Jakarta, Prohealth.id – Keterbatasan akses terhadap informasi yang jelas dan akurat mengenai isu Hak Kesehatan Seksual Reproduksi (HKSR) dan pencegahan Kekerasan Seksual Berbasis Gender dan Seksual (KBGS) telah menyebabkan situasi yang mengkhawatirkan bagi masyarakat Indonesia, khususnya kaum remaja.
Menurut Muhammad Rey Dwi Pangestu selaku Project Manager Power to Youth dari Ruang Temu Generasi Sehat Indonesia atau dikenal dengan Rutgers Indonesia menyatakan, selama ini masih ada salah pengertian, misinterpretasi, dan miskomunikasi tentang isu-isu HKSR dan KBGS. Kondisi ini dikhawatirkan dapat meningkatkan jumlah kasus perkawinan anak, kehamilan remaja, kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak-anak serta kekerasan berbasis gender dan seksual di Indonesia.
Rutgers Indonesia yang merupakan sebuah lembaga non-profit yang telah bekerja di Indonesia sejak tahun 1997 dalam upaya untuk meningkatkan Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) serta mencegah Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS). Muhammad Rey menegaskan, Rutgers Indonesia memiliki visi besar untuk mewujudkan orang muda Indonesia yang berdaya menuju generasi sehat, diakui, dan mendapat penghormatan atas hak asasi manusia, keadilan, kesetaraan, dan inklusivitas.
“Visi tersebut dicerminkan pada program-program Rutgers Indonesia, salah satunya adalah program Power to You(th). Program Power to You(th) bertujuan untuk mendorong remaja perempuan dan perempuan muda (RPPM) agar berdaya dalam bernegosiasi, menyuarakan hak-haknya di ruang publik, dan dapat mandiri dalam mengambil keputusan untuk dirinya sendiri serta dapat melindungi dirinya dari praktik-praktik berbahaya terkait kesehatan seksual dan reproduksi, seperti perkawinan anak, kehamilan remaja, dan berbagai praktik kekerasan berbasis gender dan seksual,” jelas Muhammad Rey melalui siaran pers yang diterima Prohealth.id, Jumat (8/12/2023).
Di NTB sendiri, program Power to You(th) diimplementasikan di dua kabupaten, yakni Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah, dengan menggandeng empat desa dari dua kecamatan di masing-masing kabupaten. Desa-desa tersebut adalah: Desa Gereneng Timur, Desa Menceh, Desa Pare Mas, Desa Jerowaru. Kepala DP3AP2KB Provinsi NTB, Nunung Triningsih menyampaikan dukungannya untuk terus mengawal praktik baik yang dilakukan oleh Rutgers dan mendorong adanya replikasi oleh pemerintah daerah untuk memastikan keberlanjutan. Tahun 2023 merupakan tahun ketiga implementasi Power to You(th) di Nusa Tenggara Barat. Berbagai target berhasil dicapai dalam tiga tahun berjalan.
Tidak hanya target yang berhasil dicapai, tetapi juga beberapa praktik baik dapat dibagikan kepada pemerintah daerah sebagai sebuah pencapaian yang membanggakan.
Pertama, mendampingi Lombok Timur dan Lombok Tengah sehingga meraih predikat pratama dalam Kabupaten Layak Anak, di mana Kabupaten Lombok Timur selama dua tahun berturut-turut berhasil meraih predikat pratama.
Kedua, terbitnya peraturan desa untuk pencegahan perkawinan anak di lima dari delapan desa intervensi program Power to You(th), yaitu Desa Jerowaru, Desa Paremas, Desa Menceh, Desa Labulia, dan Desa Jelantik.
Ketiga, pelibatan aktif remaja dan orang muda dalam pengambilan keputusan di tingkat desa sampai kabupaten, mulai dari kepesertaan sebagai perwakilan orang muda dalam musrembangdes, musrembang kabupaten hingga menjadi anggota dalam Tim Penyusunan RKPDES.
Keempat, sebanyak 1462 remaja dan orang muda mendapatkan peningkatan pengetahuan/ kapasitas terkait isu kesehatan reproduksi, pencegahan perkawinan anak dan kehamilan remaja, serta kekerasan berbasis gender dan seksual.
Kelima, sebanyak 157 remaja dan orang muda yang berpartisipasi dalam badan pembuat kebijakan dan pengambilan keputusan terkait dengan isu pencegahan perkawinan anak, kehamilan remaja, dan KBGS.
Keenam, sebanyak 38 kali pemerintah melibatkan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam proses pengambilan keputusan terkait advokasi yang berhubungan dengan isu kesehatan reproduksi remaja, pencegahan perkawinan anak, kehamilan remaja, dan KBGS.
Ketujuh, sebanyak 55 Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang terlibat dalam program Power to Youth dan aktif menyuarakan isu pencegahan perkawinan anak, kehamilan remaja serta KBGS.
Kedelapan, sebanyak 886 aktor sosial yakni bidan, guru, orang tua, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, yang telah ditingkatkan kapasitasnya terkait dengan isu kesehatan reproduksi remaja, pencegahan perkawinan anak, kehamilan remaja, dan KBGS.
Kesembilan, sebanyak 3023 individu yang dijangkau dan ditingkatkan kesadarannya, baik secara daring maupun luring terkait isu pencegahan perkawinan anak, kehamilan remaja serta KBGS.
Kesepuluh, sebanyak 38 inisiatif advokasi yang telah dilakukan. Jenis inisiatif advokasi, antara lain pembahasan MoU dan Perjanjian Kerja sama Rutgers Indonesia dengan Pemerintah Daerah, Naskah Akademik, Peraturan Desa dan Peraturan Daerah.
Kesebelas, ada 10 kebijakan yang telah dihasilkan terkait dengan isu pencegahan perkawinan anak, kehamilan remaja, dan KBGS. Jenis kebijakan yang dihasilkan mulai dari Memorandum of Understanding (MoU), Perjanjian Kerja Sama (PKS), Surat Keputusan dan Peraturan Desa.
Muhammad Rey menyampaikan harapannya, dalam dua tahun terakhir implementasi program Power to You(th) hingga tahun 2025, seluruh aktor yang terlibat dalam program Power to You(th) dapat menjadi agen perubahan dalam mendobrak stigma tabu dalam pengajaran Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (PKRS) serta terus mendukung upaya terciptanya Indonesia yang bebas dari kekerasan, khususnya Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS).
“Untuk itu, kami mengundang rekan-rekan media untuk berpartisipasi dalam acara ini dan bergandengan tangan untuk memperkuat jalinan kolaborasi kita untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dan menjadikan isu-isu HKSR dan KBGS masuk ke dalam tataran diskursus nasional,” terangnya.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post