Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis
No Result
View All Result
Prohealth
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

Pekerjaan Hijau dan Kerinduan Anak Muda

Meneropong urgensi pemanfaatan media sosial untuk hadirkan pekerjaan hijau bagi masa depan anak muda di Kalimantan Timur.

by Admin
Wednesday, 4 June 2025
A A
Pekerjaan Hijau dan Kerinduan Anak Muda

Kuliah umum dari Yayasan Mitra Hijau di Kalimantan Timur. (Sumber foto: Yayasan Mitra Hijau/2025)

Samarinda, Prohealth.id – Jika seluruh negara menjalankan komitmen iklim masing-masing serius perubahan akan terjadi. Setidaknya, permintaan akan turun 20 persen sebelum 2030 dan 70 persen sebelum 2050.

Maka dari itu, Kalimantan Timur atau daerah lain juga harus melepaskan diri perlahan dari ketergantungan batu bara. Apalagi dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, PDRB 2024 Kaltim dari sektor pertambangan dan penggalian, tercatat menurun. Pada 2023 sektor ini menyumbang peranan 43,19 persen. Sedangkan, 2024 turun menjadi 38,38 persen.

BacaJuga

EKSPLOITASI NIKEL: Warga Papua Tolak Industrialisasi Nikel di Raja Ampat

Masuk Bulan Juni, Cuaca Buruk Masih Mengintai

Saat ini Provinsi Kalimantan Timur memiliki 2,004 juta penduduk berusia di bawah 30 tahun. Dari kondisi ini, isu green jobs atau pekerjaan hijau yang ramah lingkungan menjadi masa depan impian. Tidak lagi di sekitar pertambangan yang selama beberapa dekade sudah jadi magnet ekonomi di provinsi ini. Media sosial pun tak bisa lepas dari isu pekerjaan kiwari. Hal ini, menjadi bahasan dalam Kuliah Tamu dari Yayasan Mitra Hijau bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT).

Ketua Program Studi Teknik Geologi UMKT Fajar Alam memaparkan sejak era sebelum kemerdekaan, pertambangan dahulu jadi daya tarik Kalimantan Timur. Sisa industri pertambangan batu bara, ditemukan di kawasan Palaran dan Loa Kulu. Namun, jangan sampai kisah berulang, ketika industri pertambangan tak lagi berjalan, masyarakatnya kebingungan harus mencari nafkah dari mana.

“Kita itu masih seperti zaman purba, seperti berburu. Kita menggali tanah, menemukan batu bara, kita kumpulkan dan langsung dijual,” sambungnya, (3/6/2025).

Indonesia termasuk Kalimantan Timur, belum banyak membahas soal hilirisasi dan isu-isu energi hijau. Padahal, ini menjadi kans besar bagi anak muda di masa depan.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau (YMH) Dicky Edwin Hindarto pun memaparkan kemampuan utama untuk berkecimpung di green jobs. Pertama, harus memiliki pemahaman mengenai isu-isu lingkungan. Lalu bahasa pemrograman dan internet, ilmu komunikasi terutama bahasa asing. Memahami geopolitik lingkungan dan ekonomi makro, kepemimpinan kuat, dan kemampuan menulis. Serta kecintaan pada bumi, alam, lingkungan, dan makhluk ciptaan tuhan.

“Sehingga, bukan hanya sekadar mencari pendapatan, tetapi juga lebih berdedikasi dan mencintai pekerjaannya,” sebut Dicky yang sudah bekerja di isu energi sejak dekade 90an tersebut.

Dia menambahkan, perusahaan di sektor hijau mulai bermunculan dan berkembang. Bahkan, perusahaan tambang pun membutuhkan ahli di sektor energi hijau. Maka dari itu, jika anak muda mempersiapkan diri dari sekarang, akan lebih baik.

Fardila Astari Communication Strategist Yayasan Mitra Hijau, memaparkan persiapan anak muda juga tak bisa melepaskan media sosial. Semua anak muda, saat ini memiliki media sosial. Siapa yang jadi pionir, mereka akan dilirik. Di sisi lain, dalam dunia kerja sosial media akan menjadi pertimbangan perekrut kerja atau pihak yang ingin menggunakan jasa kita.

“Biasanya HRD akan cek media sosialnya. Jadi, kalau suka debat-debat tanpa data, itu hati-hati ya,” sambungnya.

Ketika ingin bekerja di sektor energi hijau, akan jadi nilai lebih ketika dicek sosial medianya, ternyata punya ketertarikan pada isu-isu energi hijau. Apalagi jika jadi campaigner di isu energi hijau. Influencer di isu energi hijau juga jadi salah satu kesempatan baru. Namun, memang harus memiliki kemampuan manajemen komunikasi dan menggaet publik. Ada beberapa hal yang harus dipahami. Tidak hanya soal teknik membuat konten. Tetapi, juga harus konsisten dan memahami waktu upload, juga target pasarnya.

 

 

Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Bagikan:
Source: green jobs
Tags: green jobskampus hijaupembangunan hijaurevolusi hijau

Discussion about this post

https://www.youtube.com/watch?v=ZF-vfVos47A
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.

No Result
View All Result
  • Kesehatan
  • Ekonomi
  • Perempuan dan Anak
  • Penggerak
  • Regulasi
  • Lingkungan
  • Cek Fakta
  • Jurnalisme Warga
  • Infografis

© 2024 Prohealth.id | Sajian Informasi yang Bergizi dan Peduli.