Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) berkolaborasi dengan Meaningful Generation berupaya melibatkan orang muda dalam perumusan kebijakan yang partisipatif dan bermakna.
“Isu kesehatan adalah fokus utama kami dalam mengarusutamakan aspek sehat dalam setiap kebijakan publik. Momentum Pilkada harus jadi momentumnya orang muda,” kata Ketua Umum IYCTC, Manik Marganamahendra, Senin (27/5/2024).
Menurut Manik, acara ini bertujuan untuk menjembatani komunikasi antara pemangku kebijakan dan kaum muda. Sehingga pemerintah dapat mempertimbangkan suara anak muda ketika merancang kebijakan agar tidak hanya efektif tetapi juga inklusif. Dengan melibatkan pemuda, harapannya muncul solusi-solusi segar yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan generasi kini dan nanti.
Salah satu permasalahan di Bandung Raya, kata Manik, adalah transportasi publik yang masih kurang ideal. Hal ini bisa menyebabkan polusi udara yang mengganggu akses masyarakat terhadap fasilitas publik. Dari sudut pandang kesehatan, polusi udara juga akibat masifnya penggunaan rokok elektronik di kalangan muda.
Kegiatan ini juga menginisiasi gerakan kolektif dengan tagar #SaveOurSurroundings atau #LindungiKiniNanti. “Tagar ini bermakna untuk membangun kesadaran dan tindakan kolektif guna menciptakan masyarakat dan masa depan kaum muda yang lebih baik,” ujarnya.
Co-Founder Meaningful Generation Putri Indy Shafarina menambahkan pentingnya evaluasi kebijakan pemerintah daerah dalam mendorong kaum muda meningkatkan kualitas pendidikan.
“Kegiatan Bandung SOS menjadi wadah bagi teman-teman muda dalam menyampaikan gagasan dan aspirasinya,” jelas Putri.
Aktivis dan praktisi zero waste, Yobel Novian Putra, dalam diskusi tersebut menyoroti kondisi lingkungan di Bandung Raya. Menurutnya, Kota Kembang masih menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah sejak kejadian di TPA Leuwigajah tahun 2005. “Belum ada perubahan signifikan dalam pengelolaan sampah, terutama dalam implementasi UU 18/2008,” kata Yobel.
Ia juga menyoroti isu kunci dalam pengelolaan sampah seperti pengumpulan sampah terpilah dan hirarki pengelolaan sampah yang masih berfokus pada TPA atau insinerator. “Sampah yang tercampur sulit diolah dengan tepat. Sampah organik yang terkontaminasi racun dari sampah anorganik, dan sampah anorganik yang basah menjadi sulit didaur ulang,” ucapnya.
Ketua Kabinet Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Fidela Marwa Huwaida, menyoroti kemacetan sebagai masalah utama warga Bandung Raya. Dengan jumlah kendaraan bermotor mencapai 2,3 juta, jalan-jalan menjadi sangat padat. “Warga terpaksa mengandalkan kendaraan pribadi karena fasilitas transportasi umum yang tidak efisien,” jelasnya.
Fidela juga menyoroti tata ruang kota yang buruk dan keberadaan iklan produk yang tidak sesuai tempat, terutama iklan rokok dan poster politik yang mengganggu pemandangan kota. Ia menilai, fasilitas umum seperti taman kota perlu optimalisasi, utamanya dengan implementasi kawasan tanpa rokok.
Program Manager IYCTC, Ni Made Shellasih, menyoroti pergeseran penyakit tidak menular pada remaja sebagai salah satu urgensi dalam konteks masalah kesehatan. Data Riskesdas 2018 menunjukkan Jawa Barat memiliki prevalensi perokok yang tinggi. “Dampak multidimensi dari rokok elektronik perlu disikapi melalui kebijakan yang menyehatkan warga, terutama kaum muda,” katanya.
Education Program Manager Mataharikecil Indonesia Foundation, Sarah Rauzana, menutup diskusi dengan menegaskan pentingnya pendidikan dalam pembangunan Metropolitan Bandung Raya. “Pendidikan adalah fondasi untuk mencetak generasi yang kompeten dan inovatif. Penting untuk memastikan pemerataan pendidikan yang setara dan bebas dari intervensi industri tembakau,” ujar Sarah.
Hadir dalam diskusi publik ini, Bakal Calon Walikota Bandung, Deddy Wahjudi dan Juwanda, yang turut memberikan tanggapan atas masukan dari orang muda pada masing-masing isu.
IYCTC adalah gabungan 45 organisasi kaum muda yang fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui advokasi kebijakan kesehatan. Caranya dengan memberdayakan kaum muda sebagai subjek kebijakan. Sementara Meaningful Generation adalah sekelompok orang muda dari berbagai latar belakang dengan kepedulian yang sama terhadap masa depan Indonesia.
Editor: Gloria Fransisca Katharina
Discussion about this post