Jakarta, Prohealth.id – SNV Indonesia, mitra pembangunan dari Belanda, telah menjalin kerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk mendukung Kota Bandar Lampung, Kota Metro Lampung, dan Kota Tasikmalaya dalam mewujudkan sanitasi perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan.
Keberhasilan program WASH SDG selama lima tahun (2018-2023) ini diungkapkan dalam Lokakarya Diseminasi Pembelajaran dan Penutupan Program, Rabu (20/3/2024) lalu di Hotel Ambhara, Jakarta.
Kepala Pusat Fasilitasi Kerjasama, Kementerian Dalam Negeri Ahmad Fajri menegaskan pentingnya fungsi pemerintah dalam mewujudkan pelayanan yang adil dan kesempatan yang sama bagi masyarakat, termasuk dalam akses sanitasi.
“Kerjasama ini telah membantu pemerintah nasional dan daerah dalam berkolaborasi, terutama di sektor WASH, untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan mandiri,” katanya dalam keterangan tertulis diterima Prohealth.id, Senin (25/3/2024)
Country Director SNV Indonesia Rizky Pandu Permana menjelaskan beragam upaya yang dilakukan selama 5 tahun program bersama Pemerintah Kota Tasikmalaya, Bandar Lampung, dan Metro untuk mencapai sanitasi aman bagi semua.
“Dukungan teknis, advokasi, pendampingan wirausaha sanitasi, dan perbaikan infrastruktur IPLT menjadi bagian dari strategi yang dijalankan,” ungkapnya.
Pendampingan teknis, advokasi, dan akses terhadap informasi selama 5 tahun program di tiga kota telah menghasilkan perubahan signifikan pada kondisi sanitasi di daerah tersebut.
“Survei menunjukkan peningkatan akses sanitasi aman di semua lokasi kerja SNV, menjadi bukti nyata akan efektivitas program WASH SDG,” ujar Rizky.
Di Kota Tasikmalaya, Kata Rizky, SNV telah berkolaborasi dengan berbagai dinas dan stakeholders untuk mencapai target ODF 100 persen pada tahun 2024.
“Pendekatan kolaboratif pentahelix telah terbukti sukses dalam meningkatkan capaian ODF di kota ini,” katanya.
Di Bandar Lampung, kolaborasi antar dinas kota diperkuat untuk mengembangkan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) perkotaan, sementara di Kota Metro, inovasi lokal seperti program Arisan Sedot Tinja (Arseti) menjadi solusi alternatif untuk pembiayaan layanan sanitasi.
“Semua upaya dilakukan dengan melibatkan kolaborasi pentahelix, yang melibatkan pemerintah, swasta, NGO lokal, dan promotor sanitasi, sebagai fondasi untuk kesinambungan dan keberlanjutan program,” imbuh Rizky.
Direktorat SUPD II Kementerian Dalam Negeri Nitta Rosalin menekankan pentingnya praktik baik yang diimplementasikan di tiga kota bersama SNV dan Kementerian Dalam Negeri dapat menjadi contoh bagi kota-kota besar lainnya.
“Kami berharap komitmen yang lebih kuat dari kepala daerah untuk percepatan pembangunan sanitasi dalam lima tahun mendatang,” jelasnya.
Perlu dikethaui, SNV adalah mitra pembangunan global yang fokus pada perubahan sistem pertanian dan pangan, energi, dan air di Afrika dan Asia, dengan misi untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan dan lebih adil bagi semua.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post