Jakarta, Prohealth.id- Mudik adalah media advokasi pemenuhan hak disabilitas dalam menggunakan moda transportasi publik yang didalamnya ada kemandirian dan kesetaraan. “Mudik bukan hanya bicara gratis, tetapi bicara bagaimana melalui media mudik dapat memajukan hak-hak penyandang disabilitas dalam menghilangkan hambatan di semua moda transportasi” ungkap Ilma Sovri Yanti selaku inspirator Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) saat melakukan rampcheck di Stasiun Senen, Jakarta (Kamis, 28/3/ 2024).
Menurutnya, mudik yang dimaksud adalah aman, nyaman, dan menjunjung tinggi martabat, melindungi, dan menciptakan kemandirian dan mewujudkan kesetaraan. Ketika pelayanan moda transportasi di event mudik menjadi perhatian banyak pihak sebagai pemenuhan, biasanya terjadi hanya pada saat momen itu berlangsung. Namun setelah event mudik selesai, disabilitas kembali rutin berhadapan dengan hambatan. “Tidak ada perubahan sistem, kebijakan yang permanen, sehingga akan terus berulang seperti itu,” ucap Ilma.
Untuk itulah secara konsisten program MRAD diinisiasi bersama masyarakat sipil, terus mengingatkan banyak pihak penyelenggara Mudik Gratis, baik pemerintah, BUMN, swasta maupun komunitas, bahwa bukan hanya mudik, namun juga membongkar perspektif dalam memandang penyediaan (proses), pemberian fasilitas dan hak yang sama dengan kemudahan tanpa hambatan.
Setidaknya, berpedoman pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 98 tahun 2017 tentang penyediaan aksesibilitas pada pelayanan jasa transportasi publik bagi pengguna jasa berkebutuhan khusus. Tidak hanya transportasinya, tetapi juga menuju transportasi yang diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 tahun 2017 tentang persyaratan kemudahan bangunan dan gedung, yang di dalam aturan tersebut mengatur secara detail setiap fasilitas yang akan dibangun.
Dalam persiapan MRAD yang bekerjasama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI), melakukan ramp check untuk melihat dan memastikan persiapan pelayanan dan aksesibilitas untuk para peserta mudik disabilitas yang menggunakan moda transportasi kereta api.
Dalam kegiatan ramp check ini, Catur Sigit Nugroho selaku Ketua Tim Inklusi Disabilitas, Kementerian Perhubungan menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk berkoordinasi dan memastikan apakah layanan publik yang disediakan oleh Stasiun Senen sudah memberikan pelayanan yang aksesibel untuk disabilitas, seperti bagaimana proses peserta mudik disabilitas pengguna kursi roda dapat memasuki gerbong kereta.
“Perlu dicek juga bagaimana jalur ramp yang dibutuhkan oleh para peserta pengguna kursi roda untuk menyebrangi peron, apakah running teks yang tersedia dapat diakses oleh teman tuli, dan sudahkah fasilitas toilet yang ramah dan nyaman?” kata Catur, penyandang disabilitas yang memakai kursi roda.
Menurut Hendrik selaku Kepala Stasiun Senen, bahwa pihaknya terus mengupayakan dan membantu tersedianya fasilitas yang dapat membantu kebutuhan teman-teman disabilitas, walaupun mungkin masih ada kekurangan yang masih terus diperbaiki.
Namun, untuk mudik MRAD ini, pihak Stasiun Senen akan membantu proses penyelenggaraan mudik ini agar memudahkan bagi teman-teman disabilitas.
Editor: Irsyan Hasyim
Discussion about this post