Jakarta, Prohealth.id – Body goals adalah kondisi tubuh yang diharapkan, contohnya seperti tubuh yang dimiliki oleh selebritas atau seseorang yang diidolakan. Biasanya, kondisi tubuh tersebut berfokus pada pengurangan lemak tubuh di bagian tertentu.
Key Opinion Leader of Dermaqual Aesterion Kalbe, dr. Junivan Lindra, M. Biomed (AAM), dalam Live Instagram @ptkalbefarmatbk, 20 Desember 2023 menyatakan, semua orang terlahir tidak sempurna, ada lemak yang terakumulasi di bagian perut, paha, lengan, pipi, double chin atau area tertentu. Body goals adalah target tubuh yang kita ekspektasikan seperti idola kita, misalnya seperti idol Korea yang terlihat hampir tidak punya lemak.
“Ekspektasi setiap orang pasti berbeda, ada yang ingin perutnya kecil, badannya ramping, pipinya tirus, dan sebagainya. Kalau goals sudah tercapai, banyak pasien yang happy dan lebih percaya diri,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Prohealth.id.
Ia menjelaskan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan body goals. Dari gaya hidup atau lifestyle, salah satunya, diet atau pengaturan pola makan yang tepat dengan membatasi jam makan setiap harinya. Cara diet ini disebut intermittent fasting. Selain itu, dengan rutin berolahraga atau bisa juga dengan melakukan treatment.
“Kalau mau instan, bisa dengan operasi yaitu liposuction (yang biasa disebut dengan sedot lemak). Tapi ada lagi cara yang sangat aman karena tindakan ini non-invasif, minim risiko, dan membuat pasien masih bisa melakukan aktivitas harian. Treatment yang sedang trend ini adalah injeksi lipolisis,” ungkap dr. Junivan.
Uniknya, injeksi lipolisis merupakan tindakan pengurangan lemak tanpa operasi yang bisa dilakukan untuk siapa pun, mulai usia remaja hingga lanjut usia atau lansia. Syaratnya, orang tersebut harus memiliki akumulasi lemak berlebih di area tubuh. Syarat lainnya, tidak boleh ada luka atau penyakit di area yang akan dilakukan injeksi lipolisis, termasuk HIV. Kemudian, pastikan imunitas tubuh dalam kondisi baik saat melakukan treatment.
Ia menerangkan saat ini teknologi semakin berkembang, jadi saat injeksi lipolisis hanya diperlukan sedikit penyuntikan jika menggunakan cannula. Misalnya, di bagian sisi perut kiri dan kanan, hanya dibutuhkan dua entry point injeksi.
“Jika terjadi bengkak atau memar selama recovery time, jangan kanget karena hal itu bagian dari proses, bukan sesuatu yang menakutkan. Tidak perlu khawatir, karena dalam waktu satu hingga dua minggu sudah kembali normal,” tutur dr. Junivan.
Dokter Junivan menjelaskan bahwa jumlah suntikan yang sedikit mempengaruhi minimnya risiko. Bahan aktif yang digunakan pun sangat aman karena sudah di-approved oleh FDA dan sudah banyak studi penelitiannya. Ia menekankan, penting untuk pasien memahami bahan aktif atau produk yang akan diberikan oleh dokter sebelum dilakukan tindakan lipolisis.
“Harus tanya ke dokternya, itu produknya dari mana dan isinya apa. Kalau saya pakai produk Dermaqual, dua produk yang dikombinasi, yaitu Dermaqual Supreall dan L-Carnitine. Ini sudah puluhan tahun dipakai dan terkenal sangat efektif menghilangkan akumulasi lemak. Jadi ini bukan jamu-jamuan yang belum ada penelitiannya. Produk Dermaqual yang didistribusikan Kalbe ini sudah ada izin BPOM, sudah banyak studi klinis dan trialnya maka sudah pasti aman,” paparnya.
Setelah memastikan kualitas produk, perlu juga mengetahui siapa dokter yang akan mengerjakan proses tindakan lipolisis. Dokter itu harus tersertifikasi dan ahli di bidangnya, supaya memastikan penerimaan produk ke tubuh pasien berjalan dengan tepat sesuai prosedur. Selain itu, treatment harus dilakukan di klinik, bukan di hotel atau tempat lainnya.
Product Management Kalbe Aesterion, apt. Vennesa Yulia, S. Farm. menambahkan, produk injeksi lipolisis dari Kalbe berasal dari Paris, yakni brand Dermaqual. Salah satu produk yang digunakan dr. Junivan adalah Dermaqual Supreall yang mengandung phosphatidylcholine (PPC) dan deoxycholate (DC). Produk lainnya yaitu Dermaqual L-Carnitine yang mengandung L-Carnitine 20 persen.
Vennesa menjelaskan, mekanisme kerja DC itu seperti deterjen sehingga membuat membran sel lemak pecah atau melting. Sedangkan, PPC itu membuat sel lemak apoptosis (bunuh diri), merusak diri sendiri, lalu mati. Kemudian, L-Carnitine juga berperan penting karena berfungsi sebagai transporter yang memfasilitasi transportasi asam lemak rantai panjang untuk dibawa ke mitokondria sehingga dapat dimetabolisme menjadi energi.
“Tiga serangkai zat aktif ini fungsinya beda-beda, tetapi kalau digabungkan dapat bekerja sinergis sehingga hasilnya sangat efektif mengurangi lemak dan akan memperlambat proses perkembangan lemak kedepannya,” kata Vennesa.
Ia mengingatkan, lemak dalam tubuh dapat dihilangkan, tergantung di area mana yang mau di-treatment. Misalnya di bagian perut, pipi, double chin, lengan kanan, lengan kiri, paha dalam, paha luar, atau bra fat. Namun sebelum itu, harus konsultasikan ke dokter.
“Dokter akan cek dan evaluasi dahulu, itu bagian lemak atau otot. Jika ternyata area tersebut adalah otot dan bukan akumulasi lemak, tidak perlu di-treatment,” tambahnya.
Pada pengerjaan tindakan lipolisis dengan menggunakan campuran produk Dermaqual Supreall dan L-Carnitine, akan mengurangi sekitar 1—2 cm lemak selama berproses. Namun, perlu diingat bahwa hasil setiap pasien sangat bervariasi. Setelah dua minggu, bisa dilakukan treatment lanjutan untuk hasil yang lebih maksimal.
“Sebaiknya, lingkar perut diukur sebelum tindakan lipolisis Dermaqual, misalnya 110 cm. Setelah dua minggu treatment pertama, bisa dilakukan kembali pengukuran lingkar perut dan biasanya sudah terlihat adanya pengurangan 1—2 cm,” tutup dr. Junivan.
Discussion about this post