Jakarta, Prohealth.id – Siapa yang tidak ingin memiliki punya usaha sendiri dan investasi? Mimpi semacam itu selalu ada meski tantangan terbesar seringkali datang dari keterbatasan keuangan.
Profesi utama Aika, usia 39 tahun, adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Pendapatannya memang terbilang cukup, tetapi ini masih jauh dari impian finansial yang ideal. Karena itu, dia menjalani pekerjaan sampingan sebagai upaya menambah penghasilan. Sayangnya, pekerjaan sampingan tidak selalu datang dengan konsisten.
“Saya sebenarnya sudah punya rencana keuangan meskipun belum sepenuhnya berjalan sesuai harapan,” ucap Aika pada 24 Maret 2025 lalu. Impian Aika adalah memiliki usaha sendiri dan investasi. Namun itu masih sebatas keinginan yang terpendam.
Keterbatasan keuangan membuatnya tidak memiliki tabungan yang terpisah atau dana darurat. Saat ini hanya BPJS Tenaga Kerja yang menjadi tumpuan.
Kadang dia merasa sulit menyeimbangkan antara kebutuhan harian dan keinginan untuk menabung. Apalagi sebagai generasi sandwich, dia harus membiayai orang tuanya. Keadaan itu semakin menambah beban pengelolaan keuangannya. Ini kerap membuatnya bingung terutama ketika harus memprioritaskan pengeluaran.
“Kadang-kadang belum bisa memikirkan atau menakar. Agak sulit mengelola pemasukan.”
Informasi keuangan selama ini biasa ia peroleh dari podcast atau konten Instagram yang membahas pengelolaan keuangan. Meskipun ada banyak lembaga keuangan yang menawarkan kemudahan dalam berinvestasi tetapi Aika belum bisa membuat keputusan karena merasa pengetahuannya belum cukup.
Keterbatasan keuangan tidak mengurangi impiannya untuk memiliki usaha sendiri dan investasi. “Sebenarnya ingin banget punya usaha sampingan dan investasi kalau ada kemudahan,” ungkapnya.
Berinvestasi dengan Modal Kecil
Kemajuan teknologi menjadi faktor utama yang berperan besar dalam dunia keuangan. Terutama dengan munculnya platform digital memungkinkan transaksi keuangan secara mudah.
Transaksi digital menjadi salah satu fitur paling menonjol di dunia perbankan saat ini. Dari mulai menyimpan uang, membayar tagihan, melakukan investasi, bahkan hingga penggunaan dompet fisik bergeser dengan layanan digital. Namun kebiasaan finansial tetap penting di tengah segala kemudahan ini.
Program edukasi keuangan dari Maybank memberikan pemahaman terkait kebiasaan finansial ini. Misalnya; menyusun anggaran, menabung, dan berinvestasi. Edukasi dilakukan di perusahaan, melalui media, hingga di sosial media sehingga mencakup akses yang luas. Upaya ini sangat bermanfaat terutama bagi mereka dengan pendapatan setara Upah Minimum Regional (UMR).
Ragam produk investasi yang inklusif bisa diakses meskipun ada keterbatasan keuangan. Misalnya untuk emas, investasi bisa mulai dengan Rp10.000. Lalu minimal investasi hanya Rp100.000 untuk reksadana. Lewat layanan aplikasi M2U memungkinkan nasabah berinvestasi dengan cara yang sangat praktis bahkan secara berkala. Penabung dapat memantau langsung perkembangan investasi melalui aplikasi tersebut.
“Tetapi untuk gaji UMR disarankan investasi yang jelas, aman, dan mempunyai potensi pertumbuhan jangka panjang. Pastinya bisa dimulai dengan jumlah yang kecil,” jelas Head Wealth Management Maybank Johan Harsa pada 14 Maret 2025.
Siapapun bisa menikmati perlindungan finansial dari lembaga perbankan ini. Menutur Johan, ini tidak hanya penting untuk masa depan tetapi juga bisa memberi ketenangan di saat yang tidak terduga. Proteksi ini bisa berupa asuransi jiwa atau kesehatan maupun dana pensiun.
Sementara pengajuan kredit untuk merintis atau mengembangkan usaha akan melalui proses analisis kredit. Pelbagai produk atau solusi keuangan ini jika belum jelas bisa ditanyakan dengan mengunjungi ke cabang-cabang terdekat Maybank.
“Kami punya kurang lebih 300 cabang di Indonesia dan lebih dari 400 personal financial advisor. Mereka dapat memberikan keterangan mengenai produk investasi atau rencana investasi.”
Tabur Sekarang, Tuai Mendatang
Perencanaan keuangan adalah suatu proses untuk mencapai tujuan hidup seseorang melalui pengelolaan keuangan secara terencana dan terintegrasi. Sebelum menabung, nasabah perlu memerhartikan dua faktor utama perencanaan ini. Khususnya, tujuan hidup yang berupa kebutuhan dan waktu untuk mencapainya.
Tantangan dalam mengatur keuangan bertautan dengan uang yang terbatas sementara kebutuhan hidup banyak. Tentu bukan hanya untuk saat ini, tetapi juga untuk masa depan. Karena itu, perlu mengidentifikasi kebutuhan hidup untuk masa kini dan masa depan. Ini umumnya terbagi menjadi kebutuhan jangka pendek untuk 1 – 3 tahun, kebutuhan jangka menengah untuk 3 – 5 tahun, dan kebutuhan jangka panjang untuk di atas 5 tahun.
Perencana Keuangan Metta Anggriani memberikan sejumlah langkah praktis untuk memastikan keuangan tetap terjaga dan tujuan hidup tercapai. Mulai dengan mengelola cash flow yaitu pengeluaran tidak boleh lebih dari penghasilan. Lebih baik lagi bila ada sisa uang tiap bulannya agar seseorang bisa menabung. Pengeluaran atau gaya hidup harus teratur atau menambah penghasilan.
Berikutnya, manajemen risiko yaitu mengatur agar penghasilan tetap terjaga. Tidak tiba-tiba habis karena terjadi risiko tertentu. Umumnya instrumennya adalah asuransi atau minimal BPJS yang mungkin sudah otomatis terbayar oleh pemberi kerja. Sebaiknya pula ada dana darurat.
Utang terkelola baik. Berutang boleh asal mampu bayar. Maksimal cicilan utang adalah 30 persen dari penghasilan. Keuangan menjadi tidak sehat apabila lebih dari itu. Bila penghasilan masih terbatas maka sebaiknya jangan berutang. Sedapat mungkin segala kebutuhan terpenuhi dari uang yang ada.
Lalu menabung bila keuangan sudah stabil. Idealnya minimum 10 persen dari penghasilan. Kalau masih ada kelebihan uang maka menabung bisa ditingkatkan menjadi investasi dan biasanya untuk kebutuhan jangka panjang.
“Sebelum mulai berinvestasi, sangat penting untuk membiasakan diri menabung meski dengan jumlah kecil. Konsistensi adalah kunci. Ada banyak instrumen keuangan yang dapat dipilih. Bahkan dengan dana kecil sekalipun,” terang Metta pada 29 Maret 2025.
Pendiri Daya Uang ini mencontohkan beberapa instrumen keuangan yang dapat Anda pilih dengan dana kecil. Misalnya tabungan berjangka, tabungan emas, hingga reksadana.
Nasabah juga perlu mempersiapkan beberapa pos keuangan sejak dini. Seperti dana darurat, dana kesehatan, dan dana pensiun. Memiliki dana darurat yang cukup dapat memberikan rasa aman jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Proteksi asuransi kesehatan juga sangat penting. Pilihlah yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan baik BPJS ataupun asuransi kesehatan swasta. Dengan memulai persiapan sejak muda maka bisa mendapatkan premi yang lebih terjangkau dan memiliki perlindungan yang lebih baik.
Praktek pengelolaan keuangan dari pelbagai sumber akan sangat berguna. Sedangkan perencanaan keuangan menjadi lebih menantang terutama bagi generasi sandwich. Generasi ini harus memiliki dana darurat yang cukup untuk menghadapi situasi tak terduga. Belum lagi proteksi asuransi kesehatan untuk melindungi diri dan orang tua dari risiko kesehatan yang bisa merugikan. Tentunya, jangan menunda untuk mempersiapkan dana pensiun.
“Memang berat untuk menyiapkan ketiganya sekaligus. Sebagai generasi sandwich harus benar-benar ketat mengelola uang, belanja sesuai kebutuhan, dan pastikan jaring pengaman tersedia bila sewaktu-waktu terjadi risiko,” pungkas Metta. ***
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post