Surabaya, Prohealth.id – Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengalami hipoglikemia setelah berlari sejauh tujuh kilometer.
Ia mengalami pusing, kehilangan keseimbangan, dan akhirnya terjatuh hingga mengalami luka di kelopak mata. Kejadian ini menunjukkan bahwa hipoglikemia tidak hanya menyerang penderita diabetes. Hipoglikemia juga dapat terjadi pada siapa saja dengan kondisi tertentu.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Endokrin-Metabolik-Diabetes Universitas Airlangga (UNAIR) dr. Hermina Novida SpPD, KEMD, FINASIM memberikan tanggapannya terkait kasus ini. Ia menjelaskan bahwa hipoglikemia adalah kondisi kadar gula darah di bawah normal dapat terjadi akibat faktor medis dan non-medis lainnya.
“Hipoglikemia tidak hanya dialami oleh penderita diabetes. Tetapi juga bisa terjadi akibat aktivitas fisik berlebihan, kurangnya asupan kalori, atau gangguan pada metabolisme insulin,” jelasnya melalui siaran pers, Rabu (26/2/2025).
Faktor Penyebab Hipoglikemia
Menurut dr. Hermina beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan hipoglikemia, seperti aktivitas fisik berlebihan yang meningkatkan sensitivitas insulin dan penggunaan kalori. Selain itu, ia menyebut bahwa puasa yang terlalu panjang, serta berkurangnya cadangan glikogen pada pasien dengan berat badan rendah atau penyakit liver kronis dapat menjadi faktor pemicu. Faktor lain seperti tumor tertentu yang mempengaruhi kerja insulin, pengaruh obat-obatan, kondisi infeksi akut atau kritis yang mengganggu asupan kalori.
“Selain itu, kadar insulin yang terlalu tinggi akibat insulinoma atau penyakit ginjal kronik juga bisa menjadi penyebab,” jelasnya.
Faktor non-medis juga berperan dalam memicu hipoglikemia, seperti pola makan yang tidak teratur serta komposisi makanan yang tidak seimbang. Dokter Hermina mengungkapkan bahwa stres dan kurang istirahat juga dapat menyebabkan seseorang melewatkan makan dan mengalami penurunan nafsu makan. Akibatnya, asupan kalori terganggu.
“Ketika asupan kalori terganggu akibat pola makan yang tidak teratur, tubuh tidak memiliki cadangan energi yang cukup. Sehingga risiko hipoglikemia semakin meningkat,” ungkap dr. Hermina.
Langkah Pencegahan Hipoglikemia
Untuk mencegah hipoglikemia, dr. Hermina menekankan pentingnya pola makan yang teratur dengan komposisi seimbang. Selain itu, ia menyarankan untuk selalu memantau detak jantung saat beraktivitas fisik. Jangan lupa memantau kadar gula darah secara berkala.
Ia mengingatkan, olah raga secara rutin sangat baik, tetapi hindari aktivitas yang terlalu berat. Pastikan tubuh dalam kondisi fit sebelum berolahraga.
“Selain itu, sebaiknya konsumsi camilan sebelum olahraga untuk mencegah turunnya kadar gula darah secara drastis,” tambahnya.
Kepada masyarakat, dr. Hermina berpesan untuk perlu lebih memahami tanda-tanda awal hipoglikemia serta cara mengatasinya. Ia juga menyebut pentingnya peningkatan edukasi melalui media sosial mengenai gejala awal, pertolongan pertama, serta pencegahan hipoglikemia.
“Ini sangat kita perlukan agar masyarakat dapat lebih waspada,” pungkasnya.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post