Jakarta, Prohealth.id – Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengatakan anak-anak yang melakukan Lebaran dan melakukan perjalanan mudik bersama keluarga berpotensi mengalami sakit.
“Misalnya saja anak-anak berpotensi mengalamo selesma setelah Lebaran karena bertemu banyak orang,” ujar dr. Piprim dalam kegiatan konferensi pers yang diselenggarakan oleh IDAI, Kamis (27/4/2023).
Contoh penyakit lain menurut dr. Piprim berkaitan dengan masalah pencernaan pada anak. Perlu diketahui, manusia khususnya anak-anak memang sanggup untuk berpuasa setidaknya dalam dua hari saja, bayi masih bisa bertahan tanpa asupan air susu ibu (ASI) dari ibu.
“Meski manusia memang terbentuk biasa berpuasa sebenarnya, tetapi masalah kesehatan itu banyak disebabkan dari makanan. Sumber segala penyakit adalah pencernaan kita,” ujar dr. Piprim.
Sementara itu, dr. Himawan Aulia Rahman, SpA, selaku Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI mengakui bahwa nutrisi baik dalam kondisi kurang atau berlebihan bisa berpotensi menciptakan banyak penyakit pada tubuh. Ia juga
“Over nutrisi akut dalam jumlah banyak secara mendadak juga berpotensi menimbulkan berbagai keluhan,” terang dr. Himawan.
Menurutnya, gangguan fungsi saluran cerna juga bisa dialami anak-anak usai Lebaran. Hal ini karena saluran cerna adalah tempat masuk nutrisi, pengolahan nutrisi, dan pembuangan sisa nutrisi atau sampah dari dalam tubuh.
“Saluran cerna juga tempat imunitas. Ada proteksi dari kuman yang terkandung dalam makanan,” jelas dr. Himawan.
Selain itu, saluran cerna menjalani fungsi saraf, fungsi hormon dan saluran cerna. Biasanya, ketika anak juga mengalami sakit perut orang tua wajib melakukan deteksi dan melakukan pengobatan. Sebab, satu perut sebanyak 3 kali atau lebih selama 3 bulan terakhir disertai gangguan aktivitas pada anak sangat berpotensi disebabkan oleh faktor psikis anak yang tertekan atau terganggu.
Beberapa jenis penyakit yang umum pada masalah cerna anak; masalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), dyspepsia, ISK, gastroenteritis, intoleransi makanan, alergi makanan, hingga keracunan makanan. Setidaknya beberapa ciri anak yang sakit saluran pencernaan antara lain; BAB hanya kurang dari dua kali dalam sepekan, anak menahan BAB, ketika anak BAB dia merasa nyeri atau terlalu keras, BAB ukurannya terlalu besar, anak mengalami kecipirit, dan anak mengalami skibala.
Mengingat kondisi saluran pencernaan yang krusial bagi tubuh, dr. Himawan mengingatkan agar orang tua mengetahui ciri-ciri anak yang sakit sesudah libur Lebaran.
Pertama, perubahan pola kehidupan anak sehari-hari selama libur Lebaran dan menjalani proses arus mudik sampai arus balik. Kedua, anak mengalami kelelahan, stress, dan menyebabkan penurunan imunitas. Ketiga, anak makan dengan tidak teratur selama liburan, lalu anak juga kurang tidur. Keempat, anak berkumpul dengan orang banyak yang tidak diketahui kondisi kesehatan orang-orang tersebut.
Untuk itu ada beberapa penyebab dari sakitnya anak-anak selama musim Lebaran antara lain; kebersihan perorangan, kebersihan makanan/minuman, kondisi perumahan, kepadatan lingkungan, kualitas air bersih, dan jaminan kebersihan jamban.
“Rata-rata penularan yang mengganggu saluran cerna anak adalah dari makanan dan minuman yang tercemar patogan. Atau ada kontak langsung dengan pathogen. Sehingga perlu mengacu 4F atau memperhatikan food, feces, finger, and fly.”
Discussion about this post