Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, salah satu rumah sakit terbesar di Gaza, Palestina, saat ini menghadapi kondisi darurat. Berdasarkan siaran pers dari WHO, Selasa (9/4/2024), kondisi RS Al-Shifa sangat memprihatinkan karena mengalami kerusakan yang besar. Setidaknya ada 115 kasutr pasien yang terbakar, 14 inkubator di NICU yang rusak, dan aset-aset kesehatan lainnya.
Padahal keperluan fasilitas dan alat kesehatan untuk membantu menyelamatkan kesehatan masyarakat terdampak perang sangat urgen. Sebut saja misalnya adalah; perlengkapan untuk kedaruratan, operasi atau alat bedah, dan fasilitas kesehatan untuk ibu dan anak.
Dampak berkepanjangan perang Gaza memanggil bantuan dari negara lain. Pemerintah Indonesia mengirim bantuan kemanusiaan untuk warga sipil yang terdampak konflik Gaza di Mesir, dan Sudan. Presiden Joko Widodo melepas bantuan senilai Rp30 miliar melalui Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (3/4/2024) lalu.
Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia berkomitmen menjaga perdamaian dunia. Caranya dengan terlibat aktif dalam visi-misi kemanusiaan baik karena perang maupun bencana. Untuk itu, Presiden mengungkapkan keprihatinannya atas peristiwa kemanusiaan yang terjadi di Gaza dan konflik internal di Sudan yang menimbulkan banyak korban. Dengan mengirim bantuan obat-obatan dan alat kesehatan, Indonesia menunjukkan konsistensinya dalam menjaga solidaritas dan mendukung Palestina.
“Karena itu untuk kesekian kalinya, kita kembali melakukan misi kemanusiaan dengan mengirim bantuan ke Mesir dan Sudan untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan,” imbuh Presiden melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id.
Presiden mengungkapkan bantuan senilai Rp30 miliar tersebut berupa obat-obatan, peralatan kesehatan, serta bantuan lain sesuai kebutuhan dan permintaan resmi Pemerintah Mesir dan Sudan.
Ia juga menyampaikan bantuan kemanusiaan ini akan langsung menuju Mesir dan Sudan. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto bertugas memimpin langsung unsur-unsur kementerian/lembaga terkait.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Sumarjaya mengatakan, bantuan kemanusiaan ini berasal dari Dana Siap Pakai (DSP) BNPB. Sementara untuk pengadaannya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Pusat Krisis Kesehatan.
Sumarjaya menjelaskan, total bantuan mencapai 28 ton, dengan rincian 12 ton bantuan untuk Sudan dan 16 ton untuk Mesir. Bantuan tersebut akan dikirim menggunakan 2 pesawat Garuda Indonesia.
Adapun, komponen bantuan menyesuaikan dengan kebutuhan Pemerintah Mesir dan Sudan. Sementara untuk item dan volumenya juga menyesuaikan stok yang ada di Indonesia.
Sumarjaya membeberkan, bantuan untuk Sudan terdiri atas obat kedaruratan, barang medis habis pakai, alat kesehatan (alkes) cuci darah, obat untuk kanker dan obat untuk penyakit kronis seperti kolera dan hipertensi.
Sementara untuk Mesir, ada 2 jenis bantuan kemanusiaan. Pertama, berupa medical general and medicine seperti sharing pump dan obat untuk anestesi. Kedua, bantuan untuk ambulance supply seperti nasal kanul, oksigen masker, set infus dan alat tes gula darah.
“Totalnya, jadi 26 item untuk di Mesir. Kalau Sudan, ada 238 item dari 400 item yang kita terima dan verifikasi. Alhamdulillah semua itu bisa dikirimkan hari ini,” kata Sumarjaya.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post