Jakarta, Prohealth.id – Sebanyak 17 anak muda terpilih dari 15 kota/kabupaten di Indonesia yang bernaung dalam Pembaharu Muda 3.0 untuk menjadi agen-agen pengendalian tembakau dan menekan peningkatan perokok anak.
Pembaharu Muda adalah kegiatan pelatihan anak muda dari berbagai kota/kabupaten di Indonesia. Pembaharu Muda yang difasilitasi Yayasan Lentera Anak sejak 2016 kali ini menyelenggarakan pelatihan selama lima hari mulai 27 September 2021 sampai dengan 1 Oktober 2021 di Bogor, Jawa Barat. Pasca pelatihan, mereka berniat membuat aksi yang akan dilakukan sepanjang Oktober-November 2021 untuk mengontrol konsumsi tembakau dan zat adiktif di daerah masing-masing.
Ketua Lentera Anak, Lisda Sundari, menyatakan sebelumnya, Pelatihan Pembaharu Muda 1.0 telah diadakan dengan 20 anak muda terpilih dari 17 kota/kabupaten pada 2016. Lalu pada 2019 diadakan Pelatihan Pembaharu Muda 2.0 kepada 20 anak muda terpilih dari 20 kota/kabupaten. Lisda menegaskan tujuan Pelatihan Pembaharu Muda kali ini adalah untuk menciptakan pemimpin muda yang peduli, berkomitmen dan berperan bersama organisasi dan komunitasnya untuk mendukung penurunan prevalensi perokok di Indonesia melalui kampanye, advokasi dan aksi bersama. Lisda pim menyampaikan sejumlah pertimbangan mengapa Lentera Anak fokus memberikan pelatihan dan memfasilitasi kaum muda.
“Kaum muda adalah agenda strategis pembangunan dan perubahan, mereka memiliki Powerful voice dan kredibilitas. Mereka juga memiliki energi dan vitalitas, genuine dan tidak memiliki kepentingan politis,” ujarnya melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Rabu (13/10/2021).
Visi lain penyelenggaraan pelatihan ini karena adanya urgensi akibat permasalahan pelik perokok di Indonesia. Generasi muda merupakan target pemasaran industri rokok untuk mendapatkan perokok pengganti (replacement smoker) demi keberlangsungan bisnisnya. Hal ini dibuktikan melalui serbuan iklan, promosi dan sponsor rokok yang semakin masif, baik di luar ruang, di dalam ruang, maupun di televisi dan media sosial yang gencar dilakukan industri rokok hingga saat ini.
Guna menghadapi permasalahan tersebut Lentera Anak melihat kaum muda dapat mengambil peran yang lebih strategis untuk meningkatan kesadaran dan menggalang dukungan masyarakat, juga mempengaruhi kebijakan agar berpihak kepada pemenuhan hak kesehatan anak dan kaum muda.
“Karena itu, kaum muda perlu didukung, diberdayakan dan dilibatkan dalam berbagai upaya edukasi, kampanye dan advokasi yang bertujuan melindungi anak dan kaum muda dari target pemasaran industri rokok,” tegas Lisda.

Youth Empowerment Officer Lentera Anak, Rama Tantra, menjelaskan sejak 2016 Lentera Anak telah melibatkan dan mendukung inisiatif lebih dari 100 anak muda dari berbagai organisasi di seluruh Indonesia dalam berbagai kegiatan dan upaya pengendalian tembakau, mulai dari tingkat kota/kabupaten, nasional hingga tingkat global.
Pada 2016 misalnya, Pembaharu Muda 1.0 bergerak bersama komunitasnya di 17 kota/kabupaten melakukan Kampanye “Surat Untuk Presiden” selama Maret – Mei 2016 ke sekolah-sekolah, kampus, lingkungan RT/RW, Karang Taruna dan Pramuka, untuk mengumpulkan dukungan agar Presiden RI mengaksesi FCTC atau Framework Convention on Tobacco Control. FCTC merupakan perjanjian internasional tentang kesehatan masyarakat yang disepakati negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bertujuan untuk melindungi generasi masa kini dan masa mendatang dari dampak konsumsi rokok dan paparan asap rokok.
Dari Kampanye “Surat Untuk Presiden” tersebut terkumpul 11.022 surat sebagai dukungan agar Presiden mengaksesi FCTC. Dan pada peringatan puncak Hari Anak Nasional tahun 2016, sebanyak 100 surat diantaranya, disampaikan oleh perwakilan Pembaharu Muda 1.0 dari kota Jakarta, Citra Demi Karina, bersama Ikam Gading Fajar Romadhon dan Andre Rezky Pratama kepada Presiden Joko Widodo melalui Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani.
Sejumlah Pembaharu Muda 1.0 juga aktif melakukan audiensi kepada pemangku kepentingan di kotanya masing-masing untuk mendorong terbitnya regulasi pelarangan iklan, promosi dan sponsor rokok. Diantaranya adalah Renaldo Pratama, Pembaharu Mda asal kota Sawahlunto, dan Febrian, Pembaharu Muda Kota Padang.
Pada 2019, Pembaharu Muda 2.0 melakukan kampanye “Satu Puntung Sejuta Masalah” pada November 2019 dengan mengajak 75 organisasi dan melibatkan 700 orang, dimana sebagian besar mereka adalah anak muda usia 14-25 tahun. Hanya dalam waktu satu bulan terkumpul lebih dari 200 ribu puntung rokok.
Selain itu, Pembaharu Muda 2.0 juga tercatat menggerakkan kampanye delapan koma tujuh yang berkomitmen mendorong jumlah perokok anak turun menjadi 8,7% pada tahun 2024 dengan melakukan Revisi PP 109/ 2012 yang diamanatkan oleh Perpres No.18/2020. Sejumlah Pembaharu Muda 2.0, antara lain Sarah Muthiah Widad, Fathi Muhammad, Janitra dan Julio Adam juga menjadi inisiator terbentuknya Indonesian Youth Council for Tobacco Control (IYCTC) atau Dewan Muda Indonesia untuk Pengendalian Tembakau.
Saat ini para Pembaharu Muda 3.0 menyiapkan kampanye “Parade Mural Hari Kesehatan Nasional” yang akan dimulai pertengahan Oktober mendatang, hingga peringatan Hari Kesehatan Nasional pada 12 November.
Adelia Kusuma Prasetiyo Putri, Pembaharu Muda 3.0 dari kota Madiun menegaskan rencana aksi bersama akan berkolaborasi dengan sejumlah organisasi dan komunitas di kota/kabupaten masing-masing. Menurut Adelia, kolaborasi sangat perlu dilakukan untuk memperkuat sinergi dalam kegiatan aksi bersama guna mendukung perlindungan anak dari rokok.
Sejumlah organisasi, seperti Forum Anak, Aksi Kebaikan, Young Health Program, 9CM, serta organisasi mahasiswa dan pelajar sudah menyatakan siap berkolaborasi bersama Pembaharu Muda 3.0 dalam kampanye “Parade Mural Hari Kesehatan Nasional”.
Khusus di kota Madiun, kata Adelia, mereka siap berkolaborasi bersama sejumlah komunitas seperti komunitas mural dan komunitas motor.
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post