Jakarta, Prohealth.id – Penyakit Peradangan kronis sendi atau osteoarthritis (OA) merupakan penyakit karena kerusakan pada tulang rawan dan kerap dialami orang lanjut usia (lansia).
Meski demikian menurut Medical Executive PT. Kalbe Farma Tbk, dr. Meilisa Tiffani, dikutip dari Instagram Live @ptkalbefarmatbk, peradangan sendi atau OA bisa menyerang siapa pun tak hanya lansia.
“OA ini dapat terjadi pada siapa saja. Meskipun angka dominan OA ini terjadi pada perempuan, namun siapa saja berisiko, seperti pada mereka yang berat badan berlebih, pola olahraga yang tidak mempertimbangkan bentuk tubuh, dan faktor genetik,” ujar dr. Meilisa.
Lebih lanjut, dr. Meilisa mengatakan ada perbedaan jelas antara ostoreoporisis dengan OA. Pasalnya, OA adalah kerusakan pada tulang rawan, sementara osteoporosis adalah berkurangnya densitas tulang atau tulang keropos.
Ia menjelaskan bahwa berat badan berlebih akan semakin membebani lutut, terlebih pada perempuan. Di sisi lain, pola olahraga yang tidak disesuaikan dengan bentuk tubuh juga dapat berisiko merusak tulang rawan tubuh, seperti pemilik berat badan berlebih yang memaksakan olahraga lompat-lompat dan berlari (beban tubuh bertumpu pada lutut atau satu kaki).
Penyakit ini bersifat degeneratif, karena terus terjadi dan mengalami perburukan seiring waktu. Ketika ada kerusakan, akan terus terjadi kerusakan tanpa ada perbaikan. Apabila semakin berat, maka dapat menggaggu aktivitas atau fungsi menurunkan kualitas hidup.
Namun, jika dilakukan kegiatan atau aktivitas yang tepat, kondisi OA dapat dihindari. Di antaranya, dengan melakukan olahraga yang tepat dan sesuai, menggunakan alas kaki yang nyaman, hingga menjaga berat badan sesuai indeks massa tubuh dan konsumsi suplemen seperti glukosamin.
Ia juga mengingatkan, penderita OA sendiri yang sudah mengalami nyeri atau sakit dapat dibantu dengan obat-obatan anti nyeri, untuk mengatasi gejala nyeri tersebut walaupun tidak memperbaiki kerusakan sendi yang sudah terjadi.
“Lalu digunakan atau dikonsumsi secara bertahap, mulai dari obat topical yang dioles seperti krim dengan kandungan methyl salicylate, obat antinyeri yang diminum secara oral, hingga dengan disuntikkan cairan hyaluronic acid untuk mengurangi rasa nyeri, atau bahkan sampai dioperasi untuk penggantian lutut,” papar dr. Meilisa.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post