Jakarta, Prohealth.id – Bertepatan dengan momentum Hari Keluarga Internasional, masyarakat dari berbagai latar belakang dan organisasi di Jakarta mendeklarasikan koalisi Ayam Sejahtera Indonesia, menyerukan kepada seluruh pihak untuk menjunjung tinggi prinsip dan standar kesejahteraan hewan yang menjadi bagian tak terpisahkan dengan kesejahteraan masyarakat dan keluarga di Indonesia.
Joehana Sahea, Koordinator Nasional Ayam Sejahtera Indonesia menyatakan kesejahteraan hewan sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
“Terutama dalam hal ketahanan dan keamanan pangan, yang sudah menjadi hak asasi kita semua,” ujarnya dari siaran pers yang diterima Prohealth.id, Rabu (17/5/2023).
Hal inilah yang salah satu alasan utama deklarasi koalisi Ayam Sejahtera Indonesia. Koalisi ini diyakini bisa menjadi wadah bagi seluruh masyarakat Indonesia yang ingin bergabung dalam mendukung seluruh rantai bisnis industri peternakan untuk mewujudkan penerapan prinsip dan standar terbaik kesejahteraan hewan, perbaikan kualitas kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup, serta mendukung pemerintah dalam evaluasi, advokasi perbaikan, dan penerapan kebijakan kesejahteraan hewan.
Saat ini, utamanya di sektor ayam ternak, memang masih sangat dibutuhkan peran seluruh pemangku kepentingan termasuk industri untuk menerapkan standar kesejahteraan ayam yang lebih baik, seperti prinsip-prinsip Better Chicken Commitment (BCC) untuk industri peternakan ayam potong.
Padahal, praktik kesejahteraan ayam ternak yang buruk seperti mengakibatkan penderitaan bagi ayam dan membahayakan kesehatan manusia.
Menurut drh. Merry Ferdinandez, M.Si, Director of Domestic, Jakarta Animal Aid Network (JAAN) dan penggiat kesejahteraan hewan sebagai masyarakat, setiap orang memiliki tanggung jawab moral dan etika untuk memastikan kesejahteraan hewan dapat dipenuhi dengan baik dalam hidupnya. Adalah konsep satu kesehatan atau One Health, dimana kesehatan hewan, kesehatan lingkungan dan kesehatan manusia, saling terkait dan memiliki dampak signifikan atas kaitan satu sama lainnya.
“Kesejahteraan hewan yang diternakkan merupakan perhatian besar yang perlu menjadi prioritas, baik dalam lingkup perbaikan kebijakan serta implementasinya, dan semua elemen masyarakat memiliki kekuatan untuk memperbaiki keadaan ini,” terang drh. Merry.
Ia menambahkan, Praktik kesejahteraan ayam ternak yang buruk sangat menyiksa bagi ayam-ayam. Mulai dari siksaan kebosanan, kurangnya waktu beristirahat, depresi, rasa sakit, kaki lemah, dermatitis, hingga kematian yang tiba-tiba. Resiko lain yang terkait jika praktek buruk kesejahteraan ayam yang diternakkan, terus dilanjutkan, serta kaitannya dengan konsumsi pada manusia antara lain, resiko penyakit zoonosis, wabah penyakit, dan resiko kekebalan/resistensi antimikroba.
Praktik kesejahteraan ayam ternak buruk yang lain adalah penggunaan antibiotik berlebih dan tidak tepat guna, yang pada akhirnya akan memberikan dampak langsung terhadap para konsumen yang memakan ayam mengandung bakteri resisten antibiotik.
Penelitian dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS) dan World Animal Protection menunjukkan kontaminasi bakteri resisten antibiotik bisa terjadi di berbagai tahap rantai makanan. Penelitian ini juga menunjukkan bakteri kebal antibiotik pada daging ayam broiler.
Aditya Rennov, Juru Kampanye Publik dan Korporasi World Animal Protection (WAP) mengatakan, Indonesia adalah negara ketiga yang memiliki populasi unggas terbesar di dunia.
Berdasarkan data World Organization for Animal Health (WOAH), sektor peternakan di dunia menggunakan 13.000 ton antibiotik. Jumlah ini lebih banyak daripada antibiotik oleh manusia. Data dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan, terdapat 1,2 juta kematian di Indonesia karena antibiotik yang tak lagi mempan pada infeksi tertentu.
“Karena itu penting adanya peningkatan pengawasan penggunaan antibiotik dalam dunia peternakan sebagai upaya pencegahan supaya masyarakat yang resisten antimikroba makin sedikit,” jelas Aditya.
Aditya melanjutkan, WAP mendukung inisiatif Ayam Sejahtera Indonesia. Untuk itu dalam rangka merayakan Hari Keluarga Internasional, WAP bangga melihat semakin banyaknya masyarakat yang peduli dan mau bergabung dengan gerakan ini.
“Kami menyerukan industri restoran cepat saja dan industri makanan untuk menerapkan standar yang lebih baik terhadap hewan terutama ayam dalam seluruh rantai suplai mereka.”
Aditya juga menegaskan standar kesejahteraan hewan yang rendah berdampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat Indonesia dan membawa penderitaan bagi hewan.
“Pemerintah dan industri makanan harus mendengar dukungan masyarakat Indonesia untuk terwujudnya prinsip kesejahteraan hewan yang lebih tinggi,” pungkasnya.
Discussion about this post