Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan kelompok penderita penyakit pernapasan yang kronis. Penyakit Paru Obstruktif Kronik dulunya dikenal dengan nama Penyakit Paru Obstruktif Menahun.
Adapun kelompok yang rentan mengalami PPOK adalah para perokok aktif dan mantan pecandu rokok. PPOK juga bisa saja dialami mereka yang punya riwayat merokok secara pasif. Selain asap rokok, polusi udara juga menjadi pemicu masalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang bisa berakibat lebih buruk menyebabkan PPOK.
Sebagai golongan penyakit kronis, pasien PPOK berpotensi mengalami efek samping pengobatan berupa menurunnya nafsu makan hingga mengalami malnutrisi alias kekurangan gizi. Selengkapnya, mari baca wawancara eksklusif Prohealth.id dengan Ahli Gizi Ifalibranita Mafi Hidayah, S. Gz atau yang akrab disapa dengan Fafa.
Mengapa pengidap penyakit paru obstruktif kronis seringkali mengalami malnutrisi?
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial.
Malnutrisi sering terjadi pada penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), yang disebabkan oleh peningkatan energi ekspenditur karena meningkatnya kerja pernafasan yang tidak disertai dengan asupan makan yang adekuat (cukup).
Apa saja faktor pasien mengalami malnutrisi pada penderita PPOK?
Ada faktor humoral, seperti inflamasi, sitokin, adipokin dan hormon juga berpengaruh terhadap status gizi pasien PPOK. Produksi IL-6 akibat faktor humoral pada PPOK dapat menurunkan nafsu makan.
Pasien PPOK juga sering mengalami hiperventilasi paru yang disertai diafragma mendatar dan penurunan volume abdomen. Hal tersebut menyebabkan rasa kenyang dan kembung ketika makan.
Adakah faktor lain yang paling mudah dikenali?
Pasien PPOK seringkali mengeluh mudah lelah ketika makan dan mengalami sesak nafas ketika makan atau minum. Faktor lain yang berpengaruh buruknya asupan makan pada pasien PPOK adalah depresi dan kesulitan belanja atau menyiapkan makanan sendiri.
Asupan energi yang masuk melalui makanan harus seimbang dengan kebutuhan energi individu. Asupan energi yang tidak seimbang akan menimbulkan masalah kesehatan. Asupan energi kurang dari kebutuhan maka tubuh akan menggunakan cadangan energi tubuh. Apabila kondisi ini berlangsung lama akan terjadi penurunan berat badan dan status gizi (malnutrisi).
Bagaimana cara memenuhi kebutuhan asupan gizi pada penderita penyakit paru obstruktif kronis yang cenderung tidak nafsu makan?
Pasien sebaiknya menerima konseling gizi untuk mengoptimalkan asupan dietnya. Pasien disarankan untuk makan dengan porsi kecil dan sering untuk mengurangi rasa kenyang dan kembung. Pada pasien dengan asupan oral yang tidak adekuat, dapat dipertimbangkan pemberian dukungan nutrisi berupa enteral nutrisi dan/atau parenteral nutrisi. Beristirahat sebelum makan untuk mencegah kelelahan, dapat membantu meningkatkan asupan makan. Pada banyak pasien, penggunaan ekspektoran di luar waktu makan, menggunakan oksigen ketika waktu makan, makan perlahan, mengunyah makanan dengan baik, dan berinteraksi sosial, semuanya dapat meningkatkan asupan makanan, metabolisme zat gizi, dan pengalaman yang menyenangkan.
Terdapat suplemen nutrisi yang disebut sebagai alternatif pemenuhan asupan gizi untuk penderita penyakit paru obstruktif kronis, apakah suplemen nutrisi merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi pengidap penyakit paru obstruktif kronis?
Apabila asupan diet peroral tidak optimal, maka perlu dipertimbangkan pemberian dukungan gizi berupa nutrisi enteral dan/atau parenteral. Formula nutrisi enteral komersial yang khusus dirancang untuk pasien dengan penyakit pernafasan mengandung karbohidrat yang lebih rendah yaitu 30 persen dan lemak yang lebih tinggi 50 persen.
Apakah suplemen ini sudah teruji klinis?
Ya. Uji klinis terkontrol menggunakan formula ini telah membuktikan penurunan produksi CO2 ketika dibandingkan dengan formula standar, mempunyai pengaruh terhadap status gizi dan metabolisme energi. Pemberian suplementasi nutrisi oral dengan porsi kecil dari formula nutrisi enteral juga lebih disukai untuk menghindari sesak nafas setelah makan dan untuk memperbaiki kepatuhan pasien
Bagaimana penjelasan tentang nutrisi yang terpenuhi dapat berperan sebagai terapi penyembuhan penyakit paru obstruktif kronis?
Penurunan berat badan karena asupan diet yang tidak adekuat berkorelasi secara bermakna dengan buruknya prognosis PPOK. Pasien dengan PPOK yang dirawat di rumah sakit dan mengalami malnutrisi cenderung untuk mempunyai masa rawat yang lebih lama dan rentan terhadap kenaikan morbiditas dan mortalitas. Sehingga, pemenuhan kebutuhan nutrisi dan mencapai status gizi normal menjadi hal penting untuk proses penyembuhan PPOK.
Adakah metode lain yang mendukung kelengkapan nutrisi?
Dukungan nutrisi dikombinasi dengan latihan fisik dan farmakoterapi anabolik sebagai bagian dari program rehabilitasi telah menunjukkan dampak yang baik pada peningkatan berat badan, massa bebas-lemak, dan kekuatan otot pernafasan pada pasien PPOK stabil.
Adakah makanan yang menjadi pantangan khusus bagi penderita penyakit paru kronis?
Penelitian prospektif telah membuktikan bahwa diet kaya buah, sayur, dan ikan dapat menurunkan insiden PPOK. Sebaliknya, diet kaya karbohidrat sederhana, daging merah dan olahan, desserts, dan kentang goreng dapat meningkatkan risiko PPOK. Terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori juga menyebabkan obesitas dan memperburuk kemampuan seseorang untuk bernapas. Makanan seperti junk food yang tinggi garam juga harus dihindari karena dapat menahan cairan.
Apa dampak jika melanggar pantangan tersebut?
Retensi cairan ini dapat menyebabkan pasien PPOK lebih sulit bernapas. Minuman berkarbonasi juga sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan gas dan kembung. Pasien PPOK diharapkan mencukupi kebutuhan cairan agar tidak dehidrasi, sehingga minuman yang terlalu manis, berkafein dan beralkohol juga harus dihindari karena justru dapat membuat tubuh rentan mengalami dehidrasi.
Bagaimana tips menjamin higienitas makanan dan asupan gizi bagi pasien paru kronis?
Pertama, memilih bahan makanan yang aman dan sesuai kebutuhan.
Kedua, penyimpanan bahan makanan di suhu dan tempat yang sesuai, untuk mencegah pertumbuhan kuman dan bakteri serta meminimalisir risiko kontaminasi silang.
Ketiga, mengolah makanan mencapai suhu yang tepat.
Keempat, menggunakan peralatan masak/dan peralatan makan yang bersih dan dari bahan food grade.
Kelima, lingkungan tempat makan dan masak harus bersih dan minim kontaminasi.
Keenam, rajin mencuci tangan dengan sabun.
Apa saran dokter untuk pengidap penyakit paru obstruktif kronis dapat memenuhi kebutuhan asupan gizinya dengan baik?
Pertama, berhenti merokok, untuk mencegah perkembangan gejala PPOK dan mencegah timbulnya komplikasi penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung, stroke, sampai kanker.
Kedua, usahakan untuk sarapan setiap pagi.
Ketiga, memilih menu yang menarik dan bervariasi, untuk mencukupi kebutuhan energi, lemak, protein, dan karbohidrat serta vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh untuk mempercepat proses penyembuhan.
Keempat, hindari terlalu banyak minum sebelum/saat makan.
Kelima, mengonsumsi camilan sehat diantara waktu makan.
Keenam, berolahraga atau latihan fisik, sesuai derajat intensitas yang dianjurkan.
Ketujuh, rutin berobat/minum obat secara teratur.
Delapan, berkonsultasi dengan petugas kesehata dalam penggunaan tambahan suplementasi nutrisi, terutama pada pasien dengan asupan oral tidak adekuat.
Apa saja kendala atau hal yang sulit dilakukan para pendamping pasien paru obstruktif? Apa pesan Anda bagi para pendamping pasien?
Pasien PPOK perlu melakukan kunjungan ke petugas Kesehatan untuk memperoleh konseling terkait manajemen penyakit pada kondisinya untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Keluarga atau pendamping pasien harus memberikan dukungan fasilitas yang memadai untuk berkunjung ke fasilitas atau petugas kesehatan, juga menyediakan kebutuhan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya meningkatkan proses penyembuhan dan peningkatan kualitas hidup pasien PPOK.
Untuk mencegah aspirasi, pendamping juga harus memberi perhatian khusus terutama pada saat pergantian antara bernafas dan menelan makanan, juga posisi duduk yang sesuai selama makan. Selain itu, pasien dengan keterbatasan fisik dapat dibantu dalam hal belanja makanan dan penyiapan masakan untuk dapat membantu pemenuhan kebutuhan asupan gizi.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post