Jakarta, Prohealth.id – Alzheimer Indonesia menggelar rangkaian kegiatan Bulan Alzheimer Sedunia yang diperingati tiap bulan September. Tahun ini tema Bulan Alzheimer Dunia tersebut adalah Risk Reduction in Dementia.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat dr. Maria Endang Sumiwi, MPH mewakili Menteri Kesehatan di dalam sambutannya mengatakan PEMERINTAH ingin meningkatkan kerja sama dengan berbagai organisasi non-profit dalam pengentasan masalah kesehatan. Termasuk seperti organisasi Alzheimer Indonesia terutama dalam menyukseskan transformasi kesehatan di Indonesia yang akan menempatkan siklus hidup sebagai konteks utama.
“Hal ini berarti ODD dan lansia akan mendapatkan perawatan dan pendampingan yang maksimal dan sejalan dengan upaya negara untuk mencegah dan mempromosikan gaya hidup sehat,” jelas dr. Endang melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Selasa (5/9/2023).
Sejalan dengan hal tersebut dan untuk mendukung langkah transformasi kesehatan dan program preventif mengurangi risiko demensia di Indonesia, Alzheimer Indonesia (ALZI) yang genap satu dasawarsa membantu Orang Dengan Demensia (ODD) mengadakan serangkaian acara yang fokus untuk memberikan penghargaan bagi para caregivers sebagai garda terdepan pendamping Orang Dengan Demensia.
DY Suharya, Pendiri Alzheimer Indonesia (ALZI) juga menyampaikan berbagai kegiatan yang mendukung gaya hidup sehat. Misalnya, ada berbagai konten yang ALZI miliki seperti senam otak – Jangan Maklum Dengan Pikun, aktivitas bermakna, serta dorongan lainnya agar lansia tetap aktif menjadi sebuah materi berharga untuk memastikan kesehatan di usia senja. Suharya mengatakan dalam satu dasawarsa ALZI memberikan para anggotanya kesempatan untuk mencapai tahap berikutnya dalam spirit melayani dan memberikan kualitas hidup yang terbaik bagi Orang Dengan Demensia dan caregiversnya di Indonesia.
Ada berbagai program dan capaian selama ini baik dalam memberikan edukasi, training, support group, pelayanan konseling Navigasi Perawatan ALZI (NARAZI), home visit, program online-offline, materi video di kanal Youtube, sosial media, menguatkan kemitraan dan mendorong berbagai kebijakan di tingkat nasional.
“Ini dilakukan untuk memastikan bahwa 10 tahun ke depan para caregivers dan Orang Dengan Demensia juga lansia senantiasa sehat rohani jasmani dengan semangat tinggi dan senantiasa berkarya dan berkontribusi dalam kehidupan sehari-harinya,” ujarnya.
DY Suharya melanjutkan bahwa ini adalah upaya ALZI agar kedepannya adalah dengan menguatkan “Pasukan Ungu” level berikutnya atau disebut Care Navigators yang memiliki kemampuan kepemimpinan dan komunikasi membantu keluarga dalam menavigasi perjalanan perawatan dan pendampingannya.
“Keberadaan care navigators ALZI bisa berpotensi menurunkan beban ekonomi yang muncul ketika kita menjadi caregivers. Sebagai gambaran, jika ada 1,2 juta ODD di Indonesia maka idealnya akan ada 100.000 care navigators yang dapat membantu mereka,” lanjut DY.
Era Baru Alzheimer Indonesia
Pada kesempatan ini ALZI juga memperkenalkan slogan baru yaitu Seroja Semanggi: Sehat Rohani Jasmani dengan Semangat Tinggi. Slogan yang sering dikumandangkan oleh Yaya Suharya, lansia berusia 94 tahun yang juga merupakan Pembina ALZI berkaitan dengan konteks longevity – panjang umur, agar lansia senantiasa berkarya dan berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari serta menjadi inspirasi lintas generasi.
Slogan Seroja Semanggi ini dipilih untuk menyongsong era baru ALZI di tengah berbagai tantangan pasca pandemi. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat atas demensia Alzheimer berarti semakin banyak pula kehadiran para caregivers yang akan mendapatkan tantangan baru dalam hidup. Hal ini berarti dibutuhkan dukungan kolektif baik dalam bentuk arahan dan upaya saling menyemangati antar caregivers, baik secara luring maupun daring.
Terkait meningkatnya kesadaran atas Alzheimer Indonesia Prof. Dr. dr. Yuda Turana, SpS (K), Pembina ALZI dan Peneliti di UNIKA Atma Jaya mengatakan bahwa anak muda sejak umur 20 tahun perlu memulai kebiasaan dan gaya hidup yang mampu melindungi otak dari bahaya demensia di usia lanjut.
“Kini kita tidak lagi bicara mengenai apa yang orang berusia 50 tahun dapat lakukan, tapi apa yang generasi muda dan lanjut usia dapat lakukan bersama-sama agar terlindung dari demensia Alzheimer,” terangnya.
Berangkat dari tema baru tersebut, perayaan satu dasawarsa Alzheimer Indonesia juga dipenuhi oleh berbagai acara yang menempatkan kolaborasi generasi muda dan lanjut usia. Salah satu acaranya adalah pemutaran film yang berjudul “Ada Buat Ayah” tentang perjalanan caregivers dan keluarga dalam mendampingi dan merawat Orang Dengan Demensia. Selain itu ada juga pemberian secara simbolis pin kepada para caregivers untuk memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kerja keras yang mereka lakukan.
Ketua Alzheimer Indonesia Michael Maitimoe menambahkan, pihaknya juga mengadakan sesi Caregivers Meeting, sesi curhat antar caregivers.
“Acara yang sudah kami adakan selama lebih dari 100 kali ini dipercaya akan memberikan ruang untuk saling berbagi dan menyemangati agar para caregivers semakin terdorong dalam merawat orang yang mereka cintai,” kata
Dalam momentum bulan Alzheimer Sedunia, di Indonesia sendiri Alzheimer Indonesia juga akan merayakannya dengan mengadakan konser amal Journey of Caring #1DekadeBersamaALZI pada tanggal 23 September mendatang didukung oleh Andi Rianto beserta penyanyi lintas generasi, pemerintah, private sectors dan stakeholders ALZI lainnya dipersembahkan untuk Orang dengan Demensia dan Caregivers, serta keluarga lintas generasi.
“Kami berharap konser ini dapat menjadikan momentum untuk merayakan kerja keras para caregivers selama ini dan menumbuhkan semangat untuk menyongsong hari-hari ke depan. Kami juga sangat bersyukur atas dukungan yang ada sehingga ALZI dapat tumbuh selama sepuluh tahun terakhir,” kata Michael.
Asal tahu saja, Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI) adalah organisasi non-profit yang memiliki visi untuk membantu meningkatkan kualitas hidup Orang Dengan Demensia (ODD) beserta keluarga dan caregivers di Indonesia. Berdiri pertama kali pada Juli 2000 dengan nama Asosiasi Alzheimer Indonesia, dan resmi menjadi anggota Alzheimer’s Disease International (ADI) sejak 2009 lalu.
Berkembangnya organisasi, dengan dukungan anggota dan relawan dari berbagai usia dan latar belakang membuat organisasi melakukan transformasi menjadi Yayasan Alzheimer Indonesia pada 2013 lalu dengan kampanye “Jangan Maklum Dengan Pikun” memiliki jumlah relawan mencapai lebih dari 1000 orang serta followers media sosial mencapai lebih dari 6000 orang yang tersebar di 19 kota/wilayah di Indonesia dan 6 negara di luar Indonesia misalnya; Belanda, USA, Swiss, Qatar Jerman, dan Inggris Raya.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post