Jakarta, Prohealth.id – Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Hardinsyah menjelaskan dalam webinar pangan pada 15 Juni 2022 lalu, susu memiliki nilai gizi penting bagi pertumbuhan anak dan kesehatan tubuh.
Tidak hanya itu, susu juga berperan penting demi terwujudnya keluarga Indonesia yang sehat dan sejahtera. Dia juga mengungkapkan bukti-bukti terkini tentang peran dan manfaat susu bagi manusia. Dia mengatakan, studi terkini mengungkapkan betapa pentingnya produksi dan konsumsi susu bagi masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat yang bergantung pada agribisnis susu.
“Susu menjadi salah satu jenis pangan sebagai sumber zat gizi yang melengkapi pemenuhan gizi harian sejak usia enam bulan. Susu juga dapat dijadikan sebagai bahan baku atau bahan pelengkap dalam pembuatan berbagai jenis produk olahan makanan,“ katanya melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Selasa (21/6/2022).
Nilai gizi segelas susu atau 250 mililiter dapat memenuhi kebutuhan harian gizi makro. Kandungan protein, lemak, dan karbohidrat dapat memenuhi kebutuhan harian tubuh. Terutama kebutuhan protein dan lemak bila mengonsumsi susu full cream. Namun realitanya masyarakat mengandalkan nasi untuk memenuhi kebutuhan protein.
Padahal pemenuhan protein bagi tubuh dari protein nabati saja tidak terlalu baik. Sebagian besar masyarakat takut mengonsumsi susu karena dianggap bisa menggemukkan badan. “Nyatanya, total energi segelas susu hanya sembilan persen dari total kebutuhan harian orang dewasa. Kandungan kolesterolnya juga masih lebih rendah dibanding telur,” sambung Prof. Hardinsyah.
Susu terfortifikasi, dapat membantu kebutuhan ibu hamil dan anak. Hal ini dikarenakan susu menjadi sumber asam amino penting untuk pembentukan cikal bakal tulang rawan saat janin dibentuk. Permasalahan stunting pun dapat diatasi bila masyarakat membiasakan meminum susu segelas sehari. “Selain bermanfaat untuk tumbuh kembang anak, susu juga baik bagi imunitas tubuh dan mudah dicerna,“ imbuhnya.
Dia juga mengingatkan, berbagai temuan dari hasil penelitian meta analisis telah menyanggah bahwa tidak benar bahwa susu dapat meningkatkan risiko kegemukan atau obesitas. “Justru, susu dapat menurunkan obesitas dan dapat mencapai tubuh langsing dan berotot”.
Susu yang difortifikasi, juga efektif sebagai sumber zat gizi pendamping hingga bayi berusia 47 bulan. Dengan demikian, konsumsi susu oleh ibu hamil juga baik untuk perkembangan janin yang sehat dan normal. Susu juga terbukti dapat menurunkan risiko terkena berbagai jenis penyakit. Mulai dari osteoporosis, alzheimer, diabetes tipe dua, hingga stroke.
“Adapun konsumsi susu pada masa kanak-kanak dan dewasa tidak berhubungan dengan risiko kanker payudara, prostat, dan kanker kolon di kemudian hari,“ jelasnya.
Oleh karena itu, susu hampir dimasukkan dalam berbagai pedoman gizi. Ia juga mengatakan bahwa tidak benar susu hanya untuk anak sapi. “Dalam ajaran agama Islam khususnya, konsumsi susu dianjurkan dalam kitab suci. Hal ini menjadi pengingat pentingnya teknologi industri untuk mengembangkan produk susu yang terjamin keamanannya. Terutama gaya hidup sehat semakin meningkat di masyarakat,” tuturnya.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post