Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

Jangan Hanya Ayah ASI, Kini Saatnya Ada Eyang ASI

by Gloria Fransisca Katharina
Monday, 2 August 2021
A A
Jangan Hanya Ayah ASI, Kini Saatnya Ada Eyang ASI

Mahmud Fauzi S.K.M, M.Kes selaku Kasubdit Pengelolaan Konsumsi Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan. Sumber Foto: AIMI/2021.

Jakarta, Prohealth.id – Salah satu tantangan ibu menyusui memenuhi hak dirinya maupun hak anak mendapatkan gizi adalah karena kurangnya dukungan dari orang terdekat yakni keluarga.

Menurut dr. Utami Roesli Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM  sebagai dokter anak sekaligus seorang aktivis yang gigih memperjuangkan hak-hak bayi untuk mendapatkan ASI yang baik. Saat ini dr. Utami mengakui adanya perkembangan dari sisi ayah dengan jaringan ayah ASI yang sangat membantu ibu dalam memenuhi hak dan kewajiban menyusui. Sayangnya itu belum cukup tanpa keterlibatan anggota keluarga lain, khususnya mertua dan orang tua. Menurut dr. Utami, dalam kultur keluarga Indonesia masih banyak keluarga Indonesia yang belum memberikan dukungan kepada para ibu.

BacaJuga

Awali Self Love, Sadar Kesehatan Saat Red Days

Deklarasi Bali Umumkan Rokok Sebagai Ancaman Kesehatan Utama di Indonesia

“Saat ini seharusnya ada eyang-eyang ASI harus terlibat dan aware. Supaya ASI ini menjadi tanggung jawab bersama, karena pengalaman sekarang berbeda dengan dulu,” ujar dr. Utami dalam webinar tema “Perlindungan Menyusui Tanggung Jawab Bersama” pada Kamis (29/7/2021) lalu.

Oleh sebab itu, dr. Utami mengimbau kepada Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) untuk mulai menginisiasi dan mendorong hadirnya eyang-eyang ASI sebagai pelengkap dari ayah ASI. Hal ini menjadi semakin penting mengingat tak semua tenaga kesehatan juga memiliki skill untuk mendorong ibu menyusui.

“Tidak banyak loh orang yang bisa menolong menyusui dengan benar sekalipun tenaga kesehatan,” sambung dr. Utami.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum AIMI, Nia Umar mengatakan bahwa perkembangan ayah ASI sejak diinisiasi beberapa tahun lalu memang sudah berkembang. Selain itu, kehadiran ayah ASI sangat mendukung kesadaran dan optimisme ibu untuk menyusui ketimbang memberikan anak produk susu pengganti ASI.

Sementara itu, Mahmud Fauzi S.K.M, M.Kes selaku Kasubdit Pengelolaan Konsumsi Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan mengakui selain bukan hanya keluarga tetapi menyusui adalah kewajiban pemerintah, dan segenap elemen masyarakat.

Kondisi praktik menyusui di Indonesia. Sumber Foto: AIMI/2021

Hal ini pun telah terakomodasi dalam UU No 36/2009 tentang Kesehatan. Aturan ini pun sudah ada juga pada turunannya, PP Nomor 33 Tahun 2012 dan turunannya.

“Ibu yang menyusui harus didukung keluarga, pemerintah dengan memberikan fasilitasnya,” tegasnya.

Asal tahu saja, mulai 1 Agustus 2021 sampai 7 Agustus 2021 adalah Pekan Menyusui Dunia 2021. Adapun tema PMD tahun ini adalah ‘Protect Breastfeeding: A Shared Responsibility’  alias ‘Perlindungan Menyusui Tanggung Jawab Bersama.’ Sub tema yang diselenggarakan di Indonesia bertajuk ‘Tanggung Jawab Bersama: Lindungi Menyusui, Saat Pandemi.’

 

Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Bagikan:

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.