Jakarta, Prohealth.id – Universitas Indonesia kembali melahirkan guru besar dalam bidang kesehatan.
Dalam sidang terbuka, Rektor UI Ari Kuncoro mengukuhkan Dewi Irawati Soeria Santoso sebagai guru besar Fakultas Kedokteran. Pengukuhan dilakukan secara virtual pada Sabtu (3/7/2021) dan disiarkan live di Youtube Universitas Indonesia dan UITeve.
Pada saat menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul “Peran Pendidikan dan Pembelajaran Fisiologi Dalam Menghasilkan Dokter Yang Mumpuni Di Era Pandemi Covid-19”, Dewi menjelaskan bahwa Fisiologi, yang dalam Bahasa Indonesia disebut ilmu Faal, mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup, yang dapat ditelaah mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem tubuh, sampai pada tingkat organisme utuh. Prosesnya mencakup mekanisme yang mendasari kerja sistem tubuh, fungsi dan interaksi berbagai sistem organ, serta aktivitas sistem organ dalam interaksinya dengan lingkungan sekitar.
“Fisiologi adalah salah satu mata pelajaran ilmu dasar yang sangat penting dalam kurikulum kedokteran, yang mendukung kemajuan dalam pemahaman dokter tentang penyakit dan kemampuan untuk mengobatinya secara lebih efektif,” ujarnya.
Dia mengaitkan fisiologi dengan kedudukan UI sebagai institusi pendidikan yang akan menghasilkan dokter-dokter yang mumpuni dalam bidangnya. Menurutnya, kemampuan menyusun pola-pikir fisiologis integratif yang runut dan saksama membantu dokter dalam memahami proses perjalanan penyakit, memberikan pengobatan yang tepat serta mengedukasi pasien, keluarga maupun masyarakat luas.
Dia menegaskan, staf pengajar fakultas kedokteran bertanggung jawab atas pengembangan kepribadian dan keberhasilan mahasiswa menjadi dokter yang mumpuni. Para mahasiswa dan mahasiswi dituntut berdedikasi tinggi serta sikap positif sebagai role model (panutan) dalam membentuk karakteristik mahasiswa.
“Lulusan FK UI seyogyanya adalah dokter yang mampu berpikir positif, kreatif dan mampu memanusiakan pasiennya,” ujarnya.
Selanjutnya, Prof. Dewi menyampaikan bahwa era pandemi Covid-19 membawa transformasi berskala besar dan berkepanjangan pada kelangsungan pembelajaran mahasiswa kedokteran.
“Kita perlu mengevaluasi keberhasilan ataupun kegagalan pembelajaran jarak jauh terhadap lulusan dokter di era new normal, meliputi keilmuannya maupun sikap dan perilaku,” katanya.
Berbagai upaya perbaikan harus terus dilakukan demi menjamin keberhasilan pendidikan dokter.
Sebut saja misalnya membuat daftar perubahan dalam praktik yang dilakukan selama pandemi; mengevaluasi keberhasilan dan kegagalan relatif dalam pengalaman belajar jarak jauh di bidang kedokteran, khususnya di bidang fisiologi, dalam membentuk dokter masa depan; dan mengkaji kembali keselarasan bidang fisiologi dengan keterampilan dan kemampuan yang mahasiswa butuhkan dalam membangun karier mereka.
”Jelas, kita perlu memfasilitasi pengembangan kerja tim dan keterampilan komunikasi, yang akan mempersiapkan mahasiswa untuk perawatan pasien yang efektif dan praktik multidisiplin serta interprofesional,” ujar Prof. Dewi.
Dewi meraih gelar sarjana hingga doktor di FK UI. Dia lulus dari Program Studi Ilmu Kedokteran pada tahun 1979, kemudian tahun 1985 berhasil meraih gelar Master Magister Ilmu Kedokteran Dasar, dan pada tahun 2015 menyelesaikan studi doktor Ilmu Biomedik.
Dia juha cukup aktif dalam membuat karya tulis. Selama 30 tahun menjadi pengajar di FK UI, Dewi menghasilkan 52 publikasi ilmiah yang terbit dalam jurnal bereputasi, baik skala nasional maupun internasional. Dalam riwayat penghargaannya, ia merupakan salah seorang staf pengajar atau fasilitator, serta narasumber favorit di FK UI.
Penulis: Irsyan Hasyim
Editor: Gloria Fransisca Katharina
Discussion about this post