Jakarta, Prohealth.id – Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, jumlah kasus aktif di Jakarta per 12 Januari 2022 lalu naik sejumlah 269 kasus. Sehingga jumlah kasus aktif kini sebanyak 2.752 (orang yang masih dirawat/isolasi).
“Perlu digarisbawahi bahwa 2.044 orang dari jumlah kasus aktif adalah pelaku perjalanan luar negeri. Sedangkan, kasus positif baru berdasarkan hasil tes PCR hari ini bertambah 412 orang sehingga total 868.611 kasus, yang mana 248 di antaranya adalah pelaku perjalanan luar negeri,” terangnya.
Selain itu, Dwi turut mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai penularan virus Varian Omicron yang kini juga meningkat di Jakarta. Dari 498 orang yang terinfeksi, 82,1 persennya atau sebanyak 409 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 89 lainnya adalah transmisi lokal.
Sebelumnya, Prohealth.id mencatat, satu hari sebelumnya yakni 11 Januari 2021, kasus harian di Indonesia kembali mencapai 802 kasus. Kenaikan ini termasuk yang tertinggi sejak 24 Oktober 2021 lalu. Adapun sumbangan kasus terbanyak berasal dari DKI Jakarta.
Sementara itu guna mencegah penyebaran Covid-19, upaya 3T terus digalakan, selain vaksinasi Covid-19 yang juga masih berlangsung dengan cakupan yang lebih luas. Data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat, dilakukan tes PCR sebanyak 14.251 spesimen.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 13.965 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 412 positif dan 13.553 negatif. Selain itu, dilakukan pula tes Antigen hari ini sebanyak 49.541 orang dites, dengan hasil 73 positif dan 49.468 negatif.
“Perlu diketahui, hasil tes antigen positif di Jakarta tidak masuk dalam total kasus positif karena semua dikonfirmasi ulang dengan PCR,” terangnya.
Lebih lanjut, Dwi juga menyampaikan, target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu (bukan spesimen), artinya target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu. “Target ini telah Jakarta lampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir ada 92.218 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 746.914 per sejuta penduduk,” tambahnya.
Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 852.269 dengan tingkat kesembuhan 98,1 persen, dan total 13.590 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 3,4 persen.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 2,8 persen, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 10,9 persen. “WHO sendiri menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen,” katanya.
Sementara itu, proses vaksinasi juga masih terus berlangsung. Untuk Vaksinasi Program, total dosis 1 saat ini sebanyak 11.989.459 orang (118,9 persen), dengan proporsi 70 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 30 persen warga KTP Non DKI.
Jumlah yang divaksin dosis 1 hari ini sebanyak 904 orang. Sedangkan, total dosis 2 kini mencapai 9.343.014 orang (92,7 persen), dengan proporsi 71 persen merupakan warga ber-KTP DKI dan 29 persen warga KTP Non DKI. “Jumlah yang divaksin dosis 2 hari ini sebanyak 197 orang,” tutupnya.
OPTIMALKAN TELEMEDICINE
Secara terpisah, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, Kementerian terus mencatat penambahan konfirmasi Omicron di Indonesia.
“Kalau kita perhatikan, juga terlihat peningkatan yang signifikan dari angka kasus harian dimana dari se jumlah 454 menjadi 802, naik hampir dua kali lipat,” ungkap dr. Siti Nadia.
Oleh karena itu, dia mengungkapkan masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron, mengingat karakteristik Omicron yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat.
“Jika dilihat dari perkembangannya, konfirmasi omicron cenderung mengalami peningkatan, dari pemeriksaan SGTF, kasus probable omicron pada PPLN cenderung meningkat, hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi” ungkap dr. Nadia
Namun, dilihat dari tingkat keparahan, mayoritas kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. Sehingga tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit. Untuk itu, lanjut dr. Nadia, pihaknya akan menggencarkan telemedicine yang didedikasikan bagi pasien yang melakukan isolasi di rumah.
“Kami bekerjasama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi di rumah, agar penanganan pasien dapat dilakukan seluas dan seefektif mungkin” ucap dr. Nadia
Selain itu dari sisi teurapetik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien Covid-19 dengan gejala ringan.
Dari sisi tracing, tambah dr Nadia akan dilakukan penemuan kasus aktif dengan meningkatkan tracing menjadi lebih dari 30 per kasus positif. Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan WGS pada level komunitas dengan target 1.700 sampai 2.000 WGS setiap bulannya.
Penulis: Jekson Simanjuntak
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post