Mahasiswa Fasilkom Universitas Indonesia (UI), angkatan 2019 Darren Ngoh melakukan inovasi yaitu FisioMotion, sebuah aplikasi membantu masalah kesehatan khususnya pasien fisioterapis, dalam melakukan latihan secara mandiri dengan bantuan machine learning berbasis kecerdasan artifisial (AI).
Aplikasi FisioMotion sendiri adalah hasil kolaborasi mahasiswa UI lintas fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom), Fakultas Kesehatan (FK), Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), dan program pendidikan Vokasi. Tim tersebut tak hanya Darren Ngoh, ada pula Indri Klarissa Ramadhanti dari Fasilkom 2019, Rio Fernando Alexander dari FIA 2022, Muhammad Mikail Athif Zhafir dari FK 2019, serta Alifia Azzahra Putri Satrio dari Vokasi 2019. Berkat aplikasi ini, Darren dan tim meraih penghargaan People’s Choice Award pada ajang internasional di National University of Singapore (NUS) Medical Grand Challenge 2022. Ajang internasional ini diselenggarakan pada Agustus lalu secara daring.
Ide Darren berangkat dari pengalaman selama pandemi Covid-19, pasien fisioterapi mengalami kesulitan untuk melakukan latihan terapi bersama fisioterapis. Untuk mengatasi hal tersebut, pasien melakukan sesi latihan secara online melalui fitur video call WhatsApp yang kemudian akan dipandu oleh fisioterapis.
Oleh karenanya, FisioMotion yang bertujuan untuk membantu mekanisme kerja para fisioterapis. Dengan menggunakan aplikasi ini, fisioterapis juga dapat melihat perkembangan pasien dalam pemulihan.
Berdasarkan siaran pers yang diterima Prohealth.id, Rabu (28/9/2022), FisioMotion dirancang agar mudah dioperasikan oleh penggunanya. Dengan membuka aplikasi, pasien dapat melihat jadwal latihan yang harus dikerjakan. Kemudian pasien dapat menjalankan latihan dengan menggunakan kamera, lalu sistem dalam aplikasi ini akan membantu mengoreksi jika ada gerakan pasien yang salah
Baca Juga: Rajin Cipta Aplikasi Kala Layanan Internet Belum Merata
Salah seorang anggota tim FisioMotion, mengatakan bahwa masalah yang terjadi pada isu kesehatan harus dijawab dengan kemajuan teknologi saat ini. Oleh karenanya tim memanfaatkan kecerdasan artifisial (AI) dalam situasi pandemi seperti ini, keterbatasan mobilisasi pasien fisioterapi sangat sulit.
“Berangkat dari permasalahan tersebut, sebetulnya yang dilakukan oleh para fisioterapis di klinik atau rumah sakit hanya memvalidasi apakah gerakan pasien benar atau salah, dari peluang itu kami coba aplikasikan AI dengan tujuan untuk memvalidasi gerakan pasien tanpa harus ke klinik. Selain itu pengguna aplikasi nantinya juga mendapat feedback secara realtime dalam satu aplikasi,” ujar Darren.
Baca Juga: WHO Luncurkan Panduan Minimalisir Kerusakan Akibat Eksperimen Ilmiah
Mengingat kini hampir seluruh dunia memasuki fase endemi Covid-19, agar aplikasi FisioMotion dapat terus digunakan serta bermanfaat bagi fisioterapis dan pasien, Tim FisioMotion sudah melakukan riset kepada beberapa fisioterapi di Vokasi UI. Aplikasi FisioMotion diharapkan mampu mengurangi antrean terapi offline dan membantu pasien lebih banyak untuk sembuh. Tercatat dalam satu hari, fisioterapis hanya dapat membantu 6-10 pasien untuk terapi. Namun, dengan bantuan aplikasi FisioMotion, fisioterapis dapat memantau hingga 20-25 pasien terapi per hari.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Cek artikel lain di Google News
Discussion about this post