Jakarta, Prohealth.id – Untuk mencegah penularan Covid-19 selain mengikuti protokol kesehatan, masyarakat perlu lebih teliti tentang penggunaan masker dan face shield yang tepat.
Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bhakti Wara, dr. Nafiandi, Sp.PK, menjelaskan bahwa masih ada kemungkinan tertular Covid-19 walaupun menggunakan masker karena kemampuan masker tidak 100 persen memfiltrasi partikel. Sedangkan, face shield atau kaca mata juga masih memiliki celah atau rongga untuk virus masuk ke area mata.
“Seseorang sangat riskan terpapar Covid-19 jika jenis masker yang digunakan salah, cara memakai dan membuka masker salah, sering memegang masker waktu dipakai terutama bagian depan, serta tidak menjaga jarak karena tetap berisiko terinfeksi walaupun sudah memakai masker,” ujar dr. Nafiandi, dikutip dari siaran pers yang diterima Prohealth.id, Rabu (7/7/2021).
Terkait cara penggunaan masker yang benar untuk terhindar dari varian baru Covid-19 ini Nafiandi menjelaskan masker harus menutupi hidung dan mulut, pastikan tangan bersih waktu memakai masker, jangan menyentuh masker yang digunakan, hindari menyentuh bagian depan masker ketika membuka masker dan buka masker dari belakang. Setelah mebuka masker, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer.
“Dianjurkan untuk menggunakan masker bedah di dalam dan masker kain di luar karena pemakaian seperti ini akan meningkatkan efektivitas filtrasi masker dan dapat memblokir 80 persen partikel,” sambungnya.
Nafiandi memerinci CDC tidak merekomendasikan penggunaan face shield maupun goggles sebagai pengganti masker. Face shield dirancang untuk melindungi mata dari percikan cairan biologis yaitu partikel dari sekresi respirasi, agen kimia, serta debu. Selain itu, perlu ditekankan bahwa
Sementara itu, dr. Wita Prominensa, MARS., SpPK., Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Pasar Kemis mengatakan bahwa masker medis dianjurkan berdasarkan standarisasi CDC’s NIOSH yang bertujuan untuk keseimbangan filtrasi tinggi, kemampuan bernapas secara adekuat dan optimal, serta resisten terhadap penetrasi cairan.
Pemakaian double mask direkomendasikan CDC dengan tujuan agar menutupi area wajah lebih ketat sehingga mengurangi transmisi sebesar 85 persen sampai 95 persen. Masker kain sebagai lapisan luar sendiri dapat memberikan penambahan perlindungan sekitar 50 persen – 70 persen. Namun demikian, pada anak–anak sementara ini belum direkomendasikan double mask karena dapat membuat anak sulit bernapas.
Masker medis terbuat dari 3 lapisan dapat memfiltrasi droplet berukuran 3 mm serta mampu menyaring 80 – 85 persen partikel yang dihirup, sedangkan respirator seperti KN95/N95 mampu memfiltrasi 95 persen partikel dengan ukuran kurang dari 0.3 mm. Masker N95 atau respirator sejenis terbukti mampu menurunkan transmisi dibandingkan dengan 12-16 lapis masker kain.
Dia juga menambahkan, face shield memiliki gap yang lebar sehingga tidak mampu memproteksi dari transmisi droplet maupun aerosol.
“Sama halnya dengan goggles hanya diperuntukan untuk melindungi area mata buat pemakainya namun tidak efektif memproteksi area mulut dan hidung dari droplet,” ujar Wita.
Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan menganjurkan double mask untuk antisipasi transmisi varian baru yaitu dengan cara sebagai berikut:
- Pilih masker yang memiliki beberapa lapisan untuk mencegah droplet.
- Masker medis digunakan secara proper harus menutupi area hidung hingga dagu tanpa gap di bagian kedua sisi wajah.
- Bagian nose wire diperketat untuk mencegah kebocoran transmisi.
- Masker medis dilapisi dengan masker kain katun yang breathable atau berlaku bagi individu yang berjenggot dianjurkan untuk mencukur jenggotnya.
- Masker medis dilapisi dengan mask fitter untuk mencegah kebocoran dari sisi samping.
Selain itu, tidak dianjurkan bagi masyarakat untuk menggunakan masker kombinasi double disposable masks. Wita menjelaskan pemakaian masker bedah double dengan jenis yang sama tidak direkomendasikan karena tidak akan memberikan perlindungan yang lebih baik. Dengan kata lain, penggunaan masker bedah secara berlapis atau double tidak akan meningkatkan kemampuan filtrasi dan kesesuaian masker.
“Masker bedah masih memiliki area open face pada sisi samping dan berpotensi terjadi kebocoran (leaking structure),” ujar dr. Wita.
Dia pun menegaskan masyarakat juga tidak disarankan untuk menggunakan kombinasi KN95/N95 dengan masker lainnya, atau cukup hanya salah satu respirator KN95/N95.
Dewi juga mengatakan pemakaian masker direkomendasikan diganti setiap 4 jam; terutama harus diganti baru bila basah, rusak, sudah sempat dilepas saat makan/minum, atau kotor.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post