Merokok menjadi kebiasaan yang susah dilepaskan. Tetapi perlu diingat bahwa kebiasaan ini bisa berdampak. Setiap batang yang dihisap juga menghancurkan struktur otak secara perlahan.
Rokok bisa mencuri ingatan. Bahkan menghancurkan kemampuan berpikir dan memori jangka panjang.
Merokok Bisa Menjadi Pemicu Utama Demensia
“Data Alzheimer’s Disease International (ADI) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan perokok memiliki risiko hingga 45 persen lebih tinggi untuk mengembangkan demensia dibandingkan dengan non perokok,” tulis dokter Muhana Fawwazy Ilyas seperti dikutip dari situs Alzheimer Indonesia.
Dia melanjutkan,”Hampir 14 persen kasus Alzheimer di seluruh dunia dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Tidak hanya perokok aktif yang terancam.”
Paparan asap rokok atau perokok pasif juga berisiko terutama bagi kelompok usia lanjut yang lebih rentan.
Bagaimana Merokok Meningkatkan Risiko?
Merokok dapat mempercepat proses neurodegeneratif yang berhubungan dengan demensia melalui beberapa mekanisme.
Di antaranya stres oksidatif, peradangan kronis, pembentukan plak beta amiloid, dan gangguan neurotransmitter.
Rokok mengandung lebih dari tujuh ribu zat kimia berbahaya yang dapat menyebabkan stres oksidatif di dalam tubuh. Stres oksidatif ini mengakibatkan kerusakan sel-sel saraf di otak sehingga menimbulkan demensia.
Lalu paparan zat beracun dalam rokok dapat memicu reaksi inflamasi di dalam tubuh termasuk di otak. Peradangan yang berkepanjangan diketahui sebagai faktor utama dalam proses neurodegeneratif sel syaraf sehingga memicu penurunan fungsi kognitif.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan akumulasi protein abnormal berbentuk plak beta amiloid di otak. Ini merupakan salah satu penyebab utama demensia Alzheimer.
Merokok dapat mengganggu keseimbangan neurotransmiter yang berperan dalam fungsi kognitif seperti asetilkolin dan dopamin. Gangguan ini bisa memperburuk gejala demensia dan mempercepat penurunan kognitif.
Upaya Berhenti Merokok
Kebiasaan buruk merokok ini dapat meningkatkan risiko demensia. Dengan menghentikan perilaku tak sehat ini maka dapat membawa manfaat signifikan bahkan pada usia lanjut.
Anggota Divisi Edukasi Alzheimer Indonesia ini mengungkapkan sejumlah manfaat berhenti merokok terhadap kesehatan otak. Seperti mengurangi stres oksidatif dan peradangan sehingga memperlambat kerusakan sel saraf di otak, meningkatkan sirkulasi darah ke otak yang dapat membantu mempertahankan fungsi kognitif, dan mengurangi pembentukan plak beta amiloid yang berkontribusi terhadap perkembangan demensia Alzheimer.
Langkah lepas dari rokok memang tidak mudah. Tetapi ada bermacam rupa metode yang dapat membantu untuk mengurangi dan menghentikan kebiasaan ini. Hal ini dapat dilakukan dengan berkonsultasi ke dokter, bergabung dengan grup dukungan sosial untuk meningkatkan motivasi dan keberhasilan dalam berhenti, menerapkan gaya hidup sehat, serta menghindari pemicu merokok dan mencari alternatif yang lebih sehat.
Merokok berpotensi besar terhadap risiko demensia. Namun mengakhiri kebiasaan tersebut dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan otak dan secara signifikan mengurangi risiko demensia.
“Upaya berhenti merokok tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan tetapi juga merupakan langkah penting dalam menjaga fungsi kognitif di masa tua,” pungkas dokter Muhana.
Editor: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Discussion about this post