Jakarta, Prohealth.id – Pemerintah sudah memastikan akan memulai suntikan dosis ketiga alias vaksin booster secara gratis bagi lansia dan peserta Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan per Januari 2022 ini.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menerangkan, pada Selasa (14/12/2021) lalu bahwa penyuntikan vaksin booster ini dibagi dengan dua skema, yang pertama untuk lansia dan penerima bantuan BPJS Kesehatan secara gratis, sementara skema kedua adalah untuk semua warga non lansia yang tidak ikut BPJS Kesehatan mandiri atau berbayar.
Senada dengan Menkes, menurut Kepala Badan Pengawas Obat (BPOM) RI Penny Lukito ada tiga merek vaksin Covid-19 yang tengah menungg izin penggunaan dosis ketiga dari emergency used authorization (EUA) yaitu Pfizer, Astrazeneca, dan Sinovac khususnya untuk usia di atas 18 tahun.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI, drg. Putih Sari menjelaskan, sejak varian Omicron terdeteksi di Indonesia angka kasus cenderung terus mengalami kenaikan. Penularan varian omicron terbilang masif, namun gejalanya cukup terkendali.
“Berdasarkan laporan beberapa negara ini sebenarnya lebih ringan jadi ini tentu menjadi introspeksi agar pemerintah bisa menyiapkan lagi fasilitas kesehatan. Sulit masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga angka kematiannya tinggi. Tentu kepada masyarakat bukan berarti tidak panik tapi mewaspadai sehingga protokol kesehatan juga harus kita jaga terus dan sehingga lonjakan kasus varian baru tidak seperti di Afrika Selatan,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti ini.
Rencana penyuntikan vaksin booster pada masa naiknya kasus omicron menurut Putih harus menunggu evaluasi terhadap pemeriksaan sero antibodi di masyarakat.
“Ada beberapa negara di dunia yang akhirnya karena Omicron membuat kebijakan booster dipercepat. Ini tentu baik, tinggal bagaimana masyarakat tentunya pemerintah memberikan kepastian terhadap aksesibilitas vaksin booster ini,” kata Putih.
Dia mengingatkan agar jangan sampai yang nantinya menjadi prioritas kelompok rentan adalah lansia saja. Oleh karena itu pelru diumumkan secara transparan kemampuan dan beban ekonomi negara. Termasuk kemungkinan itu mereka yang ada di daftar PBI akan mendapatkan booster gratis.
“Untuk masyarakat lainnya yang akan dikenakan biaya terhadap vaksin booster, saya sendiri meminta agar perhitungannya jangan sampai membebani masyarakat. Tetap ada subsidi agar anggarannya tidak menghebohkan seperti antigen yang membingungkan masyarakat dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah,” terang Putih.
OMICRON TERUS MELONJAK
Secara terpisah, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan pada Jumat (31/12/2021) tercatat ada 68 kasus baru varian omicron yang berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri dan 11 diantaranya merupakan WNA, sehingga total kasus Konfirmasi sebanyak 136 orang.
“Semua kasus merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri, dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat,” ungkap Nadia.
Dari 68 Kasus Konfirmasi Omicron tersebut, sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala, 29 orang sakit dengan gejala ringan, 1 orang sakit dengan gejala sedang, dan 9 orang lainnya tanpa keterangan.
Data WHO dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan Delta dan dengan mempertimbangkan tingkat penularan dan risiko keparahan, maka didapat hasil bahwa kemungkinan akan terjadi peningkatan penambahan kasus yang cepat akibat Omicron. Akan tetapi diiringi dengan tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit atau ICU yang lebih rendah dibandingkan dengan periode Delta.
Artinya varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi tapi dengan risiko sakit berat yang rendah. Walaupun begitu, masyarakat tetap harus waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat. Oleh karena itu upaya pencegahan dan pengendalian, serta upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan.
Oleh karena itu, dr. Nadia mengimbau masyarakat untuk menahan diri tidak bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang sangat tinggi.
“Jangan egois, harus bisa menahan diri untuk tidak bepergian dulu ke negara dengan transmisi penularan Covid-19 yang sangat tinggi seperti Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Kita harus bekerjasama melindungi orang terdekat kita dari tertular Covid-19. Mari kita menahan diri,” tegasnya.
Penulis: Tim Prohealth.id
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post