Jakarta, Prohealth.id – Ditonton dua juta seratus lebih pada penayangan hari ke-18, film Sore: Istri dari Masa Depan besutan Yandy Laurens masih ramai jadi bahasan masyarakat. Selain dari sinematografi yang menarik, bentuk kemasan film Sore nampak membawa wajah baru bagi perfilman indonesia.
“Kalau aku harus ngulang seribu kali pun, kayaknya aku bakal tetap milih kamu,” ujar Sore. Kutipan yang kini mulai meroket di media sosial.
Tokoh Sore melontarkan pernyataan itu dalam film Sore:Istri dari Masa Depan ketika ia berhadapan dengan Jonathan. Pemeran tokoh Sore adalah aktris Sheila Dara Aisha, sedangkan Jonathan diperankan oleh Dion Wiyoko.
Awalnya film Sore : Istri dari Masa Depan hanya Youtube series pada 2017 dari Tropicana Slim. Dikutip dari Youtube Tropicana Slim, serial ini #SORETheSeries telah mencapai 1,518,350 views sejak luncur pada Januari 2017 lalu. Tak heran jika penonton yang cukup antusias Yandy me-repack menjadi sebuah tontonan utuh di layar lebar.
Alur cerita dibuka dengan tiba-tiba Sore ada di tempat tidur Jonathan, layaknya orang asing Jo-panggilan Jonathan- terbangun melirik dengan heran dan waspada karena kehadiran perempuan tak dikenal di sebelahnya. Jo yang berprofesi sebagai fotografer tak yakin karena Sore menyebut dirinya sebagai ‘istri dari masa depan’. Dengan cuek, Jonathan pergi. Sebagai istri masa depan Jo, Sore tetap mengikuti jejak Jo dengan senyum dan bahagia.
Dari berbagai peristiwa dan pengetahuan mendalam Sore tentang diri Jo, Jo perlahan mulai percaya pada Sore. Ia mulai yakin bahwa Sore adalah istrinya dari masa depan.
Kehadiran Sore bukan tanpa alasan dia tidak membawa misi yang kosong. Sore ingin Jo menjadi suami berumur panjang, karena di masa depan Jo wafat pada usia dini dan meninggalkan Sore dan anaknya. Ternyata Jo wafat karena serangan jantung akibat pola hidup tidak sehat. Kenekatan Sore melintasi waktu hanya ingin mempertegas kebiasaan buruk Jonathan membahayakan dirinya sendiri dan keluarga di masa depan.
Awalnya Jonathan menerima misi Sore. Jo mulai berhenti merokok, dan minum alkohol, jam tidur yang teratur, lari pagi, hal-hal buruk dikikis pelan-pelan. Layaknya mentor, Sore terus membersamai Jo yang ingin berubah untuk masa depan.
Waktu cepat berlalu, kebiasaan dan hidup yang sehat mulai dirasakan Jonathan dan Sore. Sore optimis Jo akan berubah dan tidak akan mati dalam waktu dekat setelah berkeluarga.
Jika Jonathan mengulangi kebiasaan merokoknya, mereka harus mengulang dari awal, Jo juga akan kehilangan memori ingatan yang pernah dilalui.
Sekilas kita dibawa dalam momen Sore yang berusaha kerja keras mengawasi Jonathan. Namun berkali-kali juga Jonathan melanggar konsistensi dirinya, seperti mengulang kembali kebiasaan merokok. Akibatnya darah keluar deras dari hidung Sore saat memergoki inkonsisten Jonathan.
Bagi penonton Film yang tidak sabaran, tentu akan dibuat marah, kesal sekesalnya pada Jonathan. Bayangkan saja, Sore, seorang istri dari masa depan melintasi waktu, harus mimisan berkali-kali hanya karena ingin laki-lakinya sehat. Dan selalu setiap detik itu juga Jo mengingkari. “Aku cuma satu batang ajah, emang apa sih masalahnya?” begitu argumen Jo saat kepergok merokok oleh Sore.
Memang ada alasan mengapa laki-laki terus merokok yang notabene kebiasaan merugikan. Dalam penelitian Alwin Widhiyanto dari STIKES Hafshawaty berjudul “Faktor-Faktor yang Menghambat Pria Dewasa Berhenti Merokok,” Alwin menjelaskan pria dewasa memulai rokok dari semenjak sekolah. Di samping kebiasaan yang sudah cukup lama ada faktor susah berhenti merokok, seperti; faktor lingkungan, faktor niat, dan terakhir faktor kecanduan.
Tentu saja dalam hal ini Jo sebagai pria dewasa yang dikategorikan level kecanduan, yang terus mengulangi kebiasaan buruknya. Meski begitu, Sore sudah mematahkan, mengawasi, memeriksa tas Jo agar rokok lenyap dalam ingatan Jonathan. Sayang, usaha itu harus digenjot lebih keras lagi.
Kebiasaan Jo yang merokok sebenarnya relate dengan masyarakat Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan menyebut, jumlah perokok aktif di Indonesia menyentuh angka 70 juta orang, dengan mayoritas dari kalangan anak muda. Industri rokok yang notabene sebagai industri yang bersifat candu terus eksis di masyarakat kita, selain rokok mudah dibeli, tapi juga mudah ditemukan di mana pun. Dalam film ini, Jonathan pun mengakui sudah menjadi perokok sejak masih SD.
Sore bagian dari pada korban egoisnya Jonathan yang terus mengulang kebiasaan buruk merokok. Berkali-kali juga Sore menangis karena perbuatannya. Film Sore: Istri dari Masa Depan adalah gambaran keras bagaimana rokok akan terus jadi lonceng bahaya bagi masyarakat Indonesia.
Sejauh ini rokok diperparah dengan maraknya rokok ilegal, harga yag jauh murah. Kondisi ini membuat individu yang ingin hidup sehat menghadapi tantangan lebih berat lagi. Lebih mengkhawatirkan lagi anak-anak yang beranjak remaja juga mudah membeli rokok. Tak jarang dari mereka akhirnya menjadi kecanduan.
Kebiasaan merokok Jo adalah ganjalan bagi Sore yang berharap membentuk keluarga sehat. Memang secara perlahan Jo di tengah scene mulai berubah seperti berhenti merokok. Perubahaan sikap egois ini karena kesadaran Jonathan ingin membuat keluarganya terbebas dari asap racun. Di samping Jonathan ingin hidup lebih lama lagi bersama Sore.
Mungkin kalau Jonathan tidak berubah kalimat khas Sore jadi luapan amarah. “Kalau aku harus ngulang seribu kali pun, aku gak akan mau sama kamu yang perokok aktif!”
Menurut data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPAI) ada 89 juta anak terpapar asap rokok dan terancam rusak kesehatanya. Di samping itu 65,6 juta perempuan menjadi perokok pasif. Angka-angka ini jadi urusan yang perlu penanganan pemerintah pusat, dan pemerintah daerah untuk dituntaskan secara efektif, dan mendorong kebijakan ramah perempuan dan anak dari asap rokok. Sehingga ke depannya, kita tak perlu melihat Sore-sore lain di dunia nyata. Perempuan yang dengan agensinya sebagai istri berjuang melawan waktu demi menyelamatkan suaminya yang ditelan rokok.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post