Jakarta, Prohealth.id—Berdasarkan data terbuka yang dirilis oleh Open Data Jakarta milik Pemprov DKI Jakarta, setiap orang dapat mengetahui proporsi jumlah tenaga kesehatan di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan pembagian wilayah (kota/kabupaten). Data tersebut bisa di akses melalui link Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun 2020.
Data tersebut menjelaskan jika jumlah tenaga kesehatan di DKI Jakarta mencapai 63.098 orang pada 2020. Jumlah itu terdiri dari 10.112 dokter, 36.215 ribu perawat, 8.127 tenaga farmasi, 7.127 bidan, dan 1.517 ahli gizi dengan jumlah penduduk sebanyak 10,56 juta jiwa.
Jika dirata-ratakan, setiap tenaga kesehatan di Jakarta rata-rata melayani 167 orang. atau secara spesifik, setiap satu orang dokter rata-rata melayani 1.044 orang. Sementara setiap perawat rata-rata melayani 291 orang.
Resep Jurnalisme Data
Menggunakan resep jurnalisme data, penulis ingin menjawab hipotesis tentang terjadinya ketimpangan jumlah nakes (dokter, perawat) di 5 kotamadya dan 1 kabupaten di DKI Jakarta dibandingkan jumlah penduduk, yang akan mengakibatkan terganggunya layanan kesehatan.
- Mencari Data dari Sumber Terbuka
Pada kesempatan ini, penulis melakukan penelusuran untuk mengumpulkan sejumlah data yang dibutuhkan, meliputi:
- Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kota / Kabupaten 2020
- Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi DKI Jakarta 2018-2020
- Jumlah Fasilitas Kesehatan di Provinsi DKI Jakarta 2018-2020
- Rasio Tenaga Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk (Per Provinsi) Per 100.000 Penduduk (2018)
- Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota 2020
- Peraturan BPJKS Kesehatan no. 1 tahun 2017 tentang Pemerataan Peserta di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
- Permen Hukum dan HAM no. 34 tahun 2016 tentang Kriteria Daerah Kabupaten Kota Peduli HAM
- Mengunduh Data
Sejumlah data yang dikumpulkan berasal dari beragam format seperti: csv, xlsx, excel dan PDF. Khusus PDF merupakan data yang berisi peraturan, dikeluarkan oleh pemerintah atau instansi terkait.
Data yang berbentuk csv meliputi:
a. Jumlah tenaga kesehatan menurut Kota/ Kabupaten pada tahun 2020. Data tersebut didapatkan melalui penelusuran di website Open Data Jakarta (https://data.jakarta.go.id/).
Di website pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci “jumlah tenaga medis di jakarta 2020”. Setelah itu akan muncul tiga varian data set terkait jumlah tenaga medis di Jakarta.
Pilihan selanjutnya mengklik “Data Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten / Kota Provinsi DKI Jakarta” yang ada di baris kedua. Tampilan layar akan berubah, berisi dataset jumlah tenaga kesehatan menurut kabupaten/kota Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2018 hingga 2020. Kemudian klik pilihan tahun 2020.
Setelah itu, akan muncul data set Jumlah tenaga kesehatan 2020 yang sangat rinci. Dataset tersebut dibuat pada 30 Agustus 2021 untuk menjelaskan jumlah tenaga kesehatan menurut kota/ kabupaten di DKI Jakarta 2020 dilengkapi beberapa variabel seperti: tahun, wilayah, tenaga kesehatan dan jumlah.
b. Data kedua yang dibutuhkan adalah jumlah tenaga kesehatan di Provinsi DKI Jakarta tahun 2020. Data tersebut dapat kita temui pada link: https://jakarta.bps.go.id/indicator/30/500/1/jumlah-tenaga-kesehatan-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-dki-jakarta.html.
Data itu bisa diunduh secara gratis dalam format excel, berisi tentang “Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi DKI Jakarta 2018-2020”.
c. Data berikutnya yang dibutuhkan jumlah fasilitas kesehatan tahun 2020. Data tersebut bisa didapatkan dari BPS melalui link:
Meskipun berformat xlsx, data tentang jumlah fasilitas kesehatan sejak 2018 – 2020 tetap bisa digunakan.
d. Yang dibutuhkan selanjutnya, jumlah penduduk pada tahun 2020. Data tersebut bisa ditemukan di link: BPS Provinsi DKI Jakarta. Data terdiri dari beberapa variabel, seperti: jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk per tahun, dan persentase penduduk sejak tahun 2018-2020.
- Konversi Data di Spreadsheet
Semua data yang diunduh, dikumpulkan di dalam satu folder di komputer. Data itu siap dikonversi menggunakan google spreadsheet. Spreadsheet merupakan salah satu layanan yang ditawarkan oleh google untuk mengolah data.
Cara konversi data ke google spreadsheet melalui langkah-langkah berikut:
Buka gmail, lalu login. Setelah itu klik menu google spreadsheet, seperti pada gambar dibawah ini.
Untuk memudahkan pengerjaan resep jurnalisme data, file-file yang dibutuhkan dibagi atas 4 file besar, terdiri dari: Usulan proyek jurnalisme data, Data jumlah tenaga kesehatan, Data jumlah penduduk per Kab/Kota dan Data fasilitas kesehatan (RS, tempat tidur, puskesmas kecamatan dan puskesmas kelurahan).
Data set jumlah tenaga kesehatan (csv) sebelum dikonversi, tampilannya belum rapi. Untuk memudahkan, data tersebut disimpan terlebih dahulu di local drive (komputer). Tampilannya akan seperti ini.
Data tersebut akan dirapikan, sehingga lebih mudah dibaca. Caranya dengan memblok semua file.
Setelah itu pilih ‘data’, kemudian klik ‘text to columns’, sehingga muncul tampilan seperti dibawah ini. Kemudian pilih ‘Delimeted’.
Setelah itu klik next. Pilihan berikutnya, centang ‘comma’, ‘space’ dan ‘Treat consecutive delimeters as one’. Kemudian klik next lagi.
Setelah itu muncul tampilan seperti dibawah ini, pilihan berikutnya ‘General’. Lalu klik finish.
Data akhirnya telah terpisah sempurna, terbagi atas beberapa kolum, terdiri dari tahun, wilayah, tenaga kesehatan dan jumlah.
Seperti dijelaskan di atas, data siap dikonversi ke dalam spreadsheet. Caranya menekan icon spreadsheet, sehingga muncul tampilan seperti ini. Untuk memulai spreadsheet jangan lupa mengklik simbol (+) yang ada di pojok kanan bawah.
Setelah itu, data jumlah kesehatan diblok (di komputer), siap untuk di-copy ke spreadsheet.
Di spreadsheet, data di copy paste pada baris yang diinginkan. Selain itu, jangan lupa untuk memastikan menu open sharing pada bagian “bagikan”.
Hal yang sama juga dilakukan terhadap data jumlah penduduk per Kab/Kota dan Data fasilitas kesehatan (RS, tempat tidur, puskesmas kecamatan dan puskesmas kelurahan).
- Cleaning Data di Spreadsheets
Langkah berikutnya adalah pembersihan (cleaning) data di spreadsheet. Namun berhubung datanya sudah rapi, maka tidak diperlukan perubahan format data. Untuk memudahkan pengerjaan, data dibagi ke dalam beberapa sheet yang diberi penamaan khusus, seperti: data orisinal, copy orisinal, cleaning data, filter data (pivot).
Langkah serupa juga dilakukan terhadap data jumlah penduduk per Kab/Kota dan data fasilitas kesehatan (RS, tempat tidur, puskesmas kecamatan dan puskesmas kelurahan).
- Filtering Data di Spreadsheets
Setelah membersihkan data dilakukan, tahapan selanjutnya adalah memilah data sesuai kebutuhan. Istilahnya ‘filtering’ data. Ini menjadi penting untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
a. Kegiatan memilah data, pertama-pertama ditujukan terhadap data “Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kota / Kabupaten 2020” milik Pemprov DKI Jakarta.
Dengan menggunakan fasilitas tabel ‘pivot’, kita dapat memilah data-data seperti: jumlah dokter, ahli gizi, bidan, tenaga farmasi dan perawat di 6 wilayah di Jakarta, sesuai yang diinginkan. Caranya: blok semua data di sheet “cleaning”, pilih “data” dan klik pivot.
Tabel pivot dapat digunakan untuk mencari jumlah dari tenaga kesehatan di masing-masing wilayah. Caranya, pada bagian baris, kita masukkan “data tenaga kesehatan” dan “wilayah”. Setelah itu, akan muncul tampilan sebagai berikut:
Kita juga bisa memilah data berdasarkan 6 wilayah di Jakarta, untuk melihat seperti apa proporsi tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan, ahli gizi dan tenaga farmasi) yang tersedia. Saat menggunakan pivot, bagian baris dikelompokkan atas dua pilihan, yakni “wilayah” dan “tenaga kesehatan”.
Selain itu, memilah data berdasarkan wilayah tertentu bisa dilakukan. Misalnya ingin mengetahui jumlah tenaga kesehatan di Kepulauan Seribu. Dengan menggunakan pivot, kategori baris didasarkan atas: “wilayah” dan “tenaga kesehatan”.
b. Memilah data “Penduduk Per Kab/Kota 2020”
Data yang bersumber dari BPS Provinsi DKI Jakarta merupakan data yang dikumpulkan sejak 2018 – 2020.
Berhubung data yang dibutuhkan hanya data tahun 2020, maka data tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu.
Setelah itu pemilahan data dilakukan menggunakan tabel pivot. Jumlah penduduk di 6 wilayah di Jakarta bisa diketahui, ketika baris pada tabel pivot, yang dipilih adalah “wilayah”. Hasilnya, jumlah penduduk di DKI Jakarta 10.562.90 jiwa.
Masih dengan tabel pivot, secara detil, jumlah penduduk terbesar dan terkecil di Provinsi DKI Jakarta bisa diketahui. Untuk populasi terbanyak, pada tabel pivot di bagian baris, pilihannya adalah: “wilayah” dan “jumlah penduduk”. Begitu juga untuk mencari jumlah populasi terkecil.
c. Memilah data Fasilitas Kesehatan (RS, tempat tidur, Puskesmas Kecamatan, Puskesmas Kelurahan) Kab/Kota 2020. Data yang bersumber dari BPS Jakarta terlebih dahulu dibersihkan, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Dengan menggunakan tabel pivot, jumlah fasilitas kesehatan (Puskesmas Kecamatan, Puskesmas Kelurahan, Rumah Sakit dan Tempat Tidur) di 6 wilayah di DKI Jakarta dapat diketahui. Caranya, pada tabel pivot di bagian baris dipilih “fasilitas kesehatan” dan “wilayah”.
Masih menggunakan pivot, jumlah fasilitas kesehatan (Puskesmas Kecamatan, Puskesmas Kelurahan, Rumah Sakit dan Tempat Tidur) terbanyak di DKI Jakarta bisa diketahui. Caranya, bagian baris pada tabel pivot kita pilih “wilayah” dan “fasilitas kesehatan”. Setelah itu difilter dengan memilih data yang berasal hanya dari “Jakarta Timur”.
- Analisis Data
Setelah melakukan pemilahan (filter) data, analisis dapat dilakukan. Analisis diperlukan untuk menguji hipotesis tentang ketimpangan jumlah nakes (dokter, perawat) di 5 kotamadya dan 1 kabupaten di DKI Jakarta yang diduga berpengaruh nyata terhadap jumlah penduduk, sehingga mengakibatkan terganggunya pelayanan kesehatan.
a. Berdasarkan data jumlah tenaga kesehatan menurut kota/kabupaten 2020 ditemukan sejumlah temuan menarik, seperti: wilayah yang memiliki jumlah dokter terbanyak ada di Jakarta Pusat (2.530 orang) dan yang terkecil di Kepulauan Seribu (43 orang).
Wilayah yang memiliki jumlah perawat terbanyak terdapat di Jakarta Pusat (9.824 orang) dan paling sedikit di Kepulauan Seribu (89 orang).
Dari data, tidak ada wilayah yang mendekati rasio ideal jumlah dokter (1 : 2500) sebagaimana tertuang dalam Permen Hukum dan HAM no. 34 tahun 2016 tentang Kriteria Daerah Kabupaten Kota Peduli HAM.
Khusus untuk rasio ideal perawat, tidak satu pun wilayah yang memenuhi kriteria sebagaimana aturan di Permen Hukum dan HAM no. 34 tahun 2016 tentang Kriteria Daerah Kabupaten Kota Peduli HAM. Wilayah seperti Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Utara masih jauh rasio ideal (1 : 855).
b. Data jumlah penduduk per kabupaten/kota 2020 menunjukkan jika Jakarta Timur merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak (3.037.140 jiwa) dan Kepulauan Seribu (2.7750 jiwa) sebagai yang terkecil.
c. Data fasilitas kesehatan di kabupaten/kota 2020 menunjukkan jika Jakarta Selatan memiliki rumah sakit terbanyak (57 unit) dan yang paling sedikit ada di Kepulauan Seribu (1 unit).
Wilayah yang memiliki jumlah tempat tidur terbanyak ada di Jakarta Timur (6.104 unit) dan yang paling sedikit di Kepulauan Seribu (10 unit)
Sementara itu, Jakarta Selatan menjadi wilayah yang memiliki jumlah Puskesmas Kecamatan terbanyak (10 unit) dan yang paling sedikit di Kepulauan Seribu (2 unit).
Khusus terkait jumlah Puskesmas Kelurahan paling banyak ada di Jakarta Timur (75 unit) dan yang paling sedikit di Kepulauan Seribu (4 unit)
d. Ketika DKI Jakarta memiliki 63 Ribu tenaga kesehatan tersebar di 6 wilayah, secara umum ditemukan kekurangan dokter dalam jumlah bervariasi. Untuk Jakarta Barat, kekurangannya 1280 dokter, Jakarta Pusat 2.083 dokter, Jakarta Selatan 1.548 dokter.
Adapun Jakarta Timur kekurangan 869 dokter, Jakarta Utara 1.178 dokter dan Kepulauan Seribu 855 dokter.
Dari isi jumlah perawat, diketahui Jakarta Barat mengalami kekurangan 461 perawat, Jakarta Pusat 748 perawat, Jakarta Selatan 569 perawat.
Sedangkan Jakarta Timur mengalami kekurangan 477 perawat, Jakarta Utara 446 perawat dan Kepulauan Seribu kekurangan 544 perawat.
- Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa ditarik dari hasil analisis untuk menguji hipotesis sebagai berikut:
a. Telah terjadi kekurangan dokter untuk semua wilayah di DKI Jakarta.
b. Telah terjadi kekurangan perawat untuk semua wilayah di DKI Jakarta.
c. Kepulauan Seribu merupakan wilayah dengan rasio dokter terendah (1: 645) disertai jumlah fasilitas kesehatan paling rendah (rumah sakit 1 unit, Puskesmas Kecamatan 2 unit, Puskesmas Kelurahan 4 unit, tempat tidur 10 unit).
d. Jakarta Pusat merupakan wilayah dengan rasio perawat terkecil (1:107), membutuhkan tambahan 748 perawat.
e. Jakarta Timur memiliki rasio dokter terbanyak (1:1.631) disertai jumlah Puskesmas Kelurahan terbanyak (75 unit) dan 6.104 unit tempat tidur sebagai yang terbanyak di DKI Jakarta.
f. Jakarta Selatan memiliki rumah sakit terbanyak (57 unit) disertai jumlah Puskesmas Kecamatan terbanyak (10 unit).
Secara umum, jumlah tenaga kesehatan (dokter, perawat) di 5 kotamadya dan 1 kabupaten di DKI Jakarta berdampak langsung terhadap jumlah penduduk, utamanya ketika pandemi Covid-19 terjadi. Jumlah pasien dari penduduk yang besar akan tertangani dengan baik jika jumlah tenaga kesehatan (dokter dan perawat) sesuai dengan rasio yang ditetapkan pemerintah. Selain itu, jumlah tenaga kesehatan (dokter dan perawat) yang memadai akan berdampak positif terhadap pelayanan yang diberikan.
- Saran.
Berkaca pada gelombang kedua Covid-19 di Jakarta, maka tenaga kesehatan menjadi elemen penting dan sangat dibutuhkan. Lonjakan kasus menunjukkan korelasi positif dengan jumlah pasien dirawat di rumah sakit.
Saat itu, tak sedikit tenaga kesehatan tertular Covid-19, bahkan hingga meninggal dunia. Atas dasar itu, peluang DKI Jakarta menambah tenaga kesehatan di enam wilayah sangat terbuka lebar, terbukti dengan dilakukannya rekrutmen tenaga kesehatan dengan tagline ‘Jakarta Memanggil’ pada 15 Juli 2021.
Mengamati tidak meratanya jumlah tenaga kesehatan di DKI Jakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, DKI Jakarta membutuhkan 2.156 tenaga kesehatan untuk menangani Covid-19.
Khusus tenaga kesehatan di Kepulauan Seribu yang jauh dari ideal, pemerintah harus bertindak cepat, mengingat penyebaran Covid-19 merata di semua wilayah dalam durasi singkat.
Perlu dipikirkan untuk pemberian insentif bagi tenaga kesehatan yang bertugas di Kepulauan Seribu, mengingat lokasinya yang jauh dan membutuhkan tenaga kesehatan yang tetap tinggal di lokasi.
Secara umum, untuk meringankan beban tenaga kesehatan di Jakarta, masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona. Caranya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
- Peluang dan tantangan
Peliputan jurnalisme data yang mengangkat tema tentang jumlah tenaga kesehatan di Jakarta sangat menarik, karena memunculkan banyak variabel yang bisa dielaborasi lebih jauh.
Penulis mengkhususkan hanya pada jumlah dokter dan perawat, sebagaimana rasio yang telah ditetapkan pemerintah melalui Permen Hukum dan HAM no. 34 tahun 2016 tentang Kriteria Daerah Kabupaten Kota Peduli HAM. Kendati demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk mengulik variabel lain, seperti: bidan, farmasi dan ahli gizi. Oleh karena itu, penulis menilai peliputan ini sebagai peluang baru bagi jurnalis lain yang ingin mengelaborasi lebih jauh terkait data-data ini.
Sementara itu, tantangan terbesar yang dihadapi dalam jurnalisme data kali ini adalah keterbatasan waktu. Mengingat penulis harus menyelesaikan sejumlah peliputan dengan topik yang berbeda, maka kemampuan untuk membagi waktu sangat diperlukan.
Penulis: Jekson Simanjuntak
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post