Jakarta, Prohealth.id – Lembaga swadaya masyarakat (LSM) 1000 Days Fund menegaskan pentingnya penguatan kader Posyandu dalam kebijakan pencegahan stunting.
Pada kegiatan focus group discussion (FGD) oleh Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) memakai data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Data menyebutkan, 1 dari 5 anak di Indonesia mengalami stunting. Prevalensi stunting karena berbagai faktor pada periode sebelum kelahiran, periode kelahiran, setelah kelahiran, terutama ibu hamil yang berisiko kekurangan energi kronis (KEK) dan pemeriksaan kehamilan.
Direktur Eksekutif IYCTC Manik Marganamahendra menyatakan penentuan arah kebijakan nasional pencegahan stunting yang tepat sasaran menjadi salah satu tantangan utama dalam pencapaian penurunan angka stunting.
“Kerja sama antara pemerintah dengan lembaga swadaya masyarakat sebagai pihak yang menyuarakan isu-isu penting seperti stunting menjadi krusial bagi pemerintah untuk dapat melakukan evaluasi dan menyusun kebijakan yang lebih efektif,” ujar Manik dikutip dari siaran pers yang diterima Prohealth.id, Senin (27/5/2024).
Dalam pencegahan stunting, edukasi untuk kader Posyandu bagi ibu dan keluarga merupakan bagian penting dalam memengaruhi pola asuh orang tua dan mengoptimalisasi pertumbuhan anak pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Lebih dari itu, berat badan lahir rendah (BBLR) dan asupan gizi juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam pencegahan stunting.
COO 1000 Days Fund dr. Rindang Asmara, MPH menyatakan, penurunan angka stunting yang stagnan Maka membutuhkan dukungan kebijakan payung tepat sasaran yang dapat memastikan masyarakat memahami apa itu stunting dan pencegahannya.
“Langkah ini penting untuk mendorong perubahan perilaku positif di rumah tangga demi mencapai kualitas 1.000 hari pertama kehidupan yang baik,” kata dr. Rindang.
Dalam kegiatan ini, 1000 Days Fund menyampaikan lima poin rekomendasi kebijakan, di antaranya adalah memperkuat peranan kader Posyandu, regulasi nasional terkait formalisasi 2 kader di Puskesmas pembantu (Pustu) desa, memastikan kader mendapatkan supervisi, pelatihan, kelengkapan alat, insentif, dan berkelanjutan, serta pemberian Suplemen Multi Mikronutrien (MMS) kepada ibu hamil.
Sekretaris PP ‘Aisyiyah/Komisioner KPAI Diyah Puspitarini sebagai salah satu fasilitator dalam kegiatan diskusi terkait isu stunting menambahkan, untuk enyelesaikan persoalan stunting merupakan siklus hidup yang saling berkaitan. Di antaranya peran budaya di Indonesia sangat besar seperti perkawinan anak, pola pikir patriarki, pendidikan, dan juga peran tokoh agama dan tokoh masyarakat. Untuk itu, dukungan kebijakan nasional dan kolaborasi masyarakat sipil terhadap peningkatan kapasitas kader Posyandu dan ibu hamil dalam percepatan penurunan stunting sangat diperlukan.
“Kebijakan yang berpusat pada kedua hal tersebut dapat membantu pihak yang terlibat secara langsung dalam pencegahan stunting – seperti ibu, kader Posyandu dan peran masyarakat untuk memastikan kualitas 1.000 hari pertama kehidupan sangat penting,” tuturnya.
Anggota Legislatif DPRD DKI Jakarta Terpilih 2024-2029 Francine Widjojo yang turut hadir dalam kegiatan diskusi tersebut menyampaikan bahwa pembuatan petunjuk teknis bersama antar kementerian terkait juga menjadi salah satu hal penting dalam pencegahan dan penanganan stunting, khususnya dalam memperjelas pembagian tugas dan fungsi pada pengimplementasian strategi penurunan stunting seperti supervisi kader dan distribusi kelengkapan alat di Posyandu.
Harapannya tahun 2024 ini terpenuhi 100 persen tersedianya alat USG dan antropometri di seluruh puskesmas di Indonesia. Tak hanya dari pemerintah, dukungan harus datang dari keluarga.
“Peranan ayah tidak kalah penting dalam memastikan pemenuhan gizi ibu dan pola asuh yang lebih baik dalam 1.000 hari pertama kehidupan,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, 1000 Days Fund berharap hasil diskusi dan rekomendasi kebijakan yang telah disampaikan dapat memperkuat langkah strategis pencegahan stunting secara nasional.
“1000 Days Fund berharap bahwa dengan implementasi kebijakan yang tepat dan dukungan berkelanjutan, Posyandu dan pemenuhan gizi ibu dapat menjadi pilar utama dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia.” tutup dr. Rindang.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post