Bisnis.com, JAKARTA – Sudut baju putih Okta menguning. Serpihan tembakau melekat dan menghitam hingga membentuk garis gelap yang sukar hilang bila dicuci.
Okta, 15 tahun, mengenal rokok sejak berseragam putih biru. Dia belajar mengisap rokok dari kawan-kawan sekolahnya. Meskipun ayahnya perokok, Okta ketakutan bila sang Ayah tahu kebiasaan buruknya.
Mudah bagi Okta untuk membeli rokok. Berbekal uang koin Rp1.000 dan selembar Rp2.000, bisa mendapatkan 2 batang rokok di warung-warung dekat rumah. Ketika pergi ke warung, dia rutin berdalih bila ditanya penjaga warung. Alasannya, rokok untuk paman.
Selengkapnya, baca: Remaja, Rokok dan Putus Sekolah..
Sumber: Bisnis Indonesia
Penulis: Novita Sari Simamora
Discussion about this post