.id – Tanaman murbei (Morus spp.) yang selama ini di Indonesia menjadi pakan ulat sutra, ternyata memiliki potensi besar di bidang kesehatan.
Sayangnya, pemanfaatannya di Tanah Air masih terbatas daripada dengan negara lain seperti Cina. Prof. Sandra Arifin Aziz menyampaikan secara online kepada reporter Humas IPB (9/7/2025).
Di Indonesia, murbei umumnya digunakan untuk industri sutra dan sebagai pakan ternak. Sementara di Cina, masyarakat telah lama memanfaatkan daun murbei sebagai sayuran dan obat tradisional.
Pasalnya di Cina, daun murbei digunakan untuk menurunkan tekanan darah, sebagai antidiabetes, membantu fungsi hati, meredakan batuk.
“Selain itu juga memperbaiki kesehatan mata, ginjal, dan kulit,” ungkap Prof Sandra, ahli tanaman obat dari Fakultas Pertanian IPB University, Minggu (13/7/2025).
Menurut dia, daun murbei mengandung senyawa aktif seperti deoxynojirimycin (DNJ). Zat ini berpotensi sebagai antidiabetes, serta flavonoid yang memiliki sifat antioksidan.
“Daunnya juga dapat dikeringkan dan diseduh seperti teh. Bagian lain seperti kulit batang, buah, dan akar juga memiliki manfaat. Meskipun belum umum digunakan di Indonesia,” ujarnya.
Di negara maju, tanaman murbei bisa berumur sangat panjang, bahkan ratusan tahun. Namun, Prof Sandra menuturkan, peremajaan tetap diperlukan agar tanaman tetap produktif.
Tanaman murbei tumbuh baik di dataran tinggi. Di Indonesia, jenis Morus alba paling banyak di wilayah Cianjur, Jawa Barat. Daerah lain seperti Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur juga terkenal sebagai sentra produksi sutra. Meski pemanfaatan murbei di bidang kesehatan belum berkembang luas.
Prof. Sandra menambahkan bahwa tidak diperbolehkannya budidaya murbei sebagai tanaman obat di Indonesia. Bisa jadi karena statusnya sebagai tanaman introduksi.
Ia menyarankan agar potensi murbei lebih dalam dan memanfaatkannya secara maksimal. Hal ini mengingat kandungan bioaktifnya yang kaya bagi kesehatan.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post