Mendung masih menggantung di langit Kota Demak. Hujan kembali mengguyur “Kota Wali” pada Sabtu (24/2/2024) lalu. Kendati demikian, cuaca yang kurang bersahabat itu tak mengendorkan semangat warga Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar. Sekalipun banjir belum semuanya surut dan masih membayangi mereka.
Berdasarkan laporan dari siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sedari pagi, para warga berduyun-duyun menyambangi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Wonorejo. Warga datang tidak untuk menerima bantuan permakanan maupun logistik dan peralatan pada masa tanggap darurat banjir. Sebaliknya, warga datang untuk menggunakan hak pilih dalam pesta demokrasi yang sempat tertunda karena air bah mengepung. Banjir memang memenuhi hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Demak dan sekitarnya.
SD Negeri Wonorejo adalah lokasi pemungutan suara Pemilu susulan. Di lokasi ini terdapat enam Tempat Pemungutan Suara (TPS), yakni TPS 13, 14, 15, 16, 17, dan 18 Desa Wonorejo. Pemungutan suara mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 13.00 WIB.
Senyum lega tergurat dari wajah salah satu warga usai mencelupkan kelingking jarinya pada tinta yang disediakan petugas. Ini adalah tanda bahwa ia telah menggunakan hak pilihnya.
Sriatun, warga RT 4, RW 3, Desa Wonorejo, Karanganyar, Demak ini mengakui, saat ini ia masih mendampingi warga yang mengungsi mandiri di Masjid Al Busyro, Kedung Banteng Wonorejo.
“Saya sudah nyoblos, kalau dibilang antusias, iya karena semangat mau memilih pemimpin dan ini tanggung jawab saya sebagai warga,” kata Sriatun yang juga merupakan Koordinator Pengungsian di tempatnya.
Sriatun merupakan satu dari 1.560 lebih daftar pemilih tetap (DPT) yang tercatat di enam TPS tersebut. Merujuk data dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Demak, total DPT yang tercatat di Kecamatan Karanganyar berjumlah 58.360 dari 17 kelurahan/desa.
Ernita Oktaviani selaku Ketua KPPS TPS 14 mengakui bahwa pelaksanaan pemungutan suara susulan di TPS-nya terbilang lancar dan tertib. Hal ini tidak lain merupakan buah dari kolaborasi multipihak yang terjalin pascabencana banjir yang menerjang.
“Memang kendalanya pascabanjir dan masih hujan sampai pagi tapi Alhamdulillah, warga terlihat antusias. Kemarin persiapan dari siang sampai malam, selain logistik juga kita gotong royong untuk bersihkan tempat TPS ini,” katanya.
Ernita mengakui, rasa tanggung jawab sebagai Ketua KPPS membuatnya tetap bersemangat mengawal jalannya Pemilu susulan di tengah kondisi darurat pascabencana. Antusiasme warga dalam penyelenggaraan pemungutan suara susulan tergambar di lingkungan SD Negeri Wonorejo. Seluruh rengkaian proses pemungutan suara pun berlangsung tertib meski di tengah kondisi bencana.
Kesuksesan pesta demokrasi itu tentunya tak luput dari ikhtiar para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) serta dukungan dari tim BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak beserta lintas instansi lainnya guna menciptakan Pemilu yang baik.
Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB Bambang Surya Putra mengatakan bahwa dukungan demi kesuksesan pemungutan suara susulan kali ini merupakan bagian dari pendampingan posko terpadu penanganan darurat banjir di Kabupaten Demak oleh BNPB beserta stakeholder lainnya.
Pemerintah terus mengupayakan percepatan penanganan darurat melalui berbagai cara misalnya; dengan pelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mereduksi dan derestribusi curah hujan sebagai mitigasi di wilayah hulu. Lalu ada pengerahan Pompa Air Bergerak (mobile pump) guna mengurangi genangan air di lokasi TPS. Serta pembersihan lingkungan di sejumlah fasilitas umum dan fasilitas sosial bersama BPBD, relawan, dan warga.
“Dukungan kita melekat pada pendampingan posko. Adapun dukungan untuk Pemilu susulan ini merupakan bagian dari rencana operasi percepatan penanganan darurat di mana ada sekitar 114 TPS yang mengalami dampak cukup parah sehingga perlu adanya Pemilu susulan, maka dari itu kita fokus pada rehabilitasi lingkungannya agar pelaksanaan dapat berjalan lancar,” ujar Bambang, Sabtu (24/2).
Fokus Pemulihan Lingkungan
Berdasarkan hasil kaji cepat BPBD Kabupaten Demak, banjir sudah mulai surut di hampir 98 persen wilayah. Para warga yang mengungsi pun telah berangsur kembali ke rumah, per 24 Februari 2024 lalu.
Dengan mempertimbangkan kondisi di lapangan dan merujuk hasil evaluasi multi sektor, maka BNPB mulai fokus pada pendampingan rehabilitasi lingkungan. Hal ini dilakukan agar warga terdampak dapat kembali menjalani kehidupan dengan normal.
Pemulihan lingkungan itu di antaranya seperti membantu warga membersihkan rumah, jalanan dari lumpur dan sisa sampah, serta pembersihan saluran drainase.
“Berdasarkan laporan BPBD sudah hampir 98 persen surut. Artinya sudah harus beralih pemulihan lingkungan agar ketika potensi banjir dan hujan kembali terjadi bisa meminimalisir resiko banjirnya,” terang Bambang.
Selain fasilitas umum dan sosial, perlunya dukungan pembersihan rumah secara mandiri. BNPB akan memberikan bantuan seperti alat kebersihan serta penyemprotan desinfektan di setiap rumah yang terdampak. Bambang berharap upaya tersebut dapat membantu masyarakat terdampak memulai kembali kehidupannya.
“Jadi pembersihan secara mandiri perlu kita dukung juga. Kemudian dukungan dengan pompa air dan mobil tangki yang mungkin listriknya juga belum hidup. Sehingga perlu ada dukungan air bersih, ini harus dilakukan sebagai bagian dari percepatan penanganan darurat,” pungkasnya.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post