Jakarta, Prohealth.id – Memasuki masa mudik 2025 untuk perayaan Lebaran pada 31 Maret 2025, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi bagi orang tua.
Rekomendasi perjalanan mudik ini bertujuan agar orang tua bisa menjaga kesehatan anak. Agar makin tepat sasaran, IDAI membuat anjuran kepada orang tua berbasis jenis moda transportasi mudik. Salah satunya adalah jalur transportasi udara.
Melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Sabtu (29/3/2025), ada beberapa tips bagi orang tua yang membawa anak mudik dengan pesawat.
Pertama, orang tua wajib memilih jadwal yang tepat. Pilih penerbangan yang sesuai dengan jam tidur anak agar mereka lebih tenang selama perjalanan.
Kedua, bawa perlengkapan penting. Siapkan tas kecil berisi popok, tisu basah, makanan ringan, dan mainan. Jangan lupa bawa pakaian ganti untuk berjaga-jaga.
Ketiga, atasi tekanan telinga. Beri anak minum atau makan sesuatu. Misalnya; permen atau biskuit, saat take-off dan landing untuk mengurangi rasa tidak nyaman di telinga.
Keempat, pilih tempat duduk strategis. Jika memungkinkan, pilih kursi dekat jendela atau lorong agar lebih mudah mengajak anak bergerak atau ke toilet.
Kelima, hiburan di pesawat. Bawa buku, mainan kecil, atau tablet yang sudah berisikan film atau game favorit anak.
Asal tahu saja, jelang puncak arus mudik, InJourney pastikan kesiapan 37 bandara di seluruh indonesia. Holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney bersama anak usahanya, PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports sebagai pengelola 37 bandara komersial di Indonesia memastikan kesiapan sarana dan prasarana serta pelayanan terbaik untuk menyukseskan arus mudik Lebaran 2025, khususnya menjelang puncak arus mudik melalui udara yang diprediksi terjadi esok hari 28 Maret 2025.
Pada Kamis (27/03/2025) lalu, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, bersama Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa, Direktur Utama InJourney Maya Watono, Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi melakukan peninjauan di Terminal 1, 2 dan 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Dalam kunjungannya, Dudy Purwagandhi mengapresiasi renovasi dan revitalisasi bandara serta pengaturan ulang operasional terminal di Bandara Soekarna-Hatta. Ia termasuk mengapresiasi pengoperasian Terminal 2F sebagai terminal khusus jemaah umroh. Pelayanan bandara yang semakin baik tentunya akan memberikan kenyamanan bagi para penumpang pesawat terbang.
Ia menyebut ada kenaikan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta daripada tahun lalu. Tetapi tidak kelihatan karena PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports sebagai pengelola bandara sudah menata sedemikian rupa dengan menyusun alokasi penerbangan di masing-masing terminal, sehingga tidak ada penumpukan. Melihat kesiapan Bandara Soekarno-Hatta, Dudy yakin tidak akan terjadi penumpukan antrean pada saat puncak arus mudik.
“Pemudik yang datang tentu sesuai dengan tiket yang terjual sehingga kami tidak khawatir. Pesawat tersedia dan kapasitas bandara juga cukup untuk menampung pemudik yang akan melakukan perjalanan,” kata Dudy.
Menurut catatan InJourney Airports, Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk dengan total 885 ribu penumpang pada periode 21-26 Maret 2025 ini. Posisi berikutnya Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan 343 ribu penumpang, Bandara Juanda Surabaya dengan 236 ribu penumpang. Selanjutnya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dengan 168 ribu penumpang. Lalu Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan dengan 102 penumpang. Selama periode tersebut pula, InJourney Airports melayani 2,67 juta penumpang atau meningkat 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara untuk pergerakan pesawat mencapai 20.677 pergerakan.
Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari proses transformasi bandara di bawah pengelolaan InJourney Airports sekaligus untuk mempersiapkan perjalanan para penumpang agar lebih nyaman khususnya pada periode angkutan lebaran.
“Transformasi pada sektor kebandarudaraan sangat penting karena bandara merupakan wajah bangsa atau gateway of the nation. Melalui perbaikan pengelolaan bandara, kami berharap dapat memberikan kualitas layanan bagi masyarakat dengan optimal dan tetap kondusif meski terdapat peningkatan volume penumpang,” terang Maya.
Lebih lanjut, Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi, menuturkan bahwa pihaknya memastikan kesiapan pelayanan bandara melalui manajemen trafik yang semakin baik dengan rebalancing maskapai penerbangan di terminal.
Pada musim mudik Lebaran 2025, sebanyak 37 bandara di bawah pengelolaan InJourney Airports akan Standby 24 jam selama 19 hari mulai 24 Maret – 11 April 2025. Pengecualian di Bandara I Gusti Ngurah Rai yang akan tutup pada tanggal 29 Maret karena perayan Nyepi. InJourney Airports juga melakukan penambahan sekitar 16.295 personel untuk mengoptimalkan pelayanan di bandara. InJourney juga menghadirkan posko angkutan lebaran pada 21 Maret hingga 11 April 2025 di 37 bandara yang dikelola InJourney Airports.
Tanggal 28 Maret 2025 kemarin adalah puncak arus mudik di 37 bandara InJourney Airports. Prediksi jumlah pergerakan penumpang pesawat pada puncak arus mudik ini mencapai sekitar 741 ribu penumpang.
Faik Fahmi memperkirakan puncak arus mudik pada 28 Maret sejalan dengan mulai hari libur Lebaran. Untuk itu staf di 37 bandara siap melayani pemudik pada puncak arus mudik. “Kami memastikan seluruh touch point atau titik layanan penumpang dapat terlayani dengan baik di tengah peak season angkutan lebaran,” ujar Faik Fahmi.
Ia memastikan seluruh fasilitas di sisi darat (land side) dan sisi udara (air side) juga sudah siap. Fasilitas di bandara pun dalam kondisi baik. Mulai dari terminal penumpang hingga runway, taxiway dan apron akan maksimal dalam memastikan kelancaran puncak arus mudik.
Lebih lanjut, Faik menuturkan InJourney Airports menjalankan manajemen trafik agar tingginya lalu lintas penerbangan dapat ditangani dengan baik. Pihaknya fokus pada penyesuaian slot time (ketersediaan waktu take off dan landing pesawat). Kemudian alokasi slot time untuk penerbangan tambahan (extra flight). Termasuk penyesuaian jam operasi bandara, serta optimalisasi kapasitas terminal penumpang.
Ia menegaskan, peningkatan jumlah penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta pada angkutan lebaran cukup tinggi berkisar 8-10 persen. Namun demikian, pelayanan berjalan lancar dan tidak terjadi penumpukan.
“Ini karena rebalancing yang kami lakukan sehingga pergerakan penumpang dapat terbagi dengan baik melalui Terminal 1, 2 dan 3,” jelas Faik Fahmi. Program rebalancing dengan memindahkan operasi maskapai dari satu terminal ke terminal lainnya ini sejalan dengan tuntasnya revitalisasi Terminal 1B, dan Terminal 2F.
Sepanjang periode angkutan lebaran pada 21 – 27 Maret 2025, seluruh bandara InJourney Airports secara kumulatif telah melayani 3,2 juta penumpang dan 24.481 penerbangan.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post