Puasa Ramadan memiliki banyak manfaat. Selain untuk kesehatan tubuh, puasa nyatanya juga bermanfaat bagi kesehatan reproduksi dan kesuburan sehingga dapat mendukung keberhasilan program hamil (Promil).
Menurut dr. Ganot Sumulyo, SpOG, dosen Fakultas Kedokteran IPB University, manfaat puasa bagi tubuh manusia secara general melibatkan organ-organ tubuh, salah satunya ovarium. Puasa dapat meningkatkan keseimbangan hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron. Selain itu, berpuasa mendukung ovulasi yang sehat dengan menurunkan resistensi insulin.
Ia menilai, puasa, khususnya puasa intermiten atau puasa Ramadan, dapat memberikan manfaat yang cukup besar bagi penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS).
“Seperti membantu meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga kadar insulin dalam darah menjadi lebih stabil,” jelas dokter spesialis obstetri dan ginekologi tersebut melalui siaran pers, Senin (24/3/2025).
Lanjut dr. Ganot, penurunan insulin ini penting karena kadar insulin tinggi memicu ovarium untuk memproduksi androgen atau testosteron (hormon pria) berlebih. Kondisi ini dapat memperburuk gejala PCOS. Ia menjelaskan, puasa dapat menurunkan kadar Luteinizing Hormone (LH) dan androgen (testosteron). Hal ini membantu menyeimbangkan hormon estrogen dan progesteron yang dapat memperbaiki keseimbangan hormon.
“Hal ini mendukung ovulasi yang lebih teratur dan memperbaiki siklus menstruasi,” ungkapnya
Ia menegaskan, wanita dengan PCOS penting untuk menjaga pola makan teratur dan menghindari lonjakan gula darah.
Di sisi lain, puasa juga membantu meningkatkan kesehatan hormon pria, terutama untuk pria dengan obesitas, resistensi insulin, atau kadar testosteron rendah.
“Yang penting adalah menjaga asupan protein, lemak sehat, dan mikronutrien seperti; zinc dan vitamin D saat puasa,” imbuhnya.
Sementara, untuk pria dengan gangguan sperma, ia menyarankan agar menghindari konsumsi rokok, alkohol, makanan bakaran, dan stres kronis. Semua hal ini berpengaruh pada spermatogenesis.
Selain itu, pasangan yang sedang menjalani promil saat puasa perlu memperhatikan beberapa hal. Salah satunya menghindari makanan berlemak dan gula berlebih. Adapun untuk pria dengan masalah kualitas sperma perlu menghindari makanan berlemak. Misalnya; gorengan, gula berlebih, dan makanan tinggi glikemik.
“Hindari makanan ultra-proses, tinggi gula, lemak trans, alkohol, dan kafein berlebihan. Perhatikan berat badan ideal karena obesitas maupun underweight sama-sama bisa menurunkan peluang kesuburan,” ucapnya.
Ia merekomendasikan beberapa jenis makanan untuk pasangan dengan masalah infertilitas. Tujuannya untuk meningkatkan kesehatan reproduksi, kualitas sperma dan ovulasi. Pertama, makanan dengan protein berkualitas tinggi: daging tanpa lemak, ikan berlemak, telur, tahu dan tempe.
Kedua, lemak sehat: omega-3, minyak zaitun extra virgin, dan alpukat. Ketiga, karbohidrat kompleks: oat, quinoa, beras merah, dan roti gandum utuh.
Keempat, sayuran dan buah kaya antioksidan: sayuran hijau, buah beri, jeruk, kiwi, dan pepaya. Kelima, makanan dengan umber zinc: tiram, kacang almond, dan biji labu.
Keenam, makanan dengan sumber folat seperti; sayur hijau gelap, lentil, asparagus, dan alpukat. Ketujuh, makanan dengan sumber selenium (kacang brazil) dan suplemen CoQ10. Delapan, susu dan produk fermentasi: yogurt, kefir, dan tempe.
Saat ini dr. Ganot Sumulyo, Sp.OG adalah dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Ia berpraktik di beberapa rumah sakit di Bogor. Dokter Ganot adalah lulusan Universitas Jenderal Soedirman dan spesialis Obstetri & Ginekologi dari Universitas Indonesia. Ia memiliki keahlian dalam bidang fetomaternal, infertilitas, serta bedah laparoskopi ginekologi.
Selain aktif dalam praktik klinis, dr. Ganot memiliki pengalaman dalam penelitian dan publikasi ilmiah, terutama terkait kesehatan ibu dan bayi.
Dengan latar belakang pelatihan yang luas di bidang ultrasonografi, bedah ginekologi, dan manajemen kehamilan risiko tinggi. Ia pun berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan reproduksi di Indonesia.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post