Jakarta, Prohealth.id – Katarak atau kekeruhan lensa mata masih menjadi permasalahan utama gangguan penglihatan dan merupakan salah satu penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia. Pada umumnya, katarak muncul secara alami seiring bertambahnya usia seseorang. Tetapi pada beberapa kasus, katarak dapat menyerang usia produktif.
Data nasional Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) Kementerian Kesehatan tahun 2014-2016 menunjukkan bahwa populasi usia 50 tahun ke atas memiliki angka kebutaan mencapai 3 persen dan katarak menjadi penyebab kebutaan tertinggi sebesar 81 persen.
Dokter spesialis mata Klinik Mata Nusantara EyeCare Maria Magdalena Purba mengatakan perkembangan katarak tidak dapat dihambat akan tetapi dapat ditangani dengan tepat. Salah satunya adalah dengan peka terhadap gejala awal munculnya katarak.
“Proses perjalanan penyakit katarak umumya terjadi secara perlahan dan tidak menyebabkan rasa sakit yang signifikan. Katarak juga membuat kualitas hidup seseorang menjadi menurun. Apabila katarak dibiarkan tanpa penanganan yang tepat dapat membuat seseorang mengalami kebutaan secara permanen,” jelas Maria melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Jumat (17/11/2023) lalu.
Menurut Maria, gejala katarak bervariasi dari individu ke individu, tetapi terdapat beberapa gejala umumnya di antaranya penglihatan menjadi kabur atau buram, penglihatan ganda atau berbayang, kesulitan melihat di malam hari, perubahan persepsi warna, penglihatan silau, dan penurunan sensitivitas kontras.
Jika seseorang merasa mengalami perubahan dalam penglihatan, lanjut Maria, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter mata agar katarak dapat terdeteksi dini dan dapat dilakukan penanganan yang tepat sehingga dapat membantu menjaga penglihatan dan mencegah tingkat keparahan katarak yang lebih lanjut.
“Bagi Anda atau anggota keluarga yang berusia di atas usia 40 dan yang memiliki faktor risiko katarak lainnya, seperti diabetes, perlu menjalani pemeriksaan mata secara berkala. Pemeriksaan ini dapat menjadi langkah yang tepat untuk mendeteksi adanya katarak sejak dini,” ungkap Maria.
Maria mengingatkan, katarak dapat menyerang seseroang berusia produktif. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan perubahan gaya hidup yang dapat membantu memperlambat timbulnya katarak. Mulai dari mengenakan kacamata dengan resep yang sesuai, menggunakan kacamata hitam apabila saat berada di luar ruangan, berhenti merokok, dan menjaga tekanan darah serta gula darah Anda dalam kisaran normal.
“Mengalami gejala katarak tidak berarti akhir dari penglihatan yang baik. Dengan perawatan yang tepat, banyak orang yang menderita katarak bisa mendapatkan kembali penglihatan dan kualitas hidup yang lebih baik. Apabila mengalami gejala katarak, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan mata dengan dokter spesialis mata terdekat,” tegas Maria.
Pengobatan katarak gratis
Tingginya penderita katarak di Indonesia mendorong perusahaan pengelola Tambang Emas Martabe, PT Agincourt Resources, menyelenggarakan operasi katarak gratis yang berlangsung sejak bulan Agustus hingga November 2023. Sebanyak 1.310 mata katarak dari 1.235 orang berhasil disembuhkan. Jumlah ini melampaui target awal yang ditetapkan sebanyak 1.000 mata.
Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Ruli Tanio, mengatakan operasi katarak gratis telah mengubah hidup ribuan warga Sumatra Utara yang sebelumnya mengalami gangguan penglihatan akibat katarak serta memungkinkan mereka untuk kembali melihat jelas indahnya dunia dan terbebas dari kendala yang menghambat aktivitas sehari-hari.
“Kami bangga menginisiasi program kesehatan yang sudah membantu masyarakat Sumatra Utara. Operasi katarak bukan hanya soal pemulihan penglihatan, melainkan juga memberikan harapan hidup yang lebih berkualitas kepada mereka yang mungkin telah lama menghadapi keterbatasan penglihatan,” ujar Ruli melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Senin (13/11/2023).
Direktur RS Mata Mencirim 77 Medan, dr. Syarifuddin, memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PTAR yang telah menyelenggarakan operasi katarak kepada masyarakat pra-sejahtera di sejumlah wilayah di Sumatra Utara.
“Banyak penderita katarak di Sumatra Utara yang sangat terbantu oleh Tambang Emas Martabe melalui operasi katarak ini. Kami mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada PTAR yang secara konsisten mengadakan operasi katarak dan sekuat tenaga membantu penderita katarak hingga mereka bisa melihat kembali,” ujarnya.
Apresiasi juga disampaikan Bisman Harahap yang mengantarkan anaknya yang menderita katarak, Maesaroh (7 tahun), berangkat dari rumah mereka di Kota Padangsidimpuan ke Medan untuk menjalani operasi katarak di RS Mata Mencirim 77. Sejak usia 2 tahun Maesaroh mengalami katarak pada mata kanan, tetapi karena ketiadaan biaya dan minim akses kesehatan, penyembuhan tidak bisa dilakukan.
“Sungguh saya sangat berterimakasih kepada PTAR yang mengadakan operasi katarak gratis ini. Saya yang hanya petani kecil terbantu sekali dengan pengobatan ini. Saya berharap Maesaroh bisa melihat dengan jelas, bisa membaca dan menulis lancar, dan bisa mengejar cita-citanya menjadi dokter mata,” ungkap Bisman.
Pasien katarak lainnya, Supriadi (50 tahun), juga memberikan apresiasi positif atas operasi katarak gratis yang diselenggarakan PTAR. Warga Deli Serdang itu sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan. Katarak yang dideritanya hampir 2 tahun ini membuat Supriadi kesulitan bekerja, padahal ia harus menghidupi dua anaknya.
“Beberapa kali saya jatuh saat bekerja karena penglihatan saya kabur. Saya juga harus meminta teman mengantarkan saya pergi bekerja. Alhamdulillah, mata katarak saya sudah dioperasi. Harapannya, saya bisa bekerja lebih baik, tidak terjatuh lagi,” kata Supriadi.
Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono, menambahkan operasi katarak gratis Tambang Emas Martabe tidak saja mencakup pemeriksaan mata dan operasi katarak gratis, melainkan juga gelaran Pekan Informasi Katarak dan talk show yang menyosialisasikan operasi katarak dan kesehatan mata.
“Dengan demikian, Rangkaian Operasi Katarak Gratis Tambang Emas Martabe telah diselenggarakan dari sisi kuratif dan promotif yang juga mengarah ke pendekatan preventif. Tidak hanya mata pasien pulih, mereka juga mendapat informasi yang tepat tentang kesehatan mata,” ujar Katarina.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post