Jakarta, Prohealth.id – Pada awal Agustus 2025, Komisi Nasional (Komnas) Pengendalian Tembakau mengeluarkan surat resmi. Isinya adalah keprihatinan atas kolaborasi SIS Group dengan PT Gudang Garam Tbk dalam pendirian Surya Inspirasi School di Kediri, Jawa Timur.
Surat yang keluar pada 1 Agustus 2025 lalu Komnas PT menyatakan keprihatinan serius atas kolaborasi antara SIS Group of Schools dan Yayasan Surya Dharma Laksana. Hal ini mengingat Yayasan tersebut adalah afiliasi dari PT Gudang Garam Tbk, dalam pendirian Surya Inspirasi School di Kediri, Jawa Timur.
Padahal, SIS Group, terkenal melalui model Inspirasi-nya, sebagai penyedia pendidikan terjangkau dan berkualitas di berbagai daerah di Indonesia. Perkembangan ini turut didukung oleh International Finance Corporation (IFC) serta pengakuan melalui penghargaan Transformational Business Award dari World Bank.
“Reputasi tersebut menuntut tanggung jawab moral dan sosial yang besar, khususnya dalam menjunjung tinggi prinsip etika, kesehatan publik, dan perlindungan anak.”
Namun, keputusan untuk bermitra dengan PT Gudang Garam Tbk sangat bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan yang etis. Terutama yang berorientasi pada pembangunan manusia jangka panjang. Penggunaan tembakau masih menjadi penyebab utama kematian dan penyakit yang dapat dicegah di Indonesia.
Keterlibatan industri rokok dalam pendanaan, tata kelola, atau branding institusi pendidikan melemahkan upaya nasional maupun global dalam mengurangi dampak buruk tembakau, terutama terhadap anak-anak dan remaja.
Indonesia bersama dengan banyak negara lainnya telah menyatakan komitmen untuk melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang merugikan kesehatan. Kolaborasi antara institusi pelayanan public, khususnya sektor Pendidikan, dengan industri rokok merupakan ancaman nyata terhadap upaya tersebut. Kementerian Pendidikan, Pemerintah Daerah, serta para mitra pembangunan memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar sektor pendidikan bebas dari pengaruh industri rokok.
“Kami memahami pentingnya memperluas akses pendidikan dan membangun kemitraan lokal. Namun, menjalin kerja sama dengan industri yang secara langsung merugikan kesehatan masyarakat, terutama di kalangan kelompok yang paling rentan, merupakan kekeliruan strategis sekaligus pelanggaran prinsip etika.”
Komnas PT menegur empat instansi yang dalam surat tersebut. Pertama, SIS Group untuk memberikan klarifikasi secara terbuka dan mempertimbangkan kembali hubungan kerja sama dengan PT Gudang Garam dan yayasan afiliasinya.
Kedua, IFC/World Bank untuk meninjau kembali dukungan terhadap SIS atau afiliasinya jika kolaborasi dengan industri rokok tetap dilanjutkan.
Ketiga, Kementerian Pendidikan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri memperkuat kebijakan yang menjaga dunia pendidikan dari konflik kepentingan dengan industri. Khususnya yang membahayakan kesehatan publik.
Keempat, seluruh pemangku kepentingan pendidikan memastikan kemitraan selaras dengan prinsip transparansi. Selain itu tata kelola etis sesuai kepentingan kesehatan masyarakat.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post